Rheumatology Flashcards
Perbedaan keterlibatan sendi pada RA dan OA

Kriteria diagnosis RA pada ACR

Pemeriksaan penunjang untuk RA

Kriteria Remisi pada RA

Indikasi bedah pada RA

Terapi RA flare pada kehamilan

Jenis Kelas terapi pada
Leflunomide : inhibitor sintesis pirimidin
Etarnecept : Soluble TNF receptor fusion protein
Infliximab : Chimeric IgG1 anti TNF Antibodi
Anakinra : Rekombinan antagonis reseptro IL-1
Kriteria diagnosis berdasarkan ACR

Efek samping penting pada DMARDS

Tentang ankylosing spondilitis
Terkait dengan HLA B27
Diduga dicetuskan olehbakteri gram negatif melalui proses molecular mimicry (mis Klebsiella Pneumonia)
HLA B27 meningkatkan respons imunologis dan perubahan toleransi imun thd bakteri gram negatif
Patofisiologi Ankylosing spondylitis :
Tipikal dimulai di sakroiliaka : sinovitis dan pembentukan jaringan panus
Tulang p[araartikular menipis akibat aktiviats osteoblastik
Gambaran klinis AS

Komplikasi pada AS

Keluhan khas pada AS
Nyeri inflamatorik
Terpusat di vertebra lumbosakral juga pada sendi panggul dan pantat dan kadang ke paha
MAnifestasi lain : sinovitis pada sendi besar dan proksimal seperti bahu dan panggul
Nyeri umumnya monoartikuler dan oligoartikuler asimteris
Nyeri pada pergelangan kaki bisa akibat entesopati di kalkaneus dan tendinitis achiles
Perbedaan AS dan PsA

Px Fisik khas pada AS :
SLR (straight leg test (-)
Sakroilitis : pelvic rock sign, lateral compression of pelvic dan Gaenslen Test
Kriteria newyotk untuk AS

Radiologi pada AS
adiologis pada AS
Erosi pada sisi iliaca
Pada tahap lanjt : pseudowidening sendi dan fusi
Vertebra : sklerosis pada tepi sendi (Romanos Sign) -> Periostitis di perifer korpus : Squring
Paling pentng : formasi sindesmofit akibat kondritis dan osteoitis subkondral, orientasinya vertikal (beda ;horizontal pada degeneratif). tahap akhir Bamboo spine)
Gambaran variasi klinis PsA

Gambaran radiologis khas PsA

Khas pada PsA
Oligo atau monoarthritis yang berkembang menjadi poliartritis simetris. Kadang timbul setelah trauma
Pola yang sering : poliartritis simetrus sendi kecil tangan dan kaki, pergelagan kaki. Perbedaan dengan AR : pada DIP
Dapat ditemukan arthritis mutilans
Kelainan sendi aksial pada artritis perifer denga RF negatif dan sering asimtomatik
Terapi pada Psa
NSAID
Bila tidak berespons dengan baik, DMARD diberikan awal (pilihannya methotrexate) atau sulfasalazine pada artritis axial dan perider
Pada BASDAI >/ 4 atau destruktif (dapat diberikan anti TNF alfa
Dapat diberikan kombinasi Kortikosteroid dosis rendah dan DMARDs
Prognosis buruk pada PsA (Butuh terapi agresif)
Riwayat keluarga
Onset <20 th
Kelainan sendi poliartikuler atau erosid dan kelainan kulit yang luas
Terkait dengan HLADR3 dan HLADR4
Kriteria penegakan diagnosis PsA
Krtietri CASPAR (min 3 dari 5)

Khas pada ReArt
Usia muda(2–40 th)
Organisme penyebab paling sering : Chlamidia
Terkait HLA B27
Patfis : Chlamidia mampu menurunkan ekspresi Major outer membrane protein, meningkatkan HSP dan LSP, menurunkan ekspresi MHC, mengindusi apoptosis TNF
Gambaran klinis ReA
Oligoartritis asimetrik pada ekstrimitas bawah
Gejala khas entesitis (tendinitis achiles dan fasiitis plantaris)
MAnifestasi ekstraartikuler : keratoderma blenoragika, balanitis sirsinata
Tatalaksana pada ReaArt

Kriteria SpA perifer

Kriteria diagnosis SpA

Kriteria nyeri pinggang inflamasi menurut ASAS

Pilihan terapi utama IBD associated SpA
anti TNF alpha
yang sering memiliki manifestasi ekstraartikuler : CD
Faktor resiko septic arthritis

Klasifikasi arthritis sendi berdasarkan kriteria Newman

Regimen terapi arthritis septik

Tatalaksana septik arthritis pada prostetik
- Kombinasi quinolon dan rifampicin (karena terbentuk biofilm)
- 2-4 minggu IV, hingga 3 bulan pada sendi koksae, 6 bulan pada sendi lutut
- Beberapa melakukan dua tahap, yakni debridement, pembukaan prostetik, kemudian reimplant
Lama pemberian antibiotik pada Septic arthritis

Antibiotik empirik pada septic arthritis

Gambaran analisa cairan sendi

Penegakan diagnosis klinis khas Gout

Fase pada serangan gout
- Akut
- Interkritikal
- Kronis
Terapi pada Gout

Gambaran diagnosis OA

Patofisiologi Khas pada OA
hasil kombinasi antara degradasi kartilago sendi, remodelling tulang dan inflamasi cairan sendi

Kelainan di sekitar rawan sendi pada OA

Faktor resiko OA
Usia
Jenis kelamin (wanita)
Suku bangsa
Genetik (Ibu ke anwak wanita)
Kegemukan dan penyakit mebolik
Cidera sedni dan, pekerjaan dan olahraga
Kelainan pertumbuhan
3 cara pemantauan OA

Tatalaksana pada OA

5 tipe rematik ekstraartikuler

Khas Pada REA bahu :
Rotator cuff tendiinitis (peradangan tendon subskapula, supraspine, infraspine, teres mayor akibat deposisi mikrokristal, penggunaan berlebih : Abduksi aktif sudut 60-120 nyeri pada deltoid, malam hari, Spesifik, nyeri hebat bila abduksi kombinasi rotasi. terapi NSAID, fisio, injeksi ks lokal.
Frozen shoulde : keterbatas geraj sendi glenohumeral. Nyeri di bagian atas humerus menjalar ke lengan dan skapula bawah/ Keterbatas gerak abduksi dan elevasi. Artografi : kapsulitis. Tx : NSAID, Injeksi ks lokal, pfisio, manipulasi sendi dengan anestesi umum dan blok pada stelate ganglion
Tendinitis bisipital : nyerdi difus anterior bagu dan terkait penekanan tendon bisep oleh akromino. Ciri : Yergason sign. Tx Fifio, latihan pasif diikuti aktif, injeksi ks lokal di sekitar sarung tendon
Thoracic outlet sindrom : khas Adson test dan Manuver hiperabduskksi terdapat penurunan nadi
Khas pada REA siku :
Epikondilitis lateral (tennis elbow) dan medial (golfer): nyeri di sekitarnya, nyeri berat waktu menggeggam dan pronasi,berkurang bila lengan dan telapak difleksikan. Tx :NSAID, kompres, bidai siku, injeksi ks lokal, rehab menguatkan otot ekstensor lengan atas, tenotomi
Bursitis olekranon (sering bersandar) : aspirasi bursa, injeksi ks dalam sakus. Bila infeksi, aspirasi berulang dan pemberian AB
REA pada tangan
Trigger finger : tenosinovits pada jari, akhirnya tidak bisa ekstensu.
Tenosinovitis de quervain : nyeri pada satung tendon (abduktor policis longus dan ekstensor policis brevis): Khas finklestein. Terapi khas insisi
Carpal tunnel syndrom : tes phalen, tinnel test, test torniket dan emg. Tx : bidai posisi netral, injeksi ks, bila gagal lakukan pembedahan
REA panggul :
Bursitis trochanter; nyeri bertambah saat difleksi, internal rotasi atau ditekan. Cara dx : nyeri pada trokhanter dan ada tender point. Tx nsaid, penurunan bb, peregangan otot gluteus dan iliotibial.
Bursitis iliopsoas : nyeri hiperekstensi panggul pasif. Pasien lebih nyaman fleksi dan rotasi eksternal panggul
Bursitis ischial : akibat banyak duduk di kursi keras (weavers bottom)
REA khas pada lutut
Kista poplitealBaker cyst : Biasnay terjadi sekunder OA, atau RA, Nampak dari belaang. Lakukan arthrogram. Tx : injekso lokal, atau perbaikan lutu yang mendasari,mis koreksi bedah pada OA
Bursitis anserina : sering bersama pada OA lutut . gejala nyeri tekan, membengkak pada medial inferior dan distal garis lutut. Makin nyeri bila naik tangga. Cider karena tekanan ke distal 3-5 cm dan makin parah bila lutut difleksikan. Tx : istrahat, peregangan otot adduktor kuadrisep, injeksi ks.
Bursitis prepatella (lutut pembantu). Nyeri bagian anteriot lutu karena sering berlutu.
Tendinitis patellar atau jumper knee. Tx ; knee bracing dan stretching, penguatan kuadrisep dan hamstring, injeksi ks adalah haram karena resiko ruptir
REA khas kaki dan pergelangan
Tendinitis achiles : sepatu terlalu sempit, atau akibat reter, gout, RA. Teraba nyeri di atas kalkaneus. Nyeri pada gerakan aktif dan pasif. TX; istrahat, nsaid,tinggikan tungkai saat tidur. Injeksi ks haram
Fasitis plantaris. Nyeri saat berjalan d plantar tumit. Palpasi tipikal pada anteromedial tuberkel tumit Tx. Pembalut tumit, nsaid, injeksi lokal ks.
REA pada dinding dada anterior

REA fibrositis : penegakan dx dan terapi

Pemantauan DMARD

Perubahan hormon seks pada SLE

Autoantibodi patogenik pada SLE dan efek nya ?

Gangguan respons imun dan regulasi nya pada penderita SLE

Faktor lingkungan terkait patogenesis SLE

Pola IF ANA test dengan antibodi yang umumnya terdeteksi

Jenis autoantibodi dengan penyakit yang sering dijumpai

Klasifikasi Lupus ringan dan sedang

Alogaritma terapi SLE

Panduan merujuk pada pasien SLE

Kontraindikasi kehamilan pada SLE

Obat-obatan selama kehamilan dan menyusui pada SLE

Kriteria klinis dan lab pada APS

Tatalaksana APS

Panduan vaksinasi bagi pasien SLE

Manajemen obat perioperatif pada SLE
NSAID dihentikan 5 kali waktu paro (ibuprofen 1 hari, naproxen 4 hari)
Metotrexate : dapat dilanjutkan kecuali pada pasien lansia, insuf ginjal, DM dengan gula darah tidak terkontrol, gangguan hati atau paru, alkoholik atau steroid >10 mg/hari maka dihentikan seminggu sebelum dan sesudah op
Leflunomide : 2 minggu pre dan 3 hari post op
Sulfasalazine dan azatiproin : 1 hari sebelum dan 3 hari sesudah
Kloroquin dapat dilanjutkan
Agen biologi kurang data : anjuran 1 minggu sebelum dan 1-2 minggu sesudah
Penggunaan steroid pada SLE perioperatif
Pasien yang meminu steroid rutin 5 mg/hari dapat dilanjutkan dengan ditambahkan dosis steroid perioperatif

Kriteria diagnosis sindrom katastropik APS

Ciri khas Sjogren
Dicetuskan dpt oleh CMV
Genetik terkait HLA-DR
Ditandai disregulasi dan hiperaktivitas sek B
Merupakan penyakit akibat kerusakan kelenjar acini dari kelenjar eksokrin akibat infiltrasi limfosit dengan gambaran degenerasi mikrokopis, atropi dan penurunan fungsi kelenjar
Gambaran serolgi antibodi antiRo dan La dengan gambaran spckled pada tes ANA. Juga dapat ditemukan IgM RF
Autoantbodi ada dua (organ spesifik dan non organ spesifik
Klinis Sjogren
Eksokrinopati yg disertai gejala sistemikm dan glanduler
Xerostomia dan xerostakhea
Ekstraglanduler pada paru, ginjal dan otot
Terdapat gejala sistemik seperti autoimun lain
Gejala arthritis :poliarthritis non erosi dan juga raynaud
Kriteria pada sindrom sjogren

Diagnostic pada Sjogren

Ciri khas sklerosis sistemik

Patofisiologi hipertensi pulmonal pada SSc

Kriteria diagnosis sklerosis sistemik

Subset SSc

Terapi Ssc
Umum : CCB, Ace utk SRC, Aspirin dan statin utk CV risk
Terapi vasoaktif : prostasiklin (iloprost) dan antagonist reseptro endotelin 1 (bosnetan) mempercepat penyembuhan ulku. HT pulmonal: sildenafil
Imunosupresn : Siklofosfamide, metotrxate bila ada miositis,
Antifibrotik : Imatinibi mesilate (anti tirisn kinase utk mengurangi aktivitas fibroblast), Kolagen bovin mengurangi ketebalan kulit
Terapi UVA (sintesis kolagen dalam fibroblast, merusak kolagen dan menginduksi apoptosis sel T dan IL-10
Terapi sel punca
Klasifikasi pada osteomielitis terkait prognosis

Gambaran radiologis osteomielitis

Klasifikasi vaskulitis berdasarkan pembuluh darah

Kriteria klasifikasi pada Vaskulitis pembuluh darah besar

Khas pada vaskulitis pembuluh darah sedang

Khas pada vaskulitis pembuluh darah kecil

Indikasi bedah pada aretritis takayasu

Khas pada poliomoisitis

Khas pada poliomiositis
Ruam hielotorp : ruam ungu pada periorbital, malar, dahi dan lipatan nasolabial
Papul gottron : papul ungu kemerahan pada interfalang jari
V sign rash pada leher
Shawl sign rash : pada bahu dan proksimal lengan

Gambaran diagnostik Polimiositis

Kriteriaa diagnosis polimiositis

Perbedaan Polimiostits dan Inclusion body miositis

Profilaksis sekundr pada RHD

Pencegahan sekunder pada RHD

Kriteria osteoporosis berdasarkan T score

Tindakan terhadap osteoporosis berdasarkan T score

Tatalaksana non farmakologis pada osteoporosis

Prinsip terapi pada osteoporosis
Prinsip terapi osteoporosis
Alendronat 10,g/haru atau 70 mg/minggu, risdreonat 5 mg/hari atau 35 mg/ minggy, Ibandronat 2.5 mg/haru atau 150 mg/bulan, Zolendronat 5mg/tahun
Raloksifen (SERM) selective reseptor estrogen modulator (bisa menyebabkan cacat janin, waspada pada orang hami). 60 mg/haru
Sulih hormnon (estrogen terkonjugasi 0.3125-1.25 mg/haru kombinasi medroksiprogesteron asetat 2.5-10 mg/hari. Cek mamografi dan ulangi setiap tahun.
Pada wanita menopasue estrogen hari 1-25, medroksi 15-25 dan 26-28 dihentikan semua, hari 29 dianggap sebagai hari 1
Kalsitonin 200IU intranasal
Vitamin D
Kalsitriol (indikasi pada hipokalsemia yang tidak membaik dengan suplementasi kalsium, atau untuk hiperparatiroid sekunde akibat gagal ginjal (0,25 mikrogram) 1-2 kali sehari

Tentang churg Strauss

yg berkaitan dengan ANCA
Granuloma tanpa asma : Wegener,
dengan Asma : ChurgStrauss
Terapi pada Arteritis Temporal
Khas usia >50 th
bila gejala buta pulse dose 1000 mg 3-5 hari. Bila tidak 40-60 mg dosis inisial 2 minggu kemudian turunkan perlahan. Aspirin bisa membantu mnecegah kebutaan

Khas pada tendinitis patellar
Pada atlit

Klasifikasi keterlibatan fosfolipid pada vena, arteri atau mikrovaskular

RA radiographic features

small joint OA

Difference of gout and pseudogout crystal

khas pada pseudogout
Radiografik : gambaran kondrokalsinosis
X ray diffraction : concentric rings
Tentang HSP
Pada anak, seteah ISPA. Lesi berat pada gnjal pakai steroid dan siklo

APL :
Tipe L : DVT
Tipe II : Koroner
Tipe II : Kepala dan Mata
Tipe IV : Campuran
Tipe V : Maternal
Tipe VI : Asimptomatik

Pilihan artritis septic pseudomonas

Tentang Sjogren

Pseudogout
Tipe A : Pseudogout
Tipe B :RA
Tipe C dan D : Pseduo OA, kalau akutnya nyata tipe C, umumnya abis trauma
Tipe E : Asimtomatik
Tipe F : Pseudoneuropatik Joint
ANCA non granulomatous

Efek samping infliximab

tentang pengobatain infliximab

Patofisiologi Osteomyelitis

Patofisiologi APL

Manifestasi sjogren pada SSP

autoantibodi patogenik pada SLE

tentang diagnosis sklerosis sistemik

tentang imunisasi pada SLE
