Enzimometri Klinik Flashcards
Pengukuran aktivitas enzim
dinyatakan dalam international unit (IU). IU adalah jumlah enzim yang mengubah satu mikromol substrat setiap menit dalam kondisi optimum terdefinisi (suhu, ph, jumlah substrat). Penentuan dilakukan dengan metode kinetika reaksi atau end point method.
Pengukuran enzim plasma
Pengukuran ini penting dicermati karena kadar enzim dalam plasma sangat rendah. Bisa terjadi saat terjadi organ atau jaringan mengalami kerusakan sehingga enzim dilepas bebas ke darah. Dilakukan untuk diagnosis kerusakan organ/jaringan, lebih mudah dari biopsi organ/jaringan.
Asal enzim plasma
sel hati, jantung, pankreas, prostat, dan jaringan otot rusak.
Manfaat pemeriksaan enzim plasma
Mengetahui awal penyakit sebelum ada gejala klinik, mengetahui tingkat kerusakan, indikator evolusi penyakit (untuk enzim tertentu). Digunakan untuk diagnosis molekuler dan bisa untuk konfirmasi defisit enzim genetik.
Enzim plasma spesifik
senyawa yang berfungsi di plasma, kadar tetap karena diatur oleh sistem produksi aktif organ.
Ceruloplasmin
Enzim oksidasi, mengandung tembaga terikat kuat yang hanya terpisah lewat denaturasi. punya 8 atom tembaga, jadi biru (garam tembaga) kalau dimurnikan. Kadar naik cepat saat inflamasi; IL-1 stimulasi transkripsi-transduksi gen pengkode utama saat fase parah.
Lipoprotein lipase
diproduksi di permukaan kapiler oleh sel endotel. mengkatalisis hidrolisis trigliserida dari kilomikron dan VLDL, lepas asam lemak. Faktor penyebab jernihnya plasma
Enzim koagulasi dan fibrinolisis
Disintesis oleh hati jadi kalau sintesis hati turun aktivitas enzim akan rendah. Pengukuran dilakukan untuk diagnosis fungsi hati.
Enzim plasma nonspesifik
Hanya lewat di sirkulasi darah, tidak punya fungsi jelas di plasma dan kadarnya biasanya rendah
Enzim eksresi
SIntesis di kelenjar eksokrin, seperti fosfatase asam (prostat), fosfatase basa (hati), amilase (pankreas), lipase (pankreas)
Enzim sel
Berperan di jalur metabolisme; kadar di serum berubah-ubah tergantung aktivitas organ penghasilnya. Fase parah penyakit biasanya ditemukan setelah diagnosis dengan membandingkan pengukuran enzim yang bergerak cepat dalam plasma dan masa hidup pendek (CK, GOT) dengan enzim lambat dan masa hidup panjang (GPT, a-HBDH)
AST/GOT (glutamic oxaloacetic transaminase) urutan organ dengan konsentrasi terbanyak
- jantung
- hati
- otot skelet
- ginjal
- otak
- pankreas
- limpa
- paru
-serum
Kondisi yang menyebabkan AST/GOT naik: kardiak
Serangan jantung/myocardial infarction: 20-200
pericarditis: < 100
cardiac arrythmia: < 200
acute rheumatic fever: < 100
habis operasi cardiac dan kateterisasi: < 100
Gagal jantung: < 100
Kondisi yang menyebabkan AST/GOT naik: penyakit hati
hepatitis akut (viral, toksik): 500-4000
mononukleosis infectious: 50-800
sirosis: < 100
penyumbatan hati: < 100
lesi yang memakan tempat (granuloma, carcinoma metastatic) < 200
obstructive jaundice < 200
Kondisi yang menyebabkan AST/GOT naik: penyakit lainnya
Shock 20-1000
pulmonary infarction < 50
pankreatitis akut 20-1000
renal infarction (berdasarkan hasil di hewan) < 200
cerebral necrosis < 50
dermatomyositis < 200
progressive muscular dystrophy < 200
delirium tremens < 100
slight hemolisis < 50
slight gangrene < 50
kondisi dimana AST turun
kehamilan: 0-6
Isoenzim
enzim yang mengkatalisis reaksi yang sama, tapi bentuk dan efisiensinya beda. Biasanya dibedakan berdasarkan pergerakan elektroforetiknya.
Pengukuran aktivitas enzim
Dilakukan dengan menghitung hilangnya substrat, munculnya produk, atau penggantian kofaktor. Merupakan pengukuran kinetika reaksi/kecepatan reaksi.
ALT
Diukur dengan SGPT. Normalnya konsentrasi rendah, dan naik jika ada kerusakan jaringan. Disebabkan kerusakan hati akut, trauma otot skelet, atau gagal jantung yang disertai shock, hypoxia, infark jantung, kelainan hemolitik.
Reaksi: alanin dan alfa ketoglutarat jadi piruvat dan glutamat
Dasar pemeriksaan ALT
ALT katalisis transter amino dari L-alanin ke alfa ketoglutarat, terbentuk piruvat dan L-glutamat. L-laktat dehidrogenase katalisis reduksi piruvat dan oksidasi NADH jadi NAD. Hasilnya absorbansi turun berbanding lurus dengan aktifitas ALT. (Metode IFCC kinetik)
Yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan ALT
- ALT serum stabil 4 hari di suhu 18-30, seminggu dalam 4.
- pengukuran berdasarkan penurunan absorbansi NADH di 340 nm diukur terhadap blanko air
- Reagensia: 5 bagian R1, 1 bagian R2. Abs harus dekat 0.8, stabil 2 hari di suhu 18-30 atau dua minggu di 2-8 tergantung brosur kit
- spesimen terbaik serum tidak hemolisis
- kalau kadar > 500 harus diencerkan
AST/SGOT
normalnya konsentrasi rendah, naik jika kerusakan jaringan. Banyak di jantung, hati, otot skelet, ginjal, eritrosit. Umumnya ALT lebih tinggi pada hepatitis virus/toksik akut, kalau kronik AST lebih tinggi
Reaksi enzimatik AST
aspartat dan alfa ketoglutarat jadi oxaloacetate dan glutamat. AST katalisis transfer amino dari L-aspartate ke alfa ketoglutarat dan menghasilkan oksaloasetat dan L-glutamat. Oxaloacetate mengaalami reduksi bersamaan oksidasi NADH jadi NAD di reaksi indikator malat dehidrogenase. Ditambah LDH untuk mencegah gangguan dari piruvat endogen. Metode modifikasi IFCC, kinetik
Yang diperhatikan untuk pemeriksaan AST
- stabil selama 4 hari di suhu 18-30 dan 10 minggu di suhu 2-8
- spesimen baik serum tidak hemolisis
- pengukuran dengan metode kinetik, penurunan abs NADH di 340 nm dan blanko air
- reagensia: 5 bagian R1 dan 1 bagian R2, abs 0.8, stabil 2 hari di 18-30 atau 2 minggu di 2-8
- kadar lebih dari 500 diencerkan
GGT
Diukur untuk diagnosa dan pemantauan terapi penyakit hati (sirosis alkoholik, tumor). Naik paling awal saat kasus ikterus obstruktif dan metastasis tumor
Prinsip pemeriksaan GGT
GGT katalisis transger glutamyl dari L-glutamyl 3 carboxy 4 nitroanilide ke glisigliserin. Banyak 5-amino-2-nitrobenzoat yang terbentuk berbanding lurus dengan GGT dan diukur kinetik pada 405 nm berdasarkan warna kuning yang terbentuk. Metode kinetik soluble substrate, modifikasi Szasz
Yang harus diperhatikan di pemeriksaan GGT
- di serum tanpa antikoagulan.
- stabil 7 hari di suhu 2-25, 1 tahun di -20
- Reagensia: larutkan diengan akuades sesuai volume, abs harus < 0.85, stabil 2 hari atau 2 minggu
- kalau kadar > 1000 harus diencerkan
Creatinine kinase (CK)
kreatin dan fosfokreatin hidrolisis menjadi kreratinin. PCr ke Cr sebenarnya lebih bagus, tapi reagennya lebih mahal. Semua cara perlu ngukur ATP atau ADP
Gangguan pada reaksi CK
- glutathione (glutathione reduktase juga pake NADPH sebagai kofaktor)
- Adenosine kinase phosphorylates ADP ke ATP; ion flor menghambat aktivitas AK.
- kalsium bisa jadi menghambat aktivitas CK karena enzimnya dependen Mg 2+