Pengelolaan & Pengendalian Obat ( + Materi UKAI) Flashcards
Perencaan - Pengadaan - Penerimaan - Penyimpanan - Distribusi - Penarikan - Pemusnahan
Perbedaan Metode Konsumsi dan Metode Epidemiologi
- metode konsumsi berdasarkan data pemakaian obat
- metode epidemiologi berdasarkan pola penyakit, jumlah kejadian, frekuensi penyakit
Rumus Metode Konsumsi
Rumus 1
A = (B+C+D)-E
A = Rencana pemesanan
B = Stok kerja (CA * 12 bulan)
C = Buffer stock (stok pengaman)
D = Lead Time Stock (LT * Pemakaian rata2)
E = Sisa stock
Rumus 2
CT = (CA * T) + SS - Sisa Stok
ket:
CT = Kebutuhan per periode waktu
CA = Kebutuhan rata2 waktu ( bulan)
SS = Safety stock
Rumus Metode Epidemiologi
Jumlah Kebutuhan Obat = (Jumlah kasus * jumlah obat sesuai standar pengobatan) + Safety Stock - Sisa Stock
Definisi Safety Stocks
Persediaan bersih atau persediaan minimal yang harus dipertahankan untuk menjamin kontinuitas tersedianya kebutuhan persediaan
Rumus Safety Stock
SS = Lead time * pemakaian rata2
Rumus Smin dan Smax
Smin = SS 2
Smax = Smin + (PPCA)
Definisi ROP (Reorder Point)
ROP adalah titik dimana harus dilakukan pemesanan kembali
Rumus Reorder point
ROP = Smin
Definsi Quantity Order (QO)
pemesanan pada jangka waktu tertentu atau periode tertentu
Rumus Quantity order (QO)
QO = Pemakaian rata2 * (LT + periode pemesanan) + safety stock - sisa stock
Rumus perhitungan jika terjadi kekosongan untuk rata2 penggunaan
CA = CT/ (RM - (DOS/30,5))
CA = CT / (Rm - Mos)
CP = CA + (CA * Au)
ket =
CA = Rata - rata konsumsi per bulan
CT = penggunaan obat di periode/ bulan tertentu
CP = proyeksi rerata konsumsi jika terjadi kenaikan permintaan
Au = % kenaikan permintaan
Dos = waktu kekosongan obat dalam hari
Mos = waktu kekosongan obat dalam bulan
Rm = waktu penggunaan obat dalam bulan
PP = periode pengadaan dalam bulan
30, 5 = rata - rata jumlah hari dalam bulan
Singkatan Analisis PUT dalam perencanaan obat.
- Prioritas (harus diadakan tanpa memperdulikan sumber anggaran)
- Utama (dialokasikan dari sumber dana tertentu)
- Tambahan (dialokasikan pengadaannya setelah obat prioritas dan utama terpenuhi)
Perbedaan metode analisis evaluasi dengan Pareto (Analisis ABC) dan VEN (vital, essential, Non-Essential)
Analisis ABC = mengelompokan item obat berdasarkan kebutuhan dananya. (prinsip = klasifikasi jenis barang yang didasarkan atas tingkat investasi tahunan yang terserap dalam penyediaan persediaan, untuk setiap jenis barang
Analisis VEN = Mengelompokan item obat berdasarkan kepentingan obat/ urgensi
Prinsip Kategori A pada analisis pareto
Kategori A = 10 - 20% dari total item obat. Dana investasi 70%.
- Obat yang paling banyak penjualannya (fast moving)
- dapat juga berupa obat dengan harga mahal
- penyimpanan harus diperhatikan dan dikontrol oleh staf
Prinsip kategori B pada analisis pareto
Kategori obat B = 20 - 30% dari total item obat. Dana investasi 20%.
- obat yang penjualannya agak lambat (moderate moving)
- atau harganya cukup murah
- Pengendalian dapat menggunakan kartu stok saja
Prinsip kategori C pada analisis pareto
Kategori Obat C= 50 - 70% dari total item obat. Dana Investasi 10%
- Obat yang penjualannya paling lambat (slow moving)
- atau harganya paling murah
- tidak perlu dimonitor terlalu ketat
Definisi obat Vital pada analisis VEN
Obat yang menyelamatkan jiwa
Contoh: obat emergensi, obat shock anafilaksis
Definisi obat esensial pada analisis VEN
Obat bekerja pada sumber penyebab penyakit dan paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
Contoh: Antihipertensi, Antibiotik, Antidiabetic
Definisi Non Essensial pada analisis VEN
Obat yang kerjanya ringan dan biasanya untuk mengatasi keluhan ringan (penunjang)
Contoh: suplemen dan vitamin
Urutan prioritas golongan obat yang perlu dihilangkan lebih dulu pada Analisis Kombinasi menurut petunjuk teknis standar pelayanan kefarmasian di RS thn 2019
NA ; NB ; NC
Urutan prioritas golongan obat yang perlu dihilangkan lebih dulu pada Analisis Kombinasi pada pedoman penyusunan rancangan kebutuhan obat dan pengendalian persediaan obat di RS
NC, NB , NA
Metode yg digunakan untuk obat yang jarang diresepkan dan memiliki harga mahal dan kadarluasa pendek
Just in Time
kelemahan:
jika tidak didukung dengan keteraturan
/kedisiplinan
defekta, perhitungan stok pengamanan, maka akan mengakibatkan terganggunya sistem pengelolaan obat
syarat metode ini:
β Pengurangan lead time
β Penurunan persediaan ke tingkat minimum
β Keandalan Equipment
β Arus produksi yang berimbang
β Kinerja keseluruhan sistem yang dapat diprediksi.
kategori pembayaran di PBF
- COD
- Kredit 7 - 30 hari
- Konsinyasi
Output pembelian obat di PBF
- Faktur penjualan
- Faktur pajak
Alur Dokumentasi pengadaan obat
Buku defekta -> surat pesanan -> PBF
Informasi dalam buku defekta
- Jumlah stok obat
- Nama obat lengkap
Nama obat (merek) + Dosis + Sediaan + Volume/Bobot (jika ada)
contoh: Sanmol 120mg/5ml Syrup 60ml - Keterangan lain (media komunikasi frontliner βpembelian)
Jumlah rangkap surat pesanan (SP)
- Untuk obat OTC dan OOT (2 rangkap)
- Untuk obat narkotika, psikotropika dan prekursor (3 rangkap)
Arsip surat pesanan dapat disimpan paling lama
kurangnya selama 5 (lima) tahun
berdasarkan tanggal dan nomor urut Surat Pesanan bersamaan dengan Faktur pembelian dan/atau Surat Pengiriman Barang (SPB)
Bentuk - Bentuk Pengadaan Obat
- Tender Terbuka
- Tender tertutup
- Negosiasi
- Pembelian Langsung
- E-Purchasing dan E-Catalogue
Perbedaan tender terbuka dan tender tertutup
Terbuka : untuk semua rekanan yg telah terdaftar dan sesuai dengan kriteria yg ditetapkan serta disetujui oleh RS.
Tertutup : hanya untuk rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan punya riwayat yang baik (misalnya: good service, MoU nya mudah dan obat dpt direktur bila kadarluasa
Kelengkapan dokumen penerimaan obat di RS
- COA (Certificate of Analysis) untuk bahan baku
- MSDS (Material Safety Data Sheet) untuk B3
- CO (Certificate of Original) untuk alkes
Cara membedakan obat LASA dengan 3 kekuatan berbeda
- Stiker biru untuk obat LASA berkekuatan besar
- Stiker kuning untuk obat LASA berkekuatan sedang
- Stiker hijau untuk obat LASA berkekuatan kecil
Metode distribusi Desentralisasi
Sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang mempunyai cabang di dekat unit perawatan atau pelayanan Depo farmasi atau satelit farmasi
Metode distribusi Sentralisasi
Sistem pendistribusian perbekalan farmasi yang dipusatkan pada satu tempat yaitu instalasi farmasi
Sistem dispensing Individual Prescription
Berdasarkan resep perorangan/ pasien rawat jalan dan rawat inap melalui instalasi RS
Sistem dispensing perlengkapan di ruangan (Floor Stock)
Sediaan, alkes dan BMHP disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yg dibutuhkan
Perbedaan UDD dan ODD
Once Daily Dose merupakan salah satu distribusi obat di rumah sakit dimana obat diberikan untuk 1 hari pemakaian dan diserahkan kepada perawat oleh pihak farmasi.
Unit Dose Dispensing merupakan salah satu distribusi obat di rumah sakit yang diberikan dalam bentuk dosis tunggal dan diserahkan kepada pasien oleh perawat untuk sekali pemakaian selama pengobatan
Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker
TTK
Berita acara pemusnahan dibuat berapa rangkap
4 rangkap dengan tembusan:
1. Kepala Dinkes kab/kota
2. Kepala BPOM
3. Kepala Dinkes provinsi
4. Satu utk arsip di apotek
Resep dapat disimpan selama
5 tahun. Setelah itu dapat dimusnahkan oleh apoteker atau petugas lain dengan berita acara seperti pemusnahan sediaan.
Penarikan Alkes dan BMHP dilakukan untuk produk yang
Izin edarnya dicabut oleh menteri
Cara mengelola limbah sediaan solid
Obat padat dapat dihancurkan
Cara menghancurkan obat padat antibiotik
- Tambahkan cairan basa (NaOH sampai pH 11 - 12) atau asam (HCl sampai pH 6 - 9)
- Hancurkan dengan metode enkapsulasi atau insinerator
Cara mengelola limbah sediaan liquid dan semi solid
- Periksa obat dalam botol. Jika ada endapan, tambah air dan kocok agar larut
- Limbah cair dibuang menuju IPAL
Cara menghancurkan obat cair antibiotik
- Larutkan dalam air berminggu minggu
- Buang menuju IPAL
Cara mengelola limbah sediaan cair atau padat dalam ampul atau vial
- ampul atau vial harus dibuang di wadah limbah B3 medis
- ampul tidak boleh dibakar atau diinsinerasi karena akan meledak
- penanganan harus menggunakan APD berupa masker dan sarung tangan
Cara mengelola limbah sediaan inhaler atau aerosol
- Inhaler atau aerosol dikeluarkan dan disemprotkan perlahan ke dalam air untuk mencegah tetesan obat masuk ke udara
Cara mengelola limbah sediaan sitotoksik atau antikanker
- Pisahkan dari sediaan lain
- Wadah atau kontainer harus berdinding keras dilengkapi plastik berwarna putih/coklat
- Pemusnahan dilakukan dengan enkapsulasi, waste inertization, sterilisasi dan menggunakan insinerator suhu tinggi 1000 derajat Celcius
Cat:
- tidak boleh dibuang ke IPAL/ Dikubur langsung di tanah (kecuali sudah enkapsulasi)
- tidak boleh dihancurkan menggunakan autoklaf atau gelombang mikro
Cara mengelola limbah berupa vaksin rusak dan kadarluasa
Laporkan ke Dinkes kab/kota
Cara mengelola limbah berupa gas medis dalam wadah bertekanan
Kembalikan semua tabung ke produsen
Jenis wadah dan label limbah medis radioaktif
Lambang = roda tiga
Jenis wadah = kantong boks timbal dengan simbol radioaktif
Warna kantong boks = merah
Jenis wadah dan label limbah medis sangat infeksius
Lambang = sharinggan (I donβt know how to explain π)
Jenis wadah = kantong plastik kuat anti bocor atau kontainer yang dapat disterilkan dengan autoklaf
Warna kantong/kontainer = kuning
Jenis wadah dan label limbah medis sitotoksik
Lambang = telofase
Jenis wadah = kontainer plastik kuat dan antibocor
Warna kontainer = ungu
Jenis wadah dan label limbah kimia dan farmasi
Jenis wadah = kantong plastik atau kontainer
Warna kantong plastik atau kontainer = coklat
Stock opname dilakukan tiap
Sebulan sekali di tanggal 10
Jenis2 analisis penggunaan obat
- Gyssen (evaluasi kualitas penggunaan antibiotik)
- Algoritma Marajo (analisis MESO)
- Form rekonsiliasi (catatan penggunaan obat pasien)
- medication scale (kepatuhan pasien mengonsumsi obat)
- WHO ATC/ DDD (sistem pengukuran obat dalam penelitian penggunaan obat untuk mengetahui kualitas penggunaan obat)
Jenis2 penarikan obat
Mandatory recall (dilakukan pemilik izin edar atas perintah BPOM)
Voluntary recall (pemilik izin edar melaporkan ke Kapala BPOM)