Bab 2 Teori Koneksionisme Flashcards
Pengusul Teori
Edward Lee Thorndike
Pengertian belajar
peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang
disebut stimulus (S) dengan respon (R). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang
menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk bereaksi atau berbuat, sedangkan respon adalah sembarang
tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang (Burhanuddin, 2008).
Pendapat Descrates & Darwin
Descrates berpendapat bahwa tubuh manusia dan binatang berfungsi berdasarkan prinsip mekanis yang sama
dan tidak banyak menimbulkan penelitian anatomis terhadap binatang. Tetapi Darwin menunjukkan bahwa
manusia dan nonmanusia sama dalam hampir semua aspeknya, baik secara anatomis, emosional, dan kognitif.
Bentuk dasar dari proses belajar
Menurut Thorndike bentuk paling dasar dari proses
belajar adalah trial-and-error learning (belajar
dengan uji coba), atau yang disebutnya sebagai
selecting and connecting (pemilihan dan pengaitan).
Belajar bersifat
inkremental bukan insightful : sistematis bertahap
Belajar dimediasi oleh
Dengan mengikuti prinsip parsimoni, Thorndike menolak campur tangan nalar dalam
belajar dan ia lebih mendukung tindakan seleksi langsung dan pengaitan dalam belajar.
Cara belajar manusia sama dengan
mamalia
Thorndike sebelum 1930
Law of exercise,readiness,law of effect
Law of exercise terbagi jd 2 bagian
law of use, law of disuse
law of effect
koneksi s-r meningkat jika diikuti satisfying state of affairs
Konsep sekunder sblm 1930
multiple respons, sikap, prapotensi elemen, analogi, pergeseran asosiatif
Prapotensi elemen
Menurut Thorndike, prapotensi elemen dinamakan aktivitas parsial dari suatu situasi dapat mengacu pada
fakta bahwa hanya beberapa elemen dari situasi yang dapat mengatur perilaku, seperti saat dimana
kondisi-kondisi dalam diri manusia akan menentukan variasi responsnya terhadap situasi eksternal yaitu
dengan mengutamakan (prepotent) efek dari satu atau beberapa elemen
Pergeseran Asosiasi
Associative shifting (pergeseran asosiatif) berkaitan dengan teori thorndike tentang elemen
identic dalam training transfer. Dimulai dari koneksi antara satu situasi tertentu dengan satu
respons tertentu. Lalu bertahab dengan seseorang mengambil elemen-elemen stimulus yang
merupakan bagian situasi dari awal dan menambahkan elemen yang bukan bagian dari stimulus
awal.
Thorndike pasca 1930
revisi hukum latihan : menghentikan repetisi tdk melemahkan koneksi
revisi hukum efek: respons tdk berefek ke kekuatan koneksi, tp penguatan
belongingness
penyebaran efek
belongingness
belongingness. Ia berpendapat apabila ada hubungan natural antara keadaan yang dibutuhkan organisme
dengan efek yang ditimbulkan suatu respons, maka proses belajar akan lebih efektif ketimbang jika hubungan
tersebut tidak alamiah
Penyebaran Efek
keadaan
memuaskan tidak hanya menambah probabilitas terulangnya respons yang menghasilkan keadaan yang
memuaskan tetapi juga dapat meningkatkan probabilitas terulangnya respons yang mengitari respons yang
memperkuat tersebut.
Kelebihan teori thorndike
Guru lebih banyak ceramah, tetapi juga tetap
harus diikuti contoh-contoh baik yang
dilakukan sendiri maupun melalui stimulasi
Pembelajaran berorientasi pada hasil yang
dapat diukur dan diamati, dan jika terjadi
kesalahan dapat diperbaiki
Pengulangan dan latihan digunakan agar
perilaku yang diinginkan dapat menjadi
kebiasaan
kekurangan teori thorndike
Belajar menurut teori ini bersifat
mekanistis
Belajar bersifat teacher centered (terpusat
pada guru)
Peserta didik pasif- teori ini lebih
mengutamakan materi
Evaluasi teori thorndike
satisfier berputar2
definisi yg terlalu mekanistik