Penyakit infeksi (demam dan COVID 19) Flashcards

1
Q

Pemeriksaan lab untuk demam

A
  • hematologi lengkap - deteksi infeksi dan kelainan darah
  • urine rutin - deteksi infeksi saluran kemih
  • anti S. typhi IgM, Gal kultur - deteksi demam tifoid
  • anti dengue IgG-IgM - deteksi demam dengue
  • anti chikungunya IgM - deteksi Chikungunya
  • SGOT, SGPT - deteksi peradangan hati, dll
  • CRP kuantitatif - deteksi peradangan, membedakan infeksi virus dan bakteri
How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
2
Q

Demam tifoid

A
  • disebabkan salmonella typhi; bersifat gram negatif dan merupakan enterobacteriae
  • memiliki antigen O9 dan O12 LPS, antigen protein flagelar Hd/Hj, capsular
    Patogenesis: sumber dari penderita atau carrier feses, penularan lewat fecal-oral; bertahan berminggu-berminggu dalam air, es, debu, inkubasi 3- >60 hari
How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
3
Q

gambaran klinis demam tifoid

A

ringan: demam ringan, malaise, batuk kering ringan
berat: gangguan abdomen, melena, perforasi usus sebagai komplikasi

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
4
Q

Definisi kasus demam tifoid

A

Terkonfirmasi: demam minimal 3 hari, kultur darah, sumsum tulang, atau cairan usus besar positif
probable: demam minimal 3 hari, serodiagnosis atau deteksi antigen positif
chronic carrier: ada S. typhi di feses atau urine > 1 tahun setelah onset

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
5
Q

Pemeriksaan lab untuk demam tifoid: Isolasi/kultur

A

kultur aspirasi sumsum tulang
- merupakan gold standard; paling akurat (80-95%)
- tepat untuk pasien yang sudah diobati dan kultur darahnya negatif
kultur feses
- bermanfaat untuk diagnosis carrier
- sugestif demam tifoid
- positif di 85% pada minggu ke 3 dan 4
kultur darah
- positif 60-80% pasien tifoid
- sensitivitas lebih tinggi pada minggu pertama; meningkat tergantung volume darah yang dikultur dan perbandingan darah dengan broth

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
6
Q

Yang mempengaruhi hasil kultur darah

A
  • pemberian antibiotik
  • waktu pengambilan tidak tepat
  • volume darah kurang atau bahan darah terlanjur menggumpal
How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
7
Q

Kelemahan isolasi/kultur

A
  • fecal carrier negatif palsu pada kultur feses di awal demam
  • sensitivitas rendah tergantung waktu pengambilan
  • pemberian antibiotik mempengaruhi pertumbuhan
  • hasil lama
  • kultur dari biopsi sumsum tulang merupakan prosedur invasif
  • fasilitas tidak tersedia luas di daerah endemis
How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
8
Q

Pemeriksaan serologi demam tifoid

A
  • widal (aglutinasi)
  • ELISA (Ab LPS dan OMP)
  • imunokromatografi
  • immunoblotting (elektroforesa gel)
  • IMBI (inhibition magnetic binding immunoassay)
How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
9
Q

antibodi yang diperiksa demam tifoid

A
  • antibodi terhadap LPS
  • outer membrane protein
  • flagella (52 kDA)
  • capsule/VI antigen
How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
10
Q

Widal test

A
  • pemeriksaan antibodi aglutinasi terhadap antigen O dan H (O muncul di hari 6-7, menetap selama 4-6 bulan; H di hari 10-12, menetap 9 bulan-2 tahun)
  • menggunakan whole antigen (crude)
  • deteksi antibodi S. typhi dan S. paratyphi nonspesifik
  • senstivitas dan spesifisitas < 70%, tapi praktis, cepat, murah, tidak perlu alat tambahan
  • idealnya perlu 2 sampel dengan interval 7-10 hari
How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
11
Q

Keterbatasan metode diagnostik demam typhoid

A

Kultur: lama dan tidak selalu berhasil; sensitivitas rendah
Widal: tidak reliable di area endemis, hasil antar lab bervariasi, false positif jika ada enterobacter, malaria, kuman lain, atau sirosis
ELISA: multistep dan alat mahal
DNA Probe: cut off 500 kuman/ml; nonsensitif
PCR: rawan kontaminasi dan mahal

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
12
Q

pemeriksaan serologi terbaru demam tifoid

A
  • tubex tf (anti O9 LPS IgM S. typhi)
  • Typhidot (deteksi IgG dan IgM terhadap OMP/antigen 0 kD S. typhi), positif 2-3 hari infeksi
  • Typhidot M (IgM antigen 50 kD)
  • dipstick test (IgM-antigen LPS)
How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
13
Q

gejala demam dengue

A

bervariasi tergantung umur, kalau > 2 tahun lebih manifestasi.
- anak kecil, bayi: demam tidak spesifik, kulit bintik merah
- dewasa: demam tinggi mendadak, sakit kepala, nyeri belakang mata, nyeri otot-sendi, ruam, perdarahan kulit
- demam berdarah dengue mirip tapi disertai kecenderungan pendarahan

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
14
Q

Pentingnya diagnosis awal demam dengue

A
  • dapat melakukan terapi suportif lebih awal
  • pemantauan pasien dengan segera
  • mengurangi resiko komplikasi (demam berdarah, dengue shock syndrome)
How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
15
Q

Pemeriksaan lab infeksi dengue

A
  • hematologi rutin
  • serologis: anti dengue IgG, rapid test IgM
  • antigen NS1 dengue
  • Dengue RNA (PCR)
How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
16
Q

Dengue primer vs Dengue sekunder

A

Primer
- IgM naik 3-5 hari setelah infeksi; bertahan 30-90 hari
- IgG mulai terdeteksi di hari 14

Sekunder
- IgM naik 3-5 hari setelah infeksi pada 70% kasus
- IgG naik pada hari 2 setelah infeksi pada 90% kasus

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
17
Q

Interpretasi hasil pemeriksaan IgG dan IgM dengue

A

IgM positif: primer
keduanya positif: sekunder
IgG positif: sekunder
keduanya negatif: tidak ada infeksi atau negatif palsu; ulangi pemeriksaan jika masih bergejala

18
Q

Batasan metode diagnostik dengue

A

kultur/isolasi - mahal, perlu alat khusus, sulit dilakukan untuk skala besar
RTPCR - sama
Serologi: hasil agak lama (harus nunggu IgM diproduksi)
hematologi: sebagai alat bantu bukan metode diagnostik definitif (nonspesifik)

19
Q

Pemeriksaan dengue NS1 antigen

A

merupakan pemeriksaan terhadap antigen nonstruktural 1. Dapat mendeteksi infeksi yang disebabkan 4 serotipe lebih awal dibandingkan dengan antibodi; bisa terdeteksi dari hari pertama demam

20
Q

Pemeriksaan dengue RNA (RTPCR)

A
  • deteksi RNA virus dengan kualitatif pada serum pada tahap awal infeksi
    Kelebihan:
  • kinerja lebih tinggi, bisa untuk konfirmasi kasus awal
  • spesifik
  • sensitif, hanya perlu sampel kecil dengan volume kecil
21
Q

Demam chikungunya

A
  • pasien bungkuk dengan gejala penyakit rematik dan/atau fitur klinis parah
  • ditularkan leweat nyamuk Ae. Aegypti, Ae. Albopticus, Ae. africanus, Ae. Luteocephalus, Ae. Furcifer, Ae. Taylori
22
Q

Virus chikungunya/ChikV

A
  • virus enveloped, singlestrand RNA, positif
  • Togaviridae
  • Alphavirus
23
Q

Gejala demam chikungunya

A

demam selama 2-4 hari dari gigitan
- viremia sampai 5 hari dari onset
- demam, arthralgia, sakit punggung, sakit kepala
- tidak mengalami pendarahan/shock syndrome
- IgM muncul 5 hari setelah onset dan bertahan selama beberapa minggu

24
Q

Malaria

A

Disebabkan protozoa Plasmodium (falciparum, vivax, malariae, ovale)
- vektor nyamuk anopheles
- siklus hidup di host dan vektor
- siklus eritrosit berkaitan dengan interval fase demam-dingin

25
Q

Gejala malaria

A
  • menggigil
  • demam tinggi
  • berkeringat
  • sakit kepala
  • mual muntah; kadang diare
  • nyeri otot, pegal
  • pembesaran limpa dan hati
25
Q

Siklus plasmodium di tubuh

A
  • Setelah gigitan, sporozoit masuk ke darah.
  • sporozoit masuk ke hepatosit dan memperbanyak diri di dalam, membentuk merozoit yang keluar dari sel hati
  • merozoit masuk ke darah dan berkembang biak atau menjadi gametosit
  • nyamuk vektor gigit orang yang terinfeksi, terus merozoit jadi sporozoit yang ke kelenjar liur nyamuk
26
Q

Pemeriksaan malaria

A

mikroskopik, QBC, Rapic ICT malaria (P falciparum/P vivax)

27
Q

Pemeriksaan mikroskopik malaria

A
  • merupakan gold standard
  • melalui apus tipis/thin blood film biar tau morfologi parasit untuk identifikasi spesies
  • thick blood film untuk deteksi parasit aja
  • pewarnaan terbaik dengan giemsa, buffer fosfat ph 7.2
  • perlu pengalaman untuk membaca dan buat slide
  • perlu waktu lama
28
Q

Pemeriksaan malaria: QBC

A

Qualitative buffy coat
- mikroskopik fluorescence
- pakai tabung gelas kapiler agar buffy coat lebih luas dan lebih mudah identifikasi parasit dalam sel darah merah
- pengerjaan cepat
- tersedia komersial

29
Q

Pemeriksaan malaria: Rapid ICT

A
  • deteksi antigen plasmodium falciparum/vivax (HRP 2, pLDH)
  • pengerjaan cepat
  • bentuk plasmodium tidak terlihat
  • sensitivitas 80-95%
30
Q

Penanda infeksi lain

A

saluran kemih - urine rutin
inflamasi umum - C-reactive protein (CRP) kuantitatif
radang/infeksi hati - GOT GPT

31
Q

RNA/PCR test COVID

A
  • mendeteksi adanya virus pada tiga gen target, yaitu gen E, N, dan RdRp. Digunakan untuk diagnosis dengan sampel swab nasofaring/orofaring
32
Q

Pemeriksaan lab COVID

A
  • RNA/PCR test
  • Antigen rapid test
  • anti sars cov 2 kuantitatif S-RBD - ECLIA (electrochemiluminescence immunoassay)
33
Q

Antigen SARS-CoV-2 (Rapid test)

A
  • memeriksa keberadaan antigen virus COVID, mendeteksi adanya COVID pada fase awal sebelum muncul antibodi. Sampel swab nasofaring.
34
Q

Anti SARS-CoV-2 Kuantitatif (SRBD) - ECLIA

A
  • deteksi respon kekebalan tubuh dalam bentuk antibodi secara kuantitatif terhadap virus.
  • Melihat titer antibodi yang menunjukkan kekebalan pada penyintas atau vaksinasi atau yang akan donor plasma konvalesens
35
Q

Tes yang dilakukan setelah diagnosis COVID

A
  • hematologi
  • NLR - neutrophyl to lymphocyte ratio
  • CRP
  • Thorax
  • Ferritin - mediator kelainan imun
  • D-dimer
  • etc
36
Q

Lab finding COVID

A

Early infection: Lymphocytopenia, thrombocytopenia, PT naik, CRP, d-dimer, LDH
Pulmonary phase: CRP, ALT, AST naik
Hyperinflammation phase: badai sitokin, CRP naik, PCT, LDH, D-dimer, Ferritin, cTn, BNP/nt-proBNP, kreatinin

37
Q

Obat dan target SARS CoV 2

A

obat antiviral:
- lopinavir + ritonavir (HIV)
- Favipiravir (influenza, ebola)
- arbidol (influenza)
- remdesivir (ebola, covid, mers)

antimalaria
- hidroksikloroquin

lainnya:
azitromicin (antibiotik)
IFN gamma
tocilizumab (mAb)
Kortikosteroid
MSC
plasma konvalesens

38
Q

Seronkonversi dan seroprotektif

A

serokonversi: peningkatan antibodi spesifik terhadap vaksin setelah imunisasi

seroprotektif: level antibodi mencapai tingkat yang memberikan perlindungan

39
Q

Efikasi dan efektivitas vaksin

A

Efikasi: penurunan insiden penyakit pada kelompok yang divaksinasi dibanding dengan yang tidak dalam kondisi optimal (uji klinik). Ditentukan oleh faktor tertentu, seperti latar belakang kelompok sukarelawan untuk uji klinis dan epidemiologi wilayah uji klinik

Efektivitas: kemampuan vaksin dalam mencegah penyakit yang sesyai pada populasi dunia nyata