Tanda dan Gejala Psikiatri Flashcards
Memori
Proses pengolahan informasi yang meliputi perekaman dan penyimpanan memori
[Memori segera, jangka pendek, menengah, jangka panjang]
Memori (2)
Amnesia
Paramnesia
Amnesia
Tidak mampu mengingat kejadian masa lalu
Amnesia (2)
Amnesia Retrograd
Amnesia Anterograd
Amnesia Retrograd
Hilang memori informasi sebelum titik waktu kejadian
Amnesia Anterograd
Hilang memori informasi setelah titik waktu kejadian
Paramnesia
Ingatan palsu, distorsi dari ingatan sebenarnya
Paramnesia (6)
Konfabulasi Deja vu Jamais vu Hiperamnesia Screen memori Letologika
Konfabulasi
Ingatan palsu menutup kekosongan memori – Pada Demensia
Deja vu
Ingatan palsu terhadap pengalaman baru
Jamais vu
Merasa asing terhadap hal yang pernah dialami
Hiperamnesia
Ingatan berlebihan terhadap pengalaman – Pada cemas perpisahan, autism
Screen memori
Secara sadar menutupi ingatan akan pengalaman menyakitkan
Letologika
Ketidakmampuan sementara menemukan kata tepat – Pada Demensia
Emosi
Suasana perasaan secara sadar, kompleks, melibatkan pikiran persepsi perilaku
Emosi (2)
Afek
Mood
Afek
Respon emosional saat sekarang, dinilai lewat ekspresi wajah, pembicaraan, sikap, gerak gerik tubuh, sementara
Afek (7)
Afek luas Afek menyempit Afek menumpul Afek mendatar Afek serasi Afek tidak serasi Afek labil
Afek luas
Rentang normal
Afek menyempit
Ekspresi emosi terbatas
Afek menumpul
Penurunan kemampuan ekspresi emosi, tatapan mata kosong
Afek mendatar
Hendaya (ketidakmampuan) afektif berat lebih parah dari afek menumpul
Afek serasi
Normal dari ekspresi emosi
Afek tidak serasi
Ekspresi emosi tidak sesuai dengan suasana (sampaikan berita duka dengan wajah riang)
Afek labil
Perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba
Mood pada skizo = Afek pada skizo = Afek skizo
Menyempit, menumpul, mendatar
Mood
Suasana perasaan yang menetap, bertahan lama/menetap
Mood (11)
Mood eutimia Mood hipotimia Mood hipertimia Mood disforik Mood eforia Mook ekstasia Mood aleksitima Mood anhedonia Mood kosong Mood labil Mood iritabel
Mood eutimia
Rentang normal
Mood hipotimia
Diwarnai kesedihan dan kemurungan - depresi
Mood hipertimia
Semangat dan kegairan yang berlebihan - manik
Mood disforik
Tidak menyenangkan - depresi
Mood eforia
Gembira dan sejahtera berlebihan - manik
Mood ekstasia
Kegairahan meluap-luap - manik
Mood aleksitima
Tidak tahu apa yang dirasakan
Tidak mengetahui suasana perasaan yang dirasakan - skizo paranoid
Mood anhedonia
Kehilangan minat dan kesenangan - depresi, skizo paranoid
Mood kosong
Emosi dangkal - skizo residual-paranoid
Mood labil
Berubah waktu ke waktu - skizo residual, skizo paranoid, psikotik akut
Mood iritabel
Sensitive dan mudah tersinggung - skizo residual, skizo paranoid
Mood meningkat
Hipertimia, eforia, ekstasia»_space;> bipolar manik
Mood menurun
Hipotimia, anhedonia»_space;> bipolar depresi
Perilaku motoric
Ragam perbuatan manusia dilandasi motif tertentu (tanda-tanda skizofrenia katatonik)
Perilaku motoric (9)
Stupor katatonia Furor katatonia Katalepsia Fleksibilitas carea Akinesia Bradikinesia Ambitendensi Negativisme Katapleksia
Stupor katatonia
Penurunan aktivitas motoric ekstrim
Furor katatonia
Agitasi motoric ekstrim
Katalepsia
Mempertahankan sikap tubuh dalam waktu lama
Fleksibilitas carea
Dapat diatur tanpa perlawanan
Akinesia
Aktivitas motoric terbatas
Bradikinesia
Perlambatan gerakan motoric (Parkinson)
Ambitendensi
2 aktivitas motoric muncul bersamaan
Negativisme
Tahanan tanpa motivasi terhadap semua usaha/menggerakan/semua instruksi
Katapleksia
Hilangnya tonus otot
Neologisme
Kata-kata baru yang dibuat pasien
Proses pikir adalah arus pikir adalah
Cara menyalurkan ide yang membentuk pikiran
Proses pikir (5)
Asosiasi longgar Inkoherensia Flight of idea Sirkumstansial Tangensial
Asosiasi longgar
Gangguan arus pikir dari ide yang berpindah dari satu subyek ke subyek lain yang tidak berhubungan - skizofrenia paranoid
Inkoherensia
Pikiran yang tidak dapat dimengerti - Disosiasi longgar, disorganisasi, skizofrenia disorganisasi, skizofrenia hebefrenik
Flight of idea
Pikiran yang sangat cepat, verbalisasi berlanjut menghasilkan perpindahan konstan dari satu ide ke ide lain (bipolar manik)
Sirkumstansial
Pembicaraan tidak langsung, lambat mencapai poin yang diharapkan (demensia)
Tangensial
Tidak mampu mencapai tujuan secara langsung (skizofrenia)
Isi pikir
Buah pikiran dan keyakinan seseorang
Isi pikir (4)
Waham
Obsesi
Kompulsi
Fobia
Waham adalah delusi adalah
Keyakinan yang keliru tentang kenyataan
Jenis waham (7)
Waham bizarre Waham sistemaik Waham nihilisstik Waham somatic Waham paranoid (kebesaran, kejaran, rujukan, waham dikendalikan) Waham cemburu Waham erotomania
Waham bizarre
Keyakinan keliru, mustahil, dan aneh
Waham sistemaik
Keyakinan tergabung dalam satu tema (dikejar polisi atau mafia)
Waham nihilisstik
Keyakinan bahwa dirinya tidak ada atau menuju kiamat (Depresi)
Waham somatic
Keyakinan keliru melibatkan fungsi tubuh
Waham paranoid
Kebesaran, kejaran, rujukan, waham dikendalikan
Waham persekutorik
Keyakinan bahwa pasien diganggu, ditipu, atau disiksa
Waham kebesaran
Keyakinan kepentingan, kekuatan, atau identitas yang berlebihan (bipolar manik)
Waham rujukan
Keyakinan bahwa orang lain akan memfitnah dirinya
Waham pengendalian
Bahwa dikendalikan oleh tenaga dari luar (skizofrenia)
Waham pengendalian (4)
Penarikan pikiran (withdrawal) Penanaman pikiran (insertion) Siar pikiran (broadcasting) Pengendalian pikiran (control)
Penarikan pikiran (withdrawal)
Pikirannya ditarik orang lain
Penanaman pikiran (insertion)
Pikirannya disisipi oleh orang lain
Siar pikiran (broadcasting)
Pikirannya dapat diketahui orang lain
Pengendalian pikiran (control)
Pikirannya dikendalikan orang lain
Waham cemburu
Keyakinan berdasarkan cemburu patologis tentang pasangan tidak setia
Waham erotomania
Keyakinan bahwa seorang mencintainya, biasanya pada wanita
Obsesi
Suatu ide yang kuat menetap dan sering kali tidak rasional
Kompulsi
Tindakan patologis untuk melaksanakan suatu impuls, jika ditahan akan menimbulkan kecemasan
Fobia
Ketakutan patologis yang persisten dan berlebihan
Fobia (10)
Spesifik Social Akrofobia Agorafobia Ailurofobia Klaustrofobia Xenofobia Zoofobia Algofobia Panfobia
Fobia spesifik
Terbatas pada objek atau situasi khusus
Fobia social
Takut tampil di depan umum, dipermalukan di public
Akrofobia
Tempat tinggi
Agorafobia
Sulit melarikan diri; di tempat tertutup (pesawat, MRI)
Ailurofobia
Kucing
Klaustrofobia
Tempat tertutup
Xenofobia
Orang asing
Zoofobia
Hewan
Algofobia
Rasa nyeri
Panfobia
Segala sesuatu
Persepsi
Pengiriman stimulus fisik menjadi informasi psikologis guna memberi pemahaman tentang lingkungan
Persepsi (7)
Depersonalisasi Derealisasi Ilusi Halusinasi Daya nilai Daya nilai social Uji daya nilai
Depersonalisasi
Realitas dirinya tidak ada
Derealisasi
Lingkungannya menjadi asing
Ilusi
Persepsi yang keliru dari stimulus yang nyata
Halusinasi
Persepsi yang palsu tanpa stimulus nyata
Halusinasi (9)
Halusinasi hipnagogik Halusinasi hipnopompik Halusinasi dengar (auditorik) Halusinasi visual Halusinasi liliput Halusiasi penciuman (olfaktoris) Halusinasi pengecapan (gustatoris) Halusinasi perabaan (taktil) Halusinasi somatik
Halusinasi hipnagogik
Sensoris palsu saat akan tertidur
Halusinasi hipnopompik
Sensoris palsu saat akan terbangun
Halusinasi dengar (auditorik)
Persepsi bunyi yang palsu (dewasa) (psikotik akut)
Halusinasi visual
Persepsi penglihatan yang keliru (anak)
Halusinasi liliput
Benda tampak lebih kecil/mikropsia
Halusinasi penciuman (olfaktoris)
Penghidu keliru terjadi pada gangguan medis umum
Halusinasi pengecapan (gustatoris)
Persepsi pengecapan keliru, rasa tidak enak
Halusinasi perabaan (taktil)
Persepsi perabaan keliru, sensasi anggota tubuh teramputasi
Halusinasi somatik
Persepsi keliru yang terjadi dalam tubuhnya
Daya nilai
Kemampuan menilai situasi secara benar dan bertindak sesuai situasi
Daya nilai social
Menilai situasi secara benar dengan memperhatikan kaidah social
Uji daya nilai
Menilai situasi secara benar dalam situasi imajiner (Reality Test Ability/RTA)
“menanyakan apa yang pasien lakukan jika ditemukan uang”
Tilikan
Kemampuan memahami sebab sesungguhnya dan arti dari situasi
Tilikan 1
Penderita menyangkal dirinya sakit
Tilikan 2
Penderita agak menyadari dirinya sakit, namun saat bersamaan menyangkal dirinya sakit
Tilikan 3
Penderita sadar bahwa dirinya sakit, menyalahkan orang lain sebagai faktor penyebab
Tilikan 4
Sadar dirinya sakit, tidak tahu dari mana factor penyakitnya
Tilikan 5
Sadar diri sakit, tahu sumber penyakit dari dalam diri, tidak ada rencana mencari pertolongan
Tilikan 6
Sadar diri sakit, tahu sumber penyakit dari dalam diri, ada rencana mencari pengobatan