Respirologi Flashcards
TBC
Anamnesis
Keluhan utama
- Demam >= 2 minggu
- Batuk >- 2 minggu, riwayat batuk darah?
- Penurunan BB/failure to thrive
- Malaise, tidak aktif
- Keringat malam
- Riwayat kontak dengan pasien TB, apakah dalam keluarga ada riwayat batuk lama/konsumsi obat 6 bulan?
- Riwayat alergi
- Pembengkakan pada sendi?
- Riwayat minum obat 6 bulan?
TBC
PF
TTV
Antropometri: status gizi, BB, TB
Head to toe:
- Kepala: konjungtiva anemis, sklera ikterik?
- Leher: pembesaran KGB
- Thoraks: simetris, retraksi
- Pulmo: Sp. bronkovesikuler, sp. menurun, rhonki (+), wheezing (-)
- Cor: Bising?
- Abdomen: Massa?
- Ekstremitas: Sianosis, CRT, clubbing finger?
TBC
PP
- Uji tuberkulin
- Tes Cepat Molekular (TCM)
- Sputum BTA
- Biakan Mycobacterium dengan Lowenstein Jensen -> diagnosis pasti
- GenExpert: Mengetahui ada tidaknya resisten obat
- Foto thoraks AP lateral: pembesaran hilus atau paratrakeal, konsolidasi segmen/lobus paru, milier, kavitas, efusi pleura, atelektasis, atau kalsifikasi
- Interferon Gamma Release Assay (IGRA)
- Pemeriksaan sesuai organ yang terkena
TBC
PP: Uji tuberkulin
= Mantoux test
1. Jelaskan tujuan dan cara
- Tujuan: Alat bantu diagnosis infeksi TB
- Cara: Suntik di daerah volar lengan bawah dengan suntikan 1 cc, hasil (+) bila ada indurasi >= 10 mm atau >= 5 mm pada immunocompromised
2. Informed consent
3. Persiapan alat & bahan: sarung tangan, spuit 1 cc, reagen Purified Protein Derivate (PPD)
4. Cuci tangan, pakai sarung tangan
5. Pastikdan daerah yang akan disuntik
6. Penyuntikan 0,1 ml tuberkulin PPD secara intrakutan di bagian volar lengan bawah degan arah suntikan memanjang lengan (longitudinal)
7. Diperiksa setelah 48-72 jam, apakah terdapat indurasi, bukan eritema/hiperemis
8. Indurasi dipalpasi, tepinya ditandai dengan pulpen dan diukur diameternya
9. Interpretasi:
- >= 10 mm -> positif TB, post imunisasi BCG, infeksi mikobakterium atipik
- 5-9 mm -> meragukan dan perlu diulang (jarak 2 minggu)
- 0-4 mm -> negatif, sedang dalam masa inkubasi, anergi
*Pada pasien *immunocompromised hasil >= 5 mm sudah positif TB
10. Cuci tangan, buang sarung tangan
TBC
Diagnosis: Parameter skoring TB (8)
- Kontak TB
- Uji tuberkulin/Mantoux
- BB/Keadaan gizi
- Demam yang tidak diketahui
- Batuk kronik
- Pembesaran KGB kolli, aksila, inguinal
- Pembengkakan tulang/sendi
- Foto thoraks
TBC
Diagnosis: Skoring TB (Kontak TB)
0: Tidak jelas
2: Riwayat kontak keluarga, BTA (-)/BTA tidak jelas/tidak tahu
3: BTA (+)
TBC
Diagnosis: Skoring TB (Uji tuberkulin (Mantoux))
0: Negatif
3: Positif (>= 10 mm atau >= 5 mm pada imunokompromais)
TBC
Diagnosis: Skoring TB (BB/Keadaan gizi)
1: BB/TB <90% atau BB/U <80%
2: Klinis gizi buruk atau BB/TB <70% atau BB/U <60%
TBC
Diagnosis: Skoring TB (Demam yang tidak diketahui)
1: >= 2 minggu
TBC
Diagnosis: Skoring TB (Batuk kronik)
1: >= 2 minggu
TBC
Diagnosis: Skoring TB (Pembesaran KGB kolli, aksila, inguinal)
1: >= 1 cm, lebih dari 1 KGB, tidak nyeri
TBC
Diagnosis: Skoring TB (Pembengkakan tulang/sendi)
1: Ada pembengkakan
TBC
Diagnosis: Skoring TB (Foto thoraks)
0: Normal/tidak ada kelainan
1: Gambaran sugestif TB
TBC
Diagnosis: Interpretasi skoring TB
> = 6 -> dx TB obati OAT
= 6 + mantoux (+) + kontak TB (+) + gejala klinis (+) -> dx TB, OAT
= 6 + mantoux (+) + kontak TB (+) + gejala klinis (-) -> pencegahan TB
= 6 + mantoux (-) + kontak TB (-) -> observasi gejala 2-4 minggu
TBC
Tatalaksana: Jenis obat, dosis, efek samping
- Isoniazid: 10 (7-15) mg/kgBB/hari, maks. 300 mg, ES neuritis perifer
- Rifampisin: 15 (10-20) mg/kgBB/hari, maks. 600 mg, ES kencing merah & hepatotoksik
- Pirazinamid: 35 (30-40) mg/kgBB/hari, maks. (-), ES hepatotoksik
- Etambutol: 20 (15-25) mg/kgBB/hari, maks. (-), ES buta warna
- Streptomisin: 15-40 mg/kgBB/hari, maks. 1.000 mg, ES ototoksisitas
TBC
Tatalaksana: Panduan OAT anak (TB paru BTA (-), TB kelenjar, efusi pleura TB)
Fase intensif: 2HRZ
Fase lanjutan: 4HR
TBC
Tatalaksana: Panduan OAT anak (TB paru BTA (+), TB paru dengan kerusakan luas, TB ekstraparu (selain TB meningitis dan TB tulang/sendi))
Fase intensif: 2HRZE
Fase lanjutan: 4HR
TBC
Tatalaksana: Panduan OAT anak (TB tulang/sendi, TB milier, TB meningitis)
Fase intensif: 2HRZE
Fase lanjutan: 10HR
TBC
Tatalaksana: Dosis OAT KDT pada TB anak
Fase intensif (2 bulan) RHZ (75/50/150)
Fase lanjutan (4 bulan) RH (75/50)
5-7 kg: FI 1 tablet, FL 1 tablet
8-11 kg: FI 2 tablet, FL 2 tablet
12-16 kg: FI 3 tablet, FL 3 tablet
17-22 kg: FI 4 tablet, FL 4 tablet
23-30 kg: FI 5 tablet, FI 5 tablet
>30 kg: OAT dewasa
TBC
Tatalaksana: Kortikosteroid
Indikasi:
1. TB meningitis
2. Sumbatan jalan napas akibat TB kelenjar (endobronkhial TB)
3. Perikarditis TB
4. TB milier dengan gangguan napas yang berat
5. Efusi pleura TB
6. TB abdomen dengan asites
Prednison 2-4 mg/kg/hari, maks. 60 mg/hari selama 4 minggu
Tappering-off dilakukan bertahap setelah 2 minggu pemberian, kecuali pada TB meningitis pemberian selama 4 minggu sebelum tappering-off
TBC
Tatalaksana: Piridoksin
Isoniazid menyebabkan defisiensi piridoksin simtomatik terutama pada anak dengan malnutrisi berat dan anak dengan HIV on ART
Suplementasi piridoksin 5-10 mg/hari direkomendasikan pada HIV positif dan malnutrisi berat
TBC
Perjalanan TB ekstraparu
TBC
Perjalanan TB ekstraparu
Infeksi 2-12 minggu (6-8 minggu):
1) Kompleks primer 3-24 bulan sebagian besar sembuh sendiri
2) Efusi pleura 3-6 bulan -> erosi bronkus 3-9 bulan -> meningitis TB 12 bulan -> TB tulang 3 tahun -> TB ginjal 5 tahun
TBC
Bagaimana pemberian OAT pada bayi <5 kg?
OAT secara terpisah, tidak dalam bentuk KDT dan sebaiknya dirujuk ke RS
TBC
Bagaimana pemberian OAT bila terjadi kenaikan BB saat pengobatan?
Dosis atau jumlah tablet yang diberikan disesuaik dengan BB saat itu
TBC
Bagaimana dosis OAT KDT pada anak obesitas?
Berdasarkan BB ideal (sesuai umur)
TBC
Apakah OAT KDT dapat dibelah atau digerus?
Tidak boleh, OAT KDT harus diberikan secara utuh
TBC
Bagaimana cara minum OAT yang benar?
Obat ditelan utuh, dikunyah/dikulum (chewable), atau dimasukkan air dalam sendok (dispersable)
DAN
Obat diberikan pada saat perut kosong atau paling cepat 1 jam setelah makan
TBC
Bagaimana bila OAT diberikan dalam bentuk puyer?
Semua obat tidak boleh digerus bersama dan dicampur 1 puyer
TBC
Apa tolak ukur penilaian status gizi pada anak dengan TB?
BB, TB, LiLA
ATAU
Pengamatan gejala dan tanda malnutrisi, seperti edema atau muscle wasting
TBC
Berapa kali pemantauan pengobatan pasien TB anak selama fase intensif dan fase lanjutan?
Fase intensif: dipantau 1x/2 minggu
Fase lanjutan: dipantau 1x/bulan
TBC
Apa yang dievalusi setiap kunjungan pada pasein TB anak?
- Respon pengobatan: baik bila gejala klinis membaik (demam hilang dan batuk berkurang), nafsu makan meningkat, dan BB meningkat
- Kepatuhan: dicatat menggunakan kartu pemantauan pengobatan
- Toleransi
- Kemungkinan ES obat
TBC
Kapan dilakukan pemeriksaan dahak ulang pada pasien TB anak BTA (+) saat awal pengobatan?
Akhir bulan ke-2, ke-5, dan ke-6 pengobatan
TBC
Apakah perlu dilakukan foto thoraks untuk pemantauan pengobatan?
Tidak perlu karena perbaikan radiologis akan terlihat dalam jangka waktu yang panjang.
Kecuali:
- TB milier setelah pengobatan 1 bulan
- Efusi pleura setelah pengobatan 2-4 minggu
TBC
Apakah perlu dilakukan uji tuberkulin untuk pemantauan pengobatan?
Tidak perlu karena uji tuberkulin yang positif akan tetap positif
TBC
Hasil pengobatan (6)
Sembuh
Pengobatan lengkap
Gagal
Meninggal
Putus berobat (loss to follow-up)
Tidak dievaluasi
TBC
Hasil pengobatan: sembuh
Pasien TB paru BTA (+) pada awal pengobatan -> BTA (-) pada akhir pengobatan DAN pada salah satu pemeriksaan sebelumnya menjadi (-)
TBC
Hasil pengobatan: pengobatan lengkap
Pasien TB selesai pengobatan lengkap, dimana pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan (-), namun tidak ada hasil BTA pada akhir pengobatan
TBC
Hasil pengobatan: gagal
Pasien TB yang hasil pemeriksaan dahak tetap (+)
ATAU kembali (+) pada >= bulan ke-5
ATAU kapan saja apabila selama dalam pengobatan diperoleh hasil lab yang menunjukkan adanya resistensi OAT
TBC
Hasil pengobatan: meninggal
Pasien TB meninggal oleh sebab apa pun sebelum memulai ATAU sedang dalam pengobatan
TBC
Hasil pengobatan: putus berobat (loss to follow-up)
Pasien TB yang tidak memulai pengobatannya ATAU sedang dalam pengobatan
TBC
Hasil pengobatan: tidak dievaluasi
Pasien TB yang diketahui hasil akhir pengobatannya
Pasien pindah (transfer out) ke kabupaten/kota lain, dimana hasil akhir pengobatannya tidak diketahui oleh kabupaten/kota yang ditinggalkan
TBC
Bagaimana tatalaksana pasien yang berobat tidak teratur?
- Jika tidak minum obat >2 minggu FI ATAU >2 bulan FL DAN menunjukkan gejala TB, ulangi pengobatan dari awal
- Jika tidak minum obat <2 minggu FI ATAU <2 bulan FL ATAU menunjukkan gejala TB, lanjutkan sisa pengobatan sampai selesai
TBC
Bagaimana bila anak yang pernah mendapat pengobatan TB datang kembali dengan gejala TB?
Evaluasi dengan pemeriksaan dahak atau skoring.
Tidak dianjurkan uji tuberkulin ulang.
Jika hasil pemeriksaan dahak (+) -> anak diklasifikasikan sebagai kambuh.
TBC
Apa obat yang paling sering memberikan ES hepatotoksisitas?
Isoniazid, rifampisin, atau pirazinamid
TBC
Apa perlu dilakukan pemeriksaan kadar enzim hati?
Tidak perlu dilakukan secara rutin pada anak yang akan memulai pengobatan TB
TBC
Apa OAT perlu dihentikan bila terjadi peningkatan enzim hati ringan (<5x nilai normal) tanpa gejala klinis?
Tidak perlu
TBC
Bagaimana bila terjadi hepatomegali atau ikertus saat pengobatan OAT?
- Segera ukur kadar enzim hati dan jika perlu penghentian OAT
- Penapisan ke arah penyebab hepatitis lain
- OAT diberikan kembali jika fungsi hati kembali normal, diberikan dosis yang lebih kecil yang masih masuk dalam rentan terapi, dengan tetap memonitor kadar enzim hati
- Konsultasi ke ahli hepatologi diperlukan untuk tata laksana lebih lanjut
TBC
Apa indikasi pencegahan dan pengobatan dengan INH?
Anak dengan kontak TB yang terbukti tidak sakit TB dengan kriteria berikut:
- Usia <5 tahun
- Anak dengan HIV (+)
- Anak dengan kondisi imunokompromais lain, mis. gizi buruk, DM, keganasan, mendapatkan steroid sistemik jangka panjang
TBC
Bagaimana tata laksana pada kontak anak?
PP INH:
- Balita, HIV (+/-), ILTB
- Balita, HIV (+/-), terpajan
- >5 tahun, HIV (+), ILTB
- >5 tahun, HIV (+), terpajan
Observasi
- >5 tahun, HIV (-), ILTB
- >5 tahun, HIV (-), terpajan
TBC
Bagaimana pemberian obat pencegahan INH?
- Dosis INH 10 mg/kgBB/hari, maks. 300 mg/hari, dikonsumsi sekali sehari sebaiknya pada waktu yang sama saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan)
- Lama pemberian PP INH 6 bulan
- Dosis obat disesuaikan dengan kenaikan BB setiap bulan
- Pada pasien gizi buruk atau infeksi HIV, diberikan vit. B6 10 mg untuk dosis INH <= 200 mg/hari dan 2x10 mg untuk dosis INH >200 mg/hari