Vaksin Pt. 2 Flashcards
Untuk parasit dan beberapa infeksi lainnya, vaksin baru pada tahap percobaan. Hal ini karena :
- penyakit tidak menginduksi respon imun yang spesifik
- parasit memiliki mekanisme variasi antigenik
- parasit dapat menyebabkan autoimunitas
penyakit tidak menginduksi respon imun yang spesifik
misalnya malaria, leishmaniasis dan schistosomiasis
parasit memiliki mekanisme variasi antigenik, seperti
Plasmodium falciparum
parasit dapat menyebabkan autoimunitas, misalnya
Trypanosoma cruzi.
Strategi vaksin malaria
1. Sporozoit
2. Tahap di hati
3. Merozoit
4. Tahap eritrosit aseksual
5. Gametosit
- Vaksin sporozoit menginduksi
pemblokan antibodi - Vaksin sporozoit menginduksi imunitas diperatarai sel pada tahap perkembangan di hati
- Vaksin merozoit (antigen)
menginduksi pemblokan antibodi - Vaksin pada tahap aseksual menginduksi respon imun pada tahap sel merah dan melawan produk toksik (vaksin anti penyakit)
- Vaksin untuk menghentikan tahap seksual – vaksin yang memblok transmisi
suatu sustansi tidak spesifik yang meningkatkan respon imun inang terhadap antigen sehingga dapat meningkatkan produksi antibodi
Adjuvan
Adjuvan berperan untuk mengaktifkan (1). Dua efek adjuvan yaitu: mengumpulkan antigen pada situs pengenalannya di (2) dan menginduksi (3) yang mengatur fungsi limfosit. Garam aluminium memiliki efek (4) sedangkan produk bakteri menginduksi pembentukan (5). Induksi pembentukan sitokin ini terutama bermanfaat bagi pasien (6), dan untuk mengarahkan respon imun.
- sel limfosit dan membentuk sel memori
- limfosit (efek ‘depot’)
- sitokin
- depot
- sitokin
- immunocompromised
Perlu diingat bahwa tidak ada adjuvan yang dapat digunakan
secara rutin pada manusia
Tipe adjuvant
1. Garam inorganik
2. Produk bakteri
- Aluminium hidroksida (alhidrogel), Aluminium fosfat, Calsium fosfat
- Bordetella pertussis (dengan toksoid dipteri dan tetanus)
- Imunisasi pasif adalah
- Imunisasi pasif ini dilakukan untuk
- penggunaan (penyuntikan) antibodi untuk mengobati infeksi.
- menetralkan toksin yang sudah menyebar di dalam tubuh dan apabila diperlukan antibodi spesifik dengan titre yang tinggi.
Imunoterapi non-spesifik
1. Sitokin
2. Inhibitor sitonin
- IFNa, IFNy, IL-2, GCSF
- TNF antagonis, IL-1 antagonis, IL-10
Filtrat bakteri dapat digunakan untuk menstimulasi sistem imun (1) terhadap (2), karena filtrat bakteri menginduksi pembentukan sitokin seperti (3).
Penggunaan (4) hanya terbatas pada tumor tertentu. Saat ini vaksin terhadap tumor diarahkan untuk menginduksi imunitas spesifik seperti halnya imunitas terhadap mikroba.
- non-spesifik
- Tumor
- IFN dan TNF
- sitokin dan immunostimulant (mis : BCG)
Vaksin anti-fertilitas dikembangkan untuk menginduksi imunitas terhadap hormon kehamilan, seperti (1). Vaksin ini digandeng dengan vaksin terhadap (2). Vaksin ini berhasil diterapkan pada baboon dan juga manusia tanpa efek samping yang berarti dan bersifat (3).
- human chrorionic gonado- tropin (hCG)
- toksoid tetanus dan dipteri
- sementara (temporer)
- Imunisasi non-spesifik, misalnya dengan …, digunakan untuk meningkatkan aktivitas sistem imun secara umum.
- … merupakan subtansi yang dapat meningkatkan produksi antibodi, dan biasanya digunakan pada vaksin organisme yang dimatikan.
- sitokin
- Adjuvan