100-150 Flashcards
- Saat menangani aneurisma pada gambar 29, pernyataan mana yang SALAH merujuk pada penggunaan “electrically detachable coils” sebagai terapi primer :
a. Penonjolan coils melewati leher aneurisma dapat menyebabkan oklusi arteri utama
b. Penempatan coil dapat menyebabkan ruptur mekanik dr aneurism
c. Vasospasm dpt terjadi akibat penempatan coil
d. Saat coil diletakkan kraniotomi untuk ligasi pembedahan pada leher tdk bs dilakukan
e. Ruptur aneurisma yg tertunda dapat terjadi setelah prosedur
D
- Sejumlah faktor neurotropik telah teridentifikasi memiliki peran yg potensial pada perkembangan, maturasi, pengelolaan, atau regenerasi neuron pada CNS. Sebagian besar data baik in vitro, atau lokalisasi anatomis dr faktor yg spesifik terhadap area CNS. Satu faktor pertumbuhan, yg telah menunjukkan efek yg kuat, langsung, dan positif pada neuron dopaminergik in vitro, dan berhubungan dengan penyakit Parkinson yaitu:
a. PDGF
b. Faktor neurotropik ciliary
c. Faktor neurotropik glial cell line-derived
d. IL-1
e. Faktor pertumbuhan saraf
C
- Pernyataan mana yg BENAR terkait limfoma intraserebral (tdk berhubungan dgn AIDS):
a. Kemoterapi intratekal lbh efektif drpd radioterapi tunggal atau radioterapi yg dikombinasikan degan kemoterapi sistemik
b. Adanya lebih dr 2 lesi berhubungan kuat dengan survival buruk
c. Riwayat kanker pada keturunan tingkat pertama tanda prognostik buruk
d. Survival pada pasien yg mengidap tumor yg berhubungan dgn ependimal lbh baik drpd yg tanpa kontak ependimal
C
- Drop foot tampak pada kondisi berikut, KECUALI:
a. Cedera saraf peroneal profundus
b. Cedera saraf peroneal superfisial
c. Cedera saraf peroneal utama
d. Radikulopati L4
e. Radikulopati L5
B
- Pernyataan di bawah ini benar sehubungan dengan spasme hemifasia (HFS), KECUALI:
a. HFS muncul saat tidur
b. HFS biasanya disebabkan kompresi saraf fasialis pada jalur keluar arteri serebelaris superior
c. Pada kasus HFS unik, angiogragm cerebral normal
d. Wlpn jarang, setiap pasien harus diMRI utk mengeksklusi tumor, AVM, atau epidermoid
e. Karbamazepin dan feniotin tidak efektif untuk mengatasi gejala
B
- Pasien berusia 28 tahun datang dengan nyeri punggung dan ischiadicus kiri yang onsetnya akut. Pemeriksaan neurologis menunjukkan Straight Leg Test (+) 30 derajat pada sisi kiri. Refleks patella dan achilles +2 pada kedua sisi. Pemeriksaan sensoris normal.Telah dilakukan myelogram lumbal. Proyeksi kiri-obliq seperti pada gambar 30. Riwayat dan temuan radiologis pada pasien tersebut PALING SESUAI dengan:
a. Herniasi diskus sentral L4-L5 dengan kompresi dari kedua nerve root L5
b. Herniasi diskus parasentral L4-5 kiri dengan kompresi nerve root L5
c. Herniasi diskus far lateral L5-S1 kiri dengan kompresi nerve root L5
d. Herniasi diskus parasentral L5-S1 kiri dengan kompresi nerve root S1
e. Herniasi diskus far lateral L4-L5 kiri dengan kompresi nerve root L4
D
Skenario untuk pertanyaan no. 111-113 Pria, 53 tahun, datang dengan riwayat diplopia selama 1 tahun dan proptosis pada mata kiri yang tumbuh progresif lambat.Pada pemeriksaan ditemukan proptosis sebesar 5mm dengan deviasi ringan bola mata ke arah medial dan bawah.CT koronal dan MRI di Gambar 33 dan 34. 107.Diagnosis banding dari lesi: a. dermoid b. epidermoid c. adenoma pleomorfik dari kelenjar lacrimal d. semua di atas e. A dan B saja
D
Pria, 53 tahun, datang dengan riwayat diplopia selama 1 tahun dan proptosis pada mata kiri yang tumbuh progresif lambat.Pada pemeriksaan ditemukan proptosis sebesar 5mm dengan deviasi ringan bola mata ke arah medial dan bawah.CT koronal dan MRI di Gambar 33 dan 34.
- Pendekatan pembedahan yang paling tepat untuk lesi ini:
a. Orbitotomi medial
b. Orbitotomi anterior
c. kraniotomi frontotemporal
d. orbitotomi lateral
D
Pria, 53 tahun, datang dengan riwayat diplopia selama 1 tahun dan proptosis pada mata kiri yang tumbuh progresif lambat.Pada pemeriksaan ditemukan proptosis sebesar 5mm dengan deviasi ringan bola mata ke arah medial dan bawah.CT koronal dan MRI di Gambar 33 dan 34.
- Manakah diantara struktur di bawah ini yang tidak melewati annulus Zinn
a. n.opticus
b. n.abdusens
c. n. Troclearis
d. n. Okulomotor
e. a. ophtalmicus
C
Wanita, 30 tahun mengalami episode scintillating scotoma pada lapang pandang sisi kiri diikuti gangguan lapang pandang pada sis kiri homonim. Sekitar 30 menit kemudian, ia mengalami nyeri kepala sebagianpada sis kana, terasa cekot-cekot. Nyeri kepala dialami sepanjang hari itu. Pasien kemudian diperiksa dengan MRI dan ditemukan ada kista pineal. (gambar 35)
- Kista pineal PALING BANYAK terdapat pada:
a. laki-laki berusia diatas 50 th
b. wanita kurang dari 50 tahun
c. wanita 20-40 tahun
d. wanita 20-40 tahun
C
- Jumlah Insidens dari kista pineal asmtomatik pada populasi umum yang dipelajari dari MRI:
a. >50%
b. 40-50%
c. 20-30%
d. 10-15%
e. 1-5%
111 D
- Penanganan TEPAT pasien dengan kista pineal adalah:
a. Reduksi kista intrahemisfer supratentorial
b. Reduksi kista supraserebelar infratentorial
c. Asprasi kista stereotaktik
d. Shunt ventrikuloperitoneal
e. Observasi periodik dengan MRI
116 E
Seorang laki-laki berusia 14 tahun dengan riwayat kekakuan nasal dan epistaksis. Penyelidikan menunjukkan massa nasal berukuran besar dengan perluasan melewati fissura pterigomaksilaris hingga fossa infratemporal (gambar 36, 37, dan 38, CT dan angiogram)
- Diagnosis PALING TEPAT pada pasien ini adalah:
a. Meningioma
b. Angiofibroma nasofaring
c. Karsinoma nasofaring
d. Karsinoma metastatik
e. Mukokel
B
Seorang laki-laki berusia 14 tahun dengan riwayat kekakuan nasal dan epistaksis. Penyelidikan menunjukkan massa nasal berukuran besar dengan perluasan melewati fissura pterigomaksilaris hingga fossa infratemporal (gambar 36, 37, dan 38, CT dan angiogram)
- Manajemen lesi ini termasuk salah satu di bawah ini, KECUALI:
a. Embolisasi endovaskular
b. Eksisi bedah dengan pendekatan kombinasi anterior dan lateral
c. Biopsi transnasal untuk menegakkan diagnosis
d. Eksisi bedah dengan translokasi fasial
C
- Granuloma kolesterol memiliki TANDA berikut pada pencitraan MRI T1-weighted:
a. T1: hiperintens, T2: hiperintens
b. T1: hipointens, T2: hiperintens
c. T1: hiperintens, T2: hipointens
d. T1: hipointens, T2: hipointens
A
- Selama pendekatan subtemporal, ekstradural, apabila seseorang mengebor tulang petrosus temporal pada area di sebelah medial terhadap foramen spinosum, posterior terhadap foramen ovale, dan dibawah jalur saraf saraf petrosal greater superfisial, struktur APA yang ditemukan?
a. Arteri karotis intimal
b. Saraf trigeminal
c. Saraf abducens
d. Kokhlea
e. Kanalis vidian
120 A
- Belokan saraf fasial dari segmen timpani-nya menuju segmen vertikal (genu kedua) adalah di depan dan di bawah kanalis semisirkular APA?
a. Kanalis horisontal (lateral)
b. Kanalis posterior
c. Kanalis superior
A