Pengelolaan & Pengendalian Obat ( + Materi UKAI) Flashcards

Perencaan - Pengadaan - Penerimaan - Penyimpanan - Distribusi - Penarikan - Pemusnahan

1
Q

Perbedaan Metode Konsumsi dan Metode Epidemiologi

A
  • metode konsumsi berdasarkan data pemakaian obat
  • metode epidemiologi berdasarkan pola penyakit, jumlah kejadian, frekuensi penyakit
How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
2
Q

Rumus Metode Konsumsi

A

Rumus 1
A = (B+C+D)-E
A = Rencana pemesanan
B = Stok kerja (CA * 12 bulan)
C = Buffer stock (stok pengaman)
D = Lead Time Stock (LT * Pemakaian rata2)
E = Sisa stock

Rumus 2
CT = (CA * T) + SS - Sisa Stok

ket:
CT = Kebutuhan per periode waktu
CA = Kebutuhan rata2 waktu ( bulan)
SS = Safety stock

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
3
Q

Rumus Metode Epidemiologi

A

Jumlah Kebutuhan Obat = (Jumlah kasus * jumlah obat sesuai standar pengobatan) + Safety Stock - Sisa Stock

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
4
Q

Definisi Safety Stocks

A

Persediaan bersih atau persediaan minimal yang harus dipertahankan untuk menjamin kontinuitas tersedianya kebutuhan persediaan

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
5
Q

Rumus Safety Stock

A

SS = Lead time * pemakaian rata2

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
6
Q

Rumus Smin dan Smax

A

Smin = SS 2
Smax = Smin + (PP
CA)

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
7
Q

Definisi ROP (Reorder Point)

A

ROP adalah titik dimana harus dilakukan pemesanan kembali

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
8
Q

Rumus Reorder point

A

ROP = Smin

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
9
Q

Definsi Quantity Order (QO)

A

pemesanan pada jangka waktu tertentu atau periode tertentu

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
10
Q

Rumus Quantity order (QO)

A

QO = Pemakaian rata2 * (LT + periode pemesanan) + safety stock - sisa stock

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
11
Q

Rumus perhitungan jika terjadi kekosongan untuk rata2 penggunaan

A

CA = CT/ (RM - (DOS/30,5))
CA = CT / (Rm - Mos)
CP = CA + (CA * Au)

ket =
CA = Rata - rata konsumsi per bulan
CT = penggunaan obat di periode/ bulan tertentu
CP = proyeksi rerata konsumsi jika terjadi kenaikan permintaan
Au = % kenaikan permintaan
Dos = waktu kekosongan obat dalam hari
Mos = waktu kekosongan obat dalam bulan
Rm = waktu penggunaan obat dalam bulan
PP = periode pengadaan dalam bulan
30, 5 = rata - rata jumlah hari dalam bulan

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
12
Q

Singkatan Analisis PUT dalam perencanaan obat.

A
  • Prioritas (harus diadakan tanpa memperdulikan sumber anggaran)
  • Utama (dialokasikan dari sumber dana tertentu)
  • Tambahan (dialokasikan pengadaannya setelah obat prioritas dan utama terpenuhi)
How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
13
Q

Perbedaan metode analisis evaluasi dengan Pareto (Analisis ABC) dan VEN (vital, essential, Non-Essential)

A

Analisis ABC = mengelompokan item obat berdasarkan kebutuhan dananya. (prinsip = klasifikasi jenis barang yang didasarkan atas tingkat investasi tahunan yang terserap dalam penyediaan persediaan, untuk setiap jenis barang

Analisis VEN = Mengelompokan item obat berdasarkan kepentingan obat/ urgensi

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
14
Q

Prinsip Kategori A pada analisis pareto

A

Kategori A = 10 - 20% dari total item obat. Dana investasi 70%.
- Obat yang paling banyak penjualannya (fast moving)
- dapat juga berupa obat dengan harga mahal
- penyimpanan harus diperhatikan dan dikontrol oleh staf

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
15
Q

Prinsip kategori B pada analisis pareto

A

Kategori obat B = 20 - 30% dari total item obat. Dana investasi 20%.
- obat yang penjualannya agak lambat (moderate moving)
- atau harganya cukup murah
- Pengendalian dapat menggunakan kartu stok saja

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
16
Q

Prinsip kategori C pada analisis pareto

A

Kategori Obat C= 50 - 70% dari total item obat. Dana Investasi 10%
- Obat yang penjualannya paling lambat (slow moving)
- atau harganya paling murah
- tidak perlu dimonitor terlalu ketat

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
17
Q

Definisi obat Vital pada analisis VEN

A

Obat yang menyelamatkan jiwa
Contoh: obat emergensi, obat shock anafilaksis

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
18
Q

Definisi obat esensial pada analisis VEN

A

Obat bekerja pada sumber penyebab penyakit dan paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
Contoh: Antihipertensi, Antibiotik, Antidiabetic

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
19
Q

Definisi Non Essensial pada analisis VEN

A

Obat yang kerjanya ringan dan biasanya untuk mengatasi keluhan ringan (penunjang)

Contoh: suplemen dan vitamin

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
20
Q

Urutan prioritas golongan obat yang perlu dihilangkan lebih dulu pada Analisis Kombinasi menurut petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di RS thn 2019

A

NA ; NB ; NC

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
21
Q

Urutan prioritas golongan obat yang perlu dihilangkan lebih dulu pada Analisis Kombinasi pada pedoman penyusunan rancangan kebutuhan obat dan pengendalian persediaan obat di RS

A

NC, NB , NA

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
22
Q

Metode yg digunakan untuk obat yang jarang diresepkan dan memiliki harga mahal dan kadarluasa pendek

A

Just in Time

kelemahan:
jika tidak didukung dengan keteraturan
/kedisiplinan
defekta, perhitungan stok pengamanan, maka akan mengakibatkan terganggunya sistem pengelolaan obat

syarat metode ini:
βœ“ Pengurangan lead time
βœ“ Penurunan persediaan ke tingkat minimum
βœ“ Keandalan Equipment
βœ“ Arus produksi yang berimbang
βœ“ Kinerja keseluruhan sistem yang dapat diprediksi.

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
23
Q

kategori pembayaran di PBF

A
  1. COD
  2. Kredit 7 - 30 hari
  3. Konsinyasi
24
Q

Output pembelian obat di PBF

A
  1. Faktur penjualan
  2. Faktur pajak
25
Q

Alur Dokumentasi pengadaan obat

A

Buku defekta -> surat pesanan -> PBF

26
Q

Informasi dalam buku defekta

A
  1. Jumlah stok obat
  2. Nama obat lengkap
    Nama obat (merek) + Dosis + Sediaan + Volume/Bobot (jika ada)
    contoh: Sanmol 120mg/5ml Syrup 60ml
  3. Keterangan lain (media komunikasi frontliner –pembelian)
27
Q

Jumlah rangkap surat pesanan (SP)

A
  1. Untuk obat OTC dan OOT (2 rangkap)
  2. Untuk obat narkotika, psikotropika dan prekursor (3 rangkap)
28
Q

Arsip surat pesanan dapat disimpan paling lama

A

kurangnya selama 5 (lima) tahun
berdasarkan tanggal dan nomor urut Surat Pesanan bersamaan dengan Faktur pembelian dan/atau Surat Pengiriman Barang (SPB)

29
Q

Bentuk - Bentuk Pengadaan Obat

A
  1. Tender Terbuka
  2. Tender tertutup
  3. Negosiasi
  4. Pembelian Langsung
  5. E-Purchasing dan E-Catalogue
30
Q

Perbedaan tender terbuka dan tender tertutup

A

Terbuka : untuk semua rekanan yg telah terdaftar dan sesuai dengan kriteria yg ditetapkan serta disetujui oleh RS.
Tertutup : hanya untuk rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan punya riwayat yang baik (misalnya: good service, MoU nya mudah dan obat dpt direktur bila kadarluasa

31
Q

Kelengkapan dokumen penerimaan obat di RS

A
  1. COA (Certificate of Analysis) untuk bahan baku
  2. MSDS (Material Safety Data Sheet) untuk B3
  3. CO (Certificate of Original) untuk alkes
32
Q

Cara membedakan obat LASA dengan 3 kekuatan berbeda

A
  1. Stiker biru untuk obat LASA berkekuatan besar
  2. Stiker kuning untuk obat LASA berkekuatan sedang
  3. Stiker hijau untuk obat LASA berkekuatan kecil
33
Q

Metode distribusi Desentralisasi

A

Sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang mempunyai cabang di dekat unit perawatan atau pelayanan Depo farmasi atau satelit farmasi

34
Q

Metode distribusi Sentralisasi

A

Sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang dipusatkan pada satu tempat yaitu instalasi farmasi

35
Q

Sistem dispensing Individual Prescription

A

Berdasarkan resep perorangan/ pasien rawat jalan dan rawat inap melalui instalasi RS

36
Q

Sistem dispensing perlengkapan di ruangan (Floor Stock)

A

Sediaan, alkes dan BMHP disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yg dibutuhkan

37
Q

Perbedaan UDD dan ODD

A

Once Daily Dose merupakan salah satu distribusi obat di rumah sakit dimana obat diberikan untuk 1 hari pemakaian dan diserahkan kepada perawat oleh pihak farmasi.

Unit Dose Dispensing merupakan salah satu distribusi obat di rumah sakit yang diberikan dalam bentuk dosis tunggal dan diserahkan kepada pasien oleh perawat untuk sekali pemakaian selama pengobatan

38
Q

Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh

A

Apoteker
TTK

39
Q

Berita acara pemusnahan dibuat berapa rangkap

A

4 rangkap dengan tembusan:
1. Kepala Dinkes kab/kota
2. Kepala BPOM
3. Kepala Dinkes provinsi
4. Satu utk arsip di apotek

40
Q

Resep dapat disimpan selama

A

5 tahun. Setelah itu dapat dimusnahkan oleh apoteker atau petugas lain dengan berita acara seperti pemusnahan sediaan.

41
Q

Penarikan Alkes dan BMHP dilakukan untuk produk yang

A

Izin edarnya dicabut oleh menteri

42
Q

Cara mengelola limbah sediaan solid

A

Obat padat dapat dihancurkan

43
Q

Cara menghancurkan obat padat antibiotik

A
  1. Tambahkan cairan basa (NaOH sampai pH 11 - 12) atau asam (HCl sampai pH 6 - 9)
  2. Hancurkan dengan metode enkapsulasi atau insinerator
44
Q

Cara mengelola limbah sediaan liquid dan semi solid

A
  1. Periksa obat dalam botol. Jika ada endapan, tambah air dan kocok agar larut
  2. Limbah cair dibuang menuju IPAL
45
Q

Cara menghancurkan obat cair antibiotik

A
  1. Larutkan dalam air berminggu minggu
  2. Buang menuju IPAL
46
Q

Cara mengelola limbah sediaan cair atau padat dalam ampul atau vial

A
  • ampul atau vial harus dibuang di wadah limbah B3 medis
  • ampul tidak boleh dibakar atau diinsinerasi karena akan meledak
  • penanganan harus menggunakan APD berupa masker dan sarung tangan
47
Q

Cara mengelola limbah sediaan inhaler atau aerosol

A
  1. Inhaler atau aerosol dikeluarkan dan disemprotkan perlahan ke dalam air untuk mencegah tetesan obat masuk ke udara
48
Q

Cara mengelola limbah sediaan sitotoksik atau antikanker

A
  1. Pisahkan dari sediaan lain
  2. Wadah atau kontainer harus berdinding keras dilengkapi plastik berwarna putih/coklat
  3. Pemusnahan dilakukan dengan enkapsulasi, waste inertization, sterilisasi dan menggunakan insinerator suhu tinggi 1000 derajat Celcius

Cat:
- tidak boleh dibuang ke IPAL/ Dikubur langsung di tanah (kecuali sudah enkapsulasi)
- tidak boleh dihancurkan menggunakan autoklaf atau gelombang mikro

49
Q

Cara mengelola limbah berupa vaksin rusak dan kadarluasa

A

Laporkan ke Dinkes kab/kota

50
Q

Cara mengelola limbah berupa gas medis dalam wadah bertekanan

A

Kembalikan semua tabung ke produsen

51
Q

Jenis wadah dan label limbah medis radioaktif

A

Lambang = roda tiga
Jenis wadah = kantong boks timbal dengan simbol radioaktif
Warna kantong boks = merah

52
Q

Jenis wadah dan label limbah medis sangat infeksius

A

Lambang = sharinggan (I don’t know how to explain 😏)
Jenis wadah = kantong plastik kuat anti bocor atau kontainer yang dapat disterilkan dengan autoklaf
Warna kantong/kontainer = kuning

53
Q

Jenis wadah dan label limbah medis sitotoksik

A

Lambang = telofase
Jenis wadah = kontainer plastik kuat dan antibocor
Warna kontainer = ungu

54
Q

Jenis wadah dan label limbah kimia dan farmasi

A

Jenis wadah = kantong plastik atau kontainer
Warna kantong plastik atau kontainer = coklat

55
Q

Stock opname dilakukan tiap

A

Sebulan sekali di tanggal 10

56
Q

Jenis2 analisis penggunaan obat

A
  1. Gyssen (evaluasi kualitas penggunaan antibiotik)
  2. Algoritma Marajo (analisis MESO)
  3. Form rekonsiliasi (catatan penggunaan obat pasien)
  4. medication scale (kepatuhan pasien mengonsumsi obat)
  5. WHO ATC/ DDD (sistem pengukuran obat dalam penelitian penggunaan obat untuk mengetahui kualitas penggunaan obat)
57
Q

Jenis2 penarikan obat

A

Mandatory recall (dilakukan pemilik izin edar atas perintah BPOM)
Voluntary recall (pemilik izin edar melaporkan ke Kapala BPOM)