Bab 6 Teori Contiguous Conditioning Flashcards
Pencetus
Edwin Ray Guthrie
Definisi teori
Teori ini adalah teori pembisaan asosiasi dekat (contiguous conditioning theory) yang menyatakan bahwa peristiwa belajar terjadi karena adanya sebuah kombinasi antara rangsangan yang disandingkan dengan gerakan yang cenderung diikuti oleh gerakan yang sama untuk waktu berikutnya.
Pendekatan yang dipakai
one law of
learning dan one trial learning.
one law of
learning dan one trial learning.
Semua proses belajar itu didasarkan pada dan dihasilkan karena
adanya hubungan antara stimulus (S) dan respons (R).
Hubungan tersebut tidak dapat diubah dengan pemberian hukuman
(punishment) atau hadiah (reward)
Eksperimen
kucing dalam sebuah kotak puzzle
bersama beberapa alat termasuk alat untuk merekam. Jika
alat-alat tersebut disentuh, maka kotak puzzle akan terbuka.
Hukum Kontiguiti
Gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan,
pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh
gerakan yang sama (Bell & Gredler, 1991).
Guthrie menekankan bahwa model perilaku tidak dapat
dibentuk melalui proses pembiasaan dan pengukuhan
(reinforcement) dengan menghadirkan stimulus
(conditioning) di lingkungan (environment metalistic).
Berbagai stimulus
Selain itu, suatu
proses akan menguat apabila respons tersebut
berhubungan dengan berbagai macam stimulus.
Penerapan Teori Contiguous Learning
dalam Pendidikan
- Metode Ambang (Threshold) = bertahap
- Metode Kelelahan (Fatigue)= sampai respon hilang
- Metode respon yang tidak sesuai
(incompatible response)=dihubungkan dg stimulus yg sesuai
kelebihan
- Mampu membentuk suatu perilaku positif
- Dapat mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa yang sudah
terbentuk sebelumnya. - Bahan pelajaran yang telah disusun bersifat hirarkis dari yang
sederhana sampai pada yang kompleks. Sehingga mampu menghasilkan
suatu perilaku yang konsisten terhadap bidang tertentu. - Pandangan teori ini berpendapat bahwa belajar merupakan proses
pembentukan atau shapping yaitu membawa siswa menuju atau mencapai
target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk bebas berkreasi
dan berimajinatif
kekurangan
- Tidak setiap pelajaran dapat menggunakan metode ini.
- Cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif,
tidak produktif, dan menundukkan siswa sebagai individu yang pasif. - Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning) bersifat
mekanistik dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur. - Terlalu menekankan pentingnya peran “hukuman” dalam proses belajar jika
dibandingkan dengan teori-teori belajar lain. Padahal tidak semua siswa cocok
dengan metode pemberian hukuman. - Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang berhubungan antara
stimulus dan respon, serta tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan
terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya