Neuroanesthesi Flashcards
Learn about neuro critical care
Tipe cerebral edema
- Edema interstitial / transependymal: misal pd hidrocephalus obstructive. Adanya tekanan hidrostatik yg mendorong cairan intraventricular ke interstitial parenkim
- Edema vasogenic : pada tumor otak. Berkaitan dgn kerusakan blood brain barrier menyebabkan ekstravasasi cairan keluar dari intravascular space.
- Edema cytotoxic : krn proses hipoxic iskemi, dimana terdapat kekurangan energi pd sel, shg ATP turun, menyebabkan kegagalan Na, K, Dan ATP ase sehingga meningkat kan permeability membran.
Hipothermi Terapi. Tujuan dan mekanisme
Terapi hipothermi berkaitan dengan perbaikan klinis Neurologis pada ggx kesadaran pasca cardiac arrest, dengan Ventricular Fibrillation.
Management : target temperature 32-34 C selama 12-24 jam
Herniasi uncal, klinis
Herniasi uncal menyebabkan tekanan Massa Di ipsilateral midbrain, menyebabkan
- ipsilateral N III palsy
- menekan serabut parasimpatis , midriasis ipsilateral.
- ggx ARAS, ggx kesadaran
- kompresi kortikospinal , hemiparesis kontralateral
- kadang menggeser Kernohan notch kontralateral, menyebabkan hemiparesis ipsilateral
Tekanan Intracranial normal (nilai normal ICP)
5-15 mmHg (7.5-20 mmHg)
Tatalaksana peningkatan TIK
-1. Tatalaksana umum Elevasi kepala 30 derajat Menjaga normothermic Menjaga gula darah, Kontrol tekanan darah Nutrisi adekuat.
- Tatalaksana intervensif
- hiperventilasi
- osmotic agent
- cairan hipertonik
- kortikosteroid pd bbrp kasus
- drainage CSF
- op decompression
- barbiturates coma
- pharmacology paralysis
- hipothermi
(Bbrp Masih kontroversi)
Hiperventilasi utk menurunkan TIK, mekanisme Dan efek samping
Hiperventilasi memiliki efek cepat, dpt bertahan 10-20 jam, namun memiliki efek rebound peningkatan TIK.
Mekanisme : menurunkan pCO2, hipocapnia menyebabkan Cerebral vasoconstriction, menurunkan volume aliran darah otak, shg menurunkan TIK.
Penurunan pCO2 sebanyak 10 mmHg Atau target pCo2 30mmHg Dan harus dikembalikan pelan pelan.
Hiperventilasi tidak merubah osmolaritas CSF
Mannitol, dosis Dan mekanisme kerja, target osmolaritas, resiko
Manitol sbg Agen osmotic, bekerja dgn menaikkan osmolaritas serum Dan membuat gradient osmotic, menarik cairan Dari interstitial ke kompartemen intravascular.
Dosis : bolus 0.5 - 1.5 g/kg
Target : tidak lebih Dari 320 mOsm/L
Resiko : hipotensi, hipovolemia, penurunan potassium, magnesium, fosfor
Barbiturates coma utk tatalaksana TIK, mekanisme dan management Dan komplikasi
Barbiturates menurunkan TIK dengan mengurangi Aktivitas metabolisme otak sehingga menurunkan volume Dan aliran darah otak.
Diberikan utk peningkatan TIK refrakter. Pasien harus dilakukan continuous EEG monitoring utk titrasi sampai burst suppression.
Komplikasi : hipotensi, Miocard depression, infeksi, hipothermi
Hipertonik saline utk menurunkan TIK, mekanisme Dan manajemen terapi
Cairan hipertonik menarik cairan keluar dari sel otak melalui perbedaan osmotic.
Digunakan dengan continuous infuse dengan target konsentrasi sodium 150 mmol/L
Konsentrasi sodium serum harus dimonitor berkala.
Propofol infusion syndrome
Komplikasi lethal propofol, terutama pada penggunaan dosis tinggi waktu lama. Manifestasi :
- Hipotensi
- Bradikardi
- Asidosis laktat
- Hiperlipidemia
- Rhabdomyolysis
Definisi Stupor
Kondisi penurunan kesadaran dimana pasien dapat dibangunkan hanya dengan stimulasi kuat Dan terus menerus. Setelah dibangunkan, kognitif dapat perbaikan, namun saat stimulasi dihentikan, pasien kembali kesadaran menurun.
Definisi unresponsive wakefulness
Sinonim : vegetative state.
Merupakan kondisi unresponsive dengan terdapat siklus bangun tidur, namun tdk dpt berinteraksi
Cerebral edema pada stroke iskemi , faktor prediktor, onset Dan management
Cerebral edema pada stroke iskemi dapat terjadi Dalam hitungan jam setelah onset stroke, dengan puncak edema pada Hari ke 2-5 post stroke.
Faktor prediktor :
- Malignant Cerebral edema , sering terjadi pada infark MCA komplit, dengan oklusi pada ICA terminal, segment M1 MCA
- NIHSS > 15 pd infark non dominant / >20 pada infark dominant
- early hipodensitas >50 % MCA teritori pada CT
- usia muda
Posterior Reversible Encephalopathy Syndrome (PRES)/ Reversible Posterior Leukoencephalopathy Syndrome (RPLS), diagnosis Dan faktor resiko
Diagnosis PRES berdasarkan Pola karakteristik vasogenic edema predominantly resik Cerebral posterior, terutama lobus occipital Dan parietal.
Faktor resiko : hipertensi, gagal ginjal, transplant organ, autoimmune disease, Obat immunosuppressive (terutama cyclosporine), kemoterapi kanker, syok sepsis, preeclampsia
Sodium nitroprusside Dan efek terhadap TIK
Sodium nitroprusside mrpkn vasodilator arteri Dan Vena sistemik Dan otak, sehingga menurunkan TD dgn cepat.
Meningkat kan volume Dan aliran darah otak Dan meningkat kan TIK, bersamaan dengan penurunan MAP, terjadi kompensasi Cerebral perfusion pressure.
Sudah jarang Di gunakan utk tatalaksana hipertensi. Menyebabkan peningkatan an cyanide Dan nitric oxide (resiko intoksikasi)
Intoksikasi cyanide dpt diatasi dgn sodium thiosulfate
Subdural hematoma , mekanisme Dan manajemen terapi
Subdural hematoma merupakan akumulasi darah Di subdural space, umumnya krn trauma (krn akselerasi) sehingga merobek Cerebral surface bridging vein.
Bila tebal > 1 cm / terdapat midline shift, indikasi evakuasi.
Komplikasi SAH (Subarachnoid Hemorrhage)
- Acute hydrocephalus
- Rebleeding
- Vasospasm : iskemi Dan delayed infark, terjadi antara Hari ke 3-15 onset, puncak pd Hari ke 6 Dan 8.
Epidural hematoma terutama disebabkan krn robeknya ..
EDH paling sering pada rupture a meningea media, yg melalui foramen spinosum
Diffuse axional injury, mekanisme
DAI adalah robeknya akson intracerebral luas krn proses gerakan angulasi, rotasi, stretching pada kepala dengan akselerasi Dan deselerasi cepat.
(Tidak disebabkan kontusio langsung/ trauma penetrasi)
Mikroskopis : terdapat mikro Hemorrhage, swelling axon