CH 7 : The Decision-Making Process Flashcards
technological competency
kemampuan mengerti teknologi baru dan memanfaatkannya sebaik mungkin
information competency
menemukan, mengumpulkan, mengatur, menunjukkan informasi untuk decision making
analytical competency
mengevaluasi dan menganalisis informasi
data
fakta mentah dan observation
informasi
data menjadi berguna dan bermakna
timely
informasi tersedia ketika dibutuhkan
high quality
info akurat dan dpt dipercaya
complete
info lengkap , up to date
relevant
sesuai dengan tugas yg ada, bebas dr material asing
understandable
info jelas dan dpt dimengerti
management information system
menggunakan tech terkini utk mengkoleksi, mengatur, mendistribusikan data
intelligence information untuk
menghadapi customer, competitor, other stakeholder
data mining
proses menganalisis data utk memproduksi informasi
big data
dlm quantity besar dan susah utk diproses tanpa matematika canggih dan teknik komputasi
analytics
pengumpulan sistematis dan pengolahan data
business intelligence
proses penyadapan/penambangan sistem informasi utk mmengambil dan melaporkan data
executive dashboard
scr visual menunjukkan dan memperbarui key performance metric melalui bentuk graph/chart.scorecard
managers as information processors
terus mengumpulkan, memberi, menerima informasi
performance threat
ada sesuatu yg salah/sudah salah.kinerja sbenarnya kurang dari yg diinginkan
performance opportunity
menawarkan kesempatan utk kinerja yg lebih baik
problem avoiders
mengabaikan informasi, mengumpulkan info scr pasif, tdk mau membuat keputusan
problem solvers
mau membuat keputusan dan memecahkan masalah tapi hny ketika dipaksa situasi . berhadapan dgn baik performance threat tp melewatkan performance opportunities
problem seekers
proaktif mencari masalah utk diselesaikan bahkan sblm tjd. pny pemikiran maju, mengantisipasi performance action dan threat, mengambil preemptive action
systematic thinking
menghadapi masalah scr rational, step by step, analytical process, slow dan methodical. membuat plan sblm mengambil action
intuitive thinking
fleksibel dan spointan, menghadapi byk aspek sekaligus mempertimbangkan firasat/ide spontan, bekerja dgn baik ketika fakta terbatas
multidimensional thinking
melihat byk problem scr serentak, baik long/short time horizon
strategic opportunism
kemampuan tetap fokus dlm long term objective sambil memecahkan short term problem scr fleksibel
sensation thinkers
menekankan impersonal drpd personal, mengambil pendekatan realistis, suka hard facts, tujuan jelas, kepastian
intuitive thinkers
nyaman dgn abstraksi, situasi tdk terstruktur, cenderung idealistic, rentan thdp posisi intelektual dan teoritis, cenderung menghindari detail
intuitive feelers
menyukai issue global dan luas, insightful, mementingkan fleksibilitas dan human relationship
sensation feelers
menekankan baik analisis maupun human relation, pendekatan realistis , lbh suka fakta drpd spekulasi, open communicator dan sensitif thdp feeling dan value
programmed decision
menggunakan solusi yg sudah tersedia dr pengalaman sebelumnya
nonprogrammed decision
situasi baru dibuat khusus utk menemukan permintaan dari situasi unik yg tjd
certain environment
komplit, lengkap dengan factual information, rapi dan nyaman utk decision maker
risk environment
kekurangan info dan tdk lengkap, menggunakan probabilities utk mengira”`
uncertain environment
ketika fakta sedikit, info sgt tidak lengkap, manager tdk dpt menetapkan kemungkinan hasilnya
step 1 decision making process
mencari dan mengidentifikasi masalah (mengumpulkan info, decision objective hrs dibuat)
common mistake dalam defining problems
mendefinisikan masalah trll luas/sempit, fokus ke gejala drpd penyebab, memilih problem yg salah utk dihadapi dlm titik wkt tertentu
step 2 decision making process
menghasilkan dan mengevaluasi tindakan alternatif
kesalahan paling sering dlm step 2
meninggalkan pencarian alternatif dan evaluasi dlm konsekuensi mereka trll cepat akibat ketidaksabaran, time pressure, lack of commitment
step 3 decision making process
memilih tindakan yg diutamakan
classical decision model
pilihan rasional diutamakan . manager menghadapi problem yg jelas shg membuat optimizing decision
behavioral decision model
ada cognitive limitation dlm kemampuan human information processing. membuat manager susah utk fully informed, membuat bounded rationality
satisfacting decision
memilih satisfactory alternative pertama yg menarik perhatian
step 4 decision making process
implement the decision - mengambil keputusan utk memastikan solusi jadi realita, manager hrs punya kemauan
step 5 decision making process
mengevaluasi hasil, pembandingan antara yg nyata dan hasil yg diinginkan. jika gagal, kembali ke step awal
ethical reasoning
utility, rights, justice, caring
heuristic
strategi menyederhanakan decision making
framing error
problem dievaluasi dan dipecahkan dlm konteks dimana dirasakan baik scr positif/negatif
availability bias
menilai situasi skrg dengan menggunakan informasi dri ingatan
representative bias
menilai kemungkinan berdasar kemiripan dgn stereotype kejadian
anchoring and adjustment bias
decision dipengaruhi rasa hormat thdp nilai sblmnya
confirmation error
menyadari , menerima, mencari informasi yg mengkonfirmasi dgn decision yg dibuat
escalating commitment
decision utk meningkatkan effort
big c creativity
hal luar biasa dilakukan oleh org luar biasa
little c creativity
org biasa mampu menghadirkan cara unik
design thinking
membuka creativity dlm decision making melalui proses pengalaman, ideation, prototyping
personal creativity drivers
motivation,skill,expertise
situational creativity drivers
team creativity skill, management support, organizational culture