Syiir araby kel 6 (KARAKTERISTIK SYI’IR PADA MASA ABBASIYAH 1) Flashcards
Definisi syi’ir menurut Dr. Ali Badri:
Syi’ir adalah suatu kalimat yang sengaja disusun dengan menggunakan irama atau wazan Arab.
Unsur pokok dari sebuah syi’ir menurut Ahmad Hassan al-Zayyat:
Syi’ir mempunyai unsur-unsur pokok yaitu kalimat berirama, bersajak, dan berimajinasi.
Karakteristik umum syi’ir menurut Najmah Al Hinduan:
Syi’ir adalah puisi Arab yang memiliki aturan wazan dan qafiyah, serta kaya akan irama dan imajinasi yang indah.
Periode Kesusastraan Arab:
Kesusastraan zaman Jahiliyah: Mulai dua abad sebelum agama Islam lahir sampai lahirnya Islam.
Kesusastraan zaman Islam: Dari lahirnya Islam sampai runtuhnya daulat bani Umayyah.
Kesusastraan zaman Abbasiyah: Dari berdirinya daulat Abbasiyah sampai runtuhnya kota Bagdad oleh bangsa Mongolia pada 656 H.
Kesusastraan pemerintahan Turki: Dari runtuhnya kota Bagdad sampai timbulnya kebangkitan bangsa Arab di abad modern.
Kesusastraan abad modern.
Periode berkembangnya syi’ir Abbasiyah:
Syi’ir Abbasiyah berkembang pada periode kesusastraan zaman Abbasiyah. Ciri khas dari periode ini adalah kemajuan pesat dalam berbagai aspek budaya dan ilmu pengetahuan serta berkembangnya pusat-pusat kesenian seperti Bagdad dan Cordova.
Jenis-jenis Syi’ir:
Syi’ir multazim: Terikat dengan aturan wazan dan qafiyah. Penyair harus mengikuti aturan-aturan Ilmu Arudh dan Qawafiy.
Syi’ir mursal: Terikat dengan satuan irama atau taf’ilah, tetapi tidak wajib mengikuti qafiyah tertentu.
Syi’ir mantsur (syi’ir bebas): Tidak terikat oleh aturan wazan dan qafiyah, tetapi masih terikat oleh satuan irama dan wazan khusus yang mirip dengan bentuk natsar bernilai sastra tinggi.
Ciri khas dari syi’ir multazim:
Syi’ir multazim memiliki persamaan dalam bahar dan taf’ilah antara bait-baitnya, mengikuti aturan wazan dan qafiyah tertentu.
Perkembangan Syi’ir pada Masa Abbasiyah: (Pengaruh pusat pemerintahan Islam terhadap perkembangan syi’ir)
Pusat pemerintahan Islam di Bagdad dan Cordova menjadi pusat kesenian dan kebudayaan Arab. Para penyair berlomba mencari penghidupan dan kedudukan di sisi raja dan para pembesar negeri.
Perkembangan Syi’ir pada Masa Abbasiyah (Bagdad dan Cordova sebagai pusat perkembangan kesenian Arab)
Bagdad dan Cordova dijadikan tujuan utama para penyair dan kaum cendekiawan karena keduanya merupakan pusat pemerintahan dan kebudayaan yang maju.
Perkembangan Syi’ir pada Masa Abbasiyah (Dampak pujian dalam syi’ir kepada penguasa)
Pujian dalam syi’ir membuat nama penguasa lebih terkenal dan disukai masyarakat. Sebagai imbalan, para penguasa memberikan hadiah dan kedudukan kepada penyair.
Pengaruh Lingkungan dan Sosial pada Syi’ir:
Luasnya pengetahuan dan daya khayal kaum muslimin:
Dengan pengetahuan yang luas dan daya khayal yang tinggi, penyair pada masa Abbasiyah mampu menciptakan syi’ir dengan makna yang dalam dan imajinasi yang kaya.
Pengaruh kemewahan hidup keluarga istana:
Kemewahan hidup keluarga istana menambah luasnya bahasa dan daya khayal penyair, yang tercermin dalam syi’ir yang dihasilkan pada masa itu.
Estetika dan Struktur Syi’ir:
Daya tarik estetis puisi menurut Pradopo:
Daya tarik estetis puisi terletak pada struktur yang berkoherensi, penggunaan kata-kata yang maksimal, dan irama serta bunyi yang padu.
Pengaruh pengulangan kata pada akhir bait:
Pengulangan kata pada akhir bait menambah musikalitas dan keindahan syi’ir, membuatnya lebih nikmat didengar.
Syi’ir dan Kehidupan Sosial:
Penyair mencari penghidupan dan kedudukan:
Penyair mencari penghidupan dan kedudukan dengan memuji dan mengagungkan para raja dan pembesar negeri melalui syi’ir.
Imbalan dari penguasa kepada penyair:
Penguasa memberikan imbalan berupa hadiah dan kedudukan kepada penyair sebagai balasan atas syi’ir pujian yang mereka terima.
Analisis Teks Syi’ir:
Struktur dan tema syi’ir pada masa Abbasiyah:
Struktur syi’ir Abbasiyah terikat oleh wazan dan qafiyah dengan tema yang kaya akan imajinasi, pujian kepada penguasa, dan penggambaran kehidupan sosial serta kemewahan.
Ekspresi perasaan dan emosi dalam syi’ir:
Penyair Abbasiyah mengekspresikan perasaan dan emosi mereka melalui penggunaan irama, wazan, dan bahasa yang indah serta imajinatif.