TO Okt 2018 Flashcards

MidTest

1
Q

Seorang perempuan berusia 85 tahun dengan riwayat diabetes melitus, mengalami stroke 2 tahun yang lalu. Setelah itu pasien lebih banyak di tempat tidur, buang air kecil menggunakan kateter, nutrisi diberikan lewat NGT. Dua hari yang lalu, pasien mengalami demam. Urin di dalam kantong kateter terlihat keruh. Pasien cenderung mengantuk; tekanan darah 120/80 mmHg; frekuensi nadi 110x/menit; suhu 37 derajat Celcius; frekuensi napas 24x/menit. Hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 9,5 g/DL; Hematokrit 29%; Leukosit 11.000/uL; Trombosit 125.000/uL. Hasil pemeriksaan urinalisis: Leukosit penuh; Eritrosit 1-2/LPB; sel ragi (+).
Pengkajian masalah pada pasien dengan kondisi tersebut:
A. Pasien mengalami sepsis yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih
B. Pasien mengalami sepsis yang disebabkan oleh infeksi jamur sistemik
C. Pasien mengalami sepsis berat yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih
D. Pasien mengalami sepsis berat yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih terkait kateter
E. Pasien mengalami sepsis berat yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih dengan penyebab jamur

A

A. Pasien mengalami sepsis yang disebabkan oleh infeksi saluran kemih

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
2
Q
  1. Seorang lelaki berusia 90 tahun, dibawa oleh anaknya ke IGD dengan keluhan tampak mengantuk sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien tidak nafsu makan sejak 6 hari yang lalu karena sesak nafas. Di malam hari pasien kadang meracau dan tampak gelisah, namun kemudian cenderung diam dan tidur sepanjang pagi hingga sore. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran delirium, turgor suprasternal menurun, terdapat ronki basah kasar pada kedua paru.
    Faktor predisposisi terjadinya perubahan kesadaran pada pasien ini adalah :
A.	Infeksi 
B.	Dehidrasi 
C.	Hipoglikemia 
D.	Usia sangat lanjut 
E.	Gangguan elektrolit
A

D

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
3
Q
  1. Seorang lelaki berusia 74 tahun, dibawa kembali berobat ke poliklinik karena terlihat sangat bingung dan sulit berkonsentrasi sejak 2 hari terakhir. Pasien berobat rutin di poliklinik penyakit dalam dengan diagnosis terakhir vascular cognitiveimpairment (VCI), hernia nucleus (HNP), hipertensi, dan diabetes melitus. Saat berobat 5 hari yang lalu, pasien mengeluh sulit tidur karena mengeluh nyeri punggung bawahnya kambuh dan diresepkan obat yang meliputi kombinasi parasetamol dan kodein, kaptropil, amlodipin, glikuidon, metformin dan lorazepam.
    Gejala yang dialami pasien pada 2 hari terakhir mengarah pada kondisi:
    A. Ansietas
    B. Skizofrenia
    C. Sindrom delirium akut
    D. Progresi dari gangguan kognitif
    E. Gangguan perilaku dan psikologik pada demensia
A

C

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
4
Q
  1. Seorang perempuan berusia 72 tahun datang berobat ke poliklinik dengan BAK menjadi sulit ditahan sejak 2 bulan terakhir.Pasien merasa lelah harus bolak balik ke toilet untuk berkemih, malam hari bisa 3-4 kali, sedangkan pagi hingga sore hari bisa 8-10 kali.Pasien juga mengeluh sudah sejak lama air seni menetes keluar bila pasien batuk atau bersin.Pasien menderita diabetes mellitus sejak 12 tahun terakhir. Hasil glukosa darah puasa 123 mg/dL, glukosa darah 2 jam postprandial 180 mg/dL, HbA1c 6,5 %, urinalisis: Lekosit 2-3/LPB, eritrosit 0-1/LPB, nitrit (-)
    Diagnosis yang paling tepat pada pasien ini adalah:

A. Inkontinesia urin akut
B. Inkontinesia urin persisten tipe stress
C. Inkontinesia urin persisten tipe urgency
D. Inkontinesia urin persisten tipe overflow
E. Inkontinesia urin persisten tipe campuran

A

E

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
5
Q
  1. Seorang perempuan berusia 45 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri perutberulang terutama pada daerah kiri bawah. Kadang disertai mual, muntah dan diare. Keluhanini sudah berlangsung lebih dari 7 bulan dan sudah sering mendapat pengobatan tetapi tidak memberikan hasil yang memuaskan. Hasil sonografi abdomen dan analisis feces dalam batasnormal. Pada pemeriksaan kolonoskopi didapatkan hemoroid interna grade 1.
    Tatalaksana yang paling efektif pada kasus diatas adalah:
    A. Pemberian tegaserid dan anti diare
    B. Pemberian alprazolam bersama diet lambung
    C. Pemberian terapi simtomatik dan psikoterapi
    D. Pemberian sertralin bersama dengan omeprazol
    E. Pemberian alprazolam bersama dengan ranitidin
A

C

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
6
Q
  1. Seorang perempuan usia 32 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan gatal-gatal(urtikaria) sejak 2 bulan terakhir. Keluhan ini dirasakan setiap hari. Pasien didiagnosishipotiroid 6 minggu yang lalu, dan mendapat terapi L-tiroksin 1x100 ug. Tidak ada keluargayang menderita keluhan yang sama.
    Pengkajian masalah pada pasien di atas adalah :
    A. Pasien mengalami urtikaria akut
    B. Pasien menderita urtikaria herediter
    C. Pasien mengalami urtikaria akibat alergi L-tiroksin
    D. Pasien mengalami urtikaria kronik akibat penyakit tiroid
    E. Pasien mengalami urtikaria akut akibat penyakit tiroid dan alergi L-tiroksin
A

D

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
7
Q
  1. Seorang lelaki berusia 67 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas memberat sejak seminggu, disertai batuk berdahak warna kuning. Pasien mulai ada keluhan sesak disertai bunyi “ngik-ngik” sejak 5 tahun yang lalu dan keluhan makin sering timbul sejak 6 bulan ini. Pasien mempunyai riwayat merokok sejak usia muda dan baru berhenti sejak 5 tahun ini. Selama ini keluhan sesak mereda dengan menggunakan obat semprot yang diberikan dokter, namun keluhan seminggu terakhir tidak mereda meski sudah menggunakan obat semprot tersebut. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bentuk dada barrel chest, wheezing pada seluruh lapang paru. Hasil AGD : pH 7,32; pO2 65 mmHg; pCO2 60 mmHg; HCO3 30 mEq/L; BE +4; saturasi O2 96%.
    Tatalaksana medika mentosa yang paling tepat pada pasien ini adalah :
    A. Injeksi steroid, mukolitik/expectorant, inhalasi dengan anti kolinergik dan short acting β2 agonis
    B. Antibiotik, golongan xantin, inhalasi dengan steroid, anti kollinergik dan long acting β2 agonis
    C. Antibiotik, injeksi steroid, inhalasi dengan long acting β2 agonis, mukolitik / expectorant
    D. Antibiotik, injeksi steroid, inhalasi dengan anti kolinergik dan short acting β2 agonis, mukolitik/ expectorant, golongan xantin
    E. Antibiotik, inhalasi dengan steroid, anti kolinergik dan long acting β2 agonis, mukolitik / expectorant, golongan xantin, injeksi steroid
A

D

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
8
Q
  1. Seorang perempuan berusia 33 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan batuk berdahak sejak 3 minggu sebelum berobat. Kadangkala pasien sesak napas disertai napas berbunyi. Demam didapatkan pada awal timbulnya keluhan sesak napas, tetapi saat ini sudah tidak ada. Pasien tidak merokok, tetapi suami pasien seorang perokok aktif. Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan suara napas vesikuler, terdapat ronkhi di basal paru bilateral disertai wheezing (+/+). Pada pemeriksaan foto thoraks didapatkan fibroinfiltrat di basal kedua paru.
    Pemeriksaan dilakukan penunjang utama yang perlu dilakukan pada pasien ini adalah:
    A. Spirometri
    B. Analisis gas darah
    C. Spirometri pasca terapi inhalasi
    D. Pemeriksaan darah perifer lengkap dan procalcitonin
    E. Pemeriksaan gram, kultur mikroorganisme dan resistensi obat
A

C

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
9
Q
  1. Seorang lelaki berusia 40 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan riwayat batuk kronik sejak 1 bulan sebelum berobat. Batuk dengan dahak yang biasanya berwarna kuning dan kadang-kadang kehijauan. Tidak ada riwayat mengi, asma, gagal jantung kongestif, dan penyakit refluks gastroesofageal. Pasien merokok selama 15 tahun sebanyak 1 bungkus/hari. Pada pemeriksaan paru didapati ronki basah kasar nyaring pada basal paru kanan. Hasil rontgen torak didapatkan gambaran menyerupai sarang tawon pada paru kanan bawah disertai bercak-bercak infiltrat disekitarnya. Hasil spirometri: FEV1 80%; FVC 88%.
    Berdasarkan data di atas, kemungkinan diagnosis pada pasien adalah:
    A. Emfisema paru
    B. Asma bronkhiale
    C. Bronkhitis kronis
    D. Bronkopneumia
    E. Bronkiektasis terinfeksi
A

E

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
10
Q
  1. Seorang perempuan, berusia 66 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak napas yang semakin lama makin memberat sejak 4 minggu yang lalu, disertai rasa tidak nyaman pada dada kanan. Tiga puluh tahun yang lalu, ia pernah mendapat kemoterapi karena limfoma Hodgkin. Pasien tidak pernah merokok. Pada pemeriksaan fisik didapatkan redup di sela iga 3 dada kanan; vasikuler menurun dada kanan; ronki di paru kanan; wheezing tidak ada. Pemeriksaan payudara dalam batas normal. Foto toraks menunjukkan efusi pleura kanan. Pada pungsi pleura, keluar cairan pleura serohemoragik dengan protein 43 g/ L. Hasil sitologi cairan pleura: beberapa sel atipik dan limfosit. Hasil USG abdomen dalam batas normal.
    Penyebab efusi pleura yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
    A. Ca mammae
    B. Mesothelioma
    C. Sindroma Meigs
    D. Limfoma Hodgkin
    E. Adenokarsinoma paru
A

B

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
11
Q
  1. Seorang lelaki berusia 55 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah dan sering lebam-lebam di kaki bila terbentur sejak 2 bulan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg; frekuensi nadi 80x/menit;frekuensi napas 20x/menit; suhu 37° C; kondisi umum baik; konjungtivita pucat; terdapat hematom di ekstremitas bawah; tidak ditemukan perdarahan nyata; hepar dan lien tidak teraba. Pada pemeriksaan darah didapatkan : Hb 8 g/dL; leukosit 4.500/Ul; trombosit 52.000/Ul.
    Tindak lanjut diagnostik yang paling tepat untuk pasien ini adalah :
    A. Analisis indeks besi
    B. USG abdomen pelvis
    C. Pemeriksaan hemostatis
    D. Pemeriksaan bone marrow puncture (BMP)
    E. Pemeriksaan bone marrow puncture (BMP) dan biopsi sumsum tulang
A

E

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
12
Q
  1. Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke IGD dengan keluhan perdarahan pervaginam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.Demam disangkal.Pada pemeriksaan fisik ditemukan perdarahan subkonjungtiva, perdarahan dibawah kulit, ekimosis, ptekie dan purpura. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Ht 21 %;lekosit 5800/uL;trombosit 7000/uL, retikulosit 2,9%. Bilirubin direk dan indirek dalam batas normal, ANA negative.
    Berdasarkan data di atas, diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
    A. Anemia Aplastik
    B. Sindroma Evans
    C. Systemic lupus Erythematosus (SLE)
    D. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)
    E. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
A

D

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
13
Q
  1. Seorang lelaki usia 61 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan benjolan di leher sejak 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar getah bening leher kanan. Tidak ada pembesaran limpa. Tekanan darah 135/85 mmHg; suhu 37° C; frekuensi nadi 80x/menit; frekuensi nafas 18x/menit. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 12,8 g/dL; leukosit 42.000/uL, hitung jenis : basofil 0%; eosinofil 0%; batang 1% segmen 41%, limfosit 53%, monosit 5%; trombosit 160.000/uL.
    Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
    A. TB kelenjar
    B. Limfoma hodgkin
    C. Limfoma non hodgkin
    D. Leukimia limfositik kronik
    E. Leukimia limfoblastik akut
A

D

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
14
Q
  1. Seorang perempuan berusia 58 tahun berobat ke dokter penyakit dalam karena nyeri di tulang punggung. Pada pemeriksaan laboratorium diketahui ada anemia dengan Hb 9 g/dl; leukosit 4700/mikroliter; Ht 27%; trombosit 175.000/mikroliter; retikulosit 1,8%; MCV 87 fl; MCH 29pg; MCHC 35g/dl. Kadar albumin 2,9 g/dl; ureum 78mg/dl; kreatinin 2.0 mg/dl.
    Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk melengkapi data awal pada pasien ini adalah :
A.	Feritin 
B.	Globulin 
C.	Analisis Hb 
D.	Coombs test 
E.	Kadar eritropoetin
A

B

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
15
Q
  1. Seorang perempuan berusia 32 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan lemas. Sejak satu tahun terakhir haid pasien seringkali memanjang hingga 8-10 hari, tetapi menurut dokter kandungan tidak ditemukan kelainan pada organ reproduksi. Di samping itu, kadang-kadang pasien juga mengalami haid 2 kali dalam satu bulan, terutama kalau sedang stress. Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik, jantung dan paru dalam batas normal, hati dan limpa tidak membesar. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 9,9 g/dl; hematokrit 30%; leukosit 5600/ul; trombosit 450.000/ul; retikulosit 1%; MCV 68fl; MCH 30pg; MCHC 80 g/dl.
    Pemeriksaan penunjang yang paling penting untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini sesuai data yang dipaparkan diatas adalah :
    A. Kadar feritin serum
    B. Morfologi darah tepi
    C. Serum irondan TIBC
    D. Feses dan urin lengkap
    E. Biopsi atau aspirasi sumsum tulang
A

C

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
16
Q
  1. Seorang lelaki berusia 58 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan utama sesak napas sejak 2 minggu sebelum berobat. Pasien juga mengeluhkan batuk-batuk dengan dahak yang kadang-kadang bercampur dengan sedikit darah serta nyeri pada dada kanan. Pasien merokok 1 bungkus sehari sejak 30 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan perkusi kanan redup, bising napas menurun, dan pada foto thorax didapatkan gambaran radioopak pada hemithorax kanan disertai pendorongan trakea dan jantung ke arah kiri. Pada CT scan thorak didapatkan adanya masa yang menyengat kontras pada hilus kanan. Pemeriksaan sitologi cairan pleura didapatkan positif adenokarsinoma paru. Epidermal growth receptor (EGFR) negative
    Pilihan terapi yang paling tepat pada pasien ini adalah

A. Kemoterapi
B. Operasi dan radiasi
C. Kemoterapi dan radiasi
D. Operasi dilanjutkan dengan kemoterapi
E. Operasi dilanjutkan dengan kemoterapi dan radiasi

A

A

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
17
Q
  1. Seorang perempuan berusia 30 tahun, hamil 3 bulan, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas dan batuk sejak tiga hari yang lalu. Pasien menderita asma sejak kecil, tetapi jarang kambuh. Sejak 2 tahun yang lalu diketahui menderita hipertiroid namun putus obat sejak 2 bulan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang; tekanan darag 130/80 mmHg, nadi 110x/menit, irama reguler, nafas 28x/menit. Teraba pembesaran tiroid difus. Pada pemeriksaan paru didapatkan wheezing di kedua lapang paru, terdapat tremor halus di kedua tangan.
    Tatalaksana yang paling tepat sehubungan dengan kasus diatas adalah :
    A. B2 agonis oral dan PTU
    B. Long acting B2 agonis inhaler dan methimazol
    C. Short acting B2 agonis inhaler, propanolol, dan PTU
    D. Short acting B2 agonis inhaler, kortikosteroid, dan PTU
    E. Short acting B2 agonis inhaler, kortikosteroid, dan methimazol
A

D

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
18
Q
  1. Seorang perempuan berusia 63 tahun kontrol berobat ke poliklinik IPD. Pasien dengan riwayat diabetes melitus sejak 8 tahun yang lalu dengan terapi diet diabetes melitus 1500 Kkal dan secara teratur minum metformin 2x500mg, kaptopril 2x25 mg, ASA 1x80, klopidogrel 1x75 mg, simvastatin 1x20 mg, dan bisoprolol 1x2,5 mg. Enam bulan yang lalu, pasien dirawat di ICCU karena serangan jantung. Saat ini pasien tinggal seorang diri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : berat badan 70 kg dan tinggi badan 150 cm; tekanan darah 140/90 mmHg; glukosa darah puasa 250 mg/dL dan 2 jam post prandial 291 mg/dL, dengan kadar HbA1c 10,1 %; kreatinin serum 1,2 mg/dL.
    Pilihan terapi terbaik sebagai kombinasi untuk pasien ini adalah :
A.	Insulin basal
B.	Glibenklamid
C.	DPPP-4 inhibitor
D.	Thiazolidindion
E.	Kombinasi insulin basal dan prandial
A

C

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
19
Q
41.	Seorang perempuan berusia 30 tahun dirujuk oleh dokter kebidanan dengan G2P1A0. Sejak1 tahun yang lalu,pasien sudah didiagnosis hipertiroid dan sedang menjalani pengobatandengan PTU. Dosis terakhir PTU 2 x 100ug.Saat ini tidak ada gejala hipertiroid.Pemeriksaan penunjang yang anda perlukan untuk mengevaluasi respons pengobatanhipertiroid selama masa kehamilan tersebut adalah:
A.Kadar T3
B. Kadar FT4
C. Kadar t4 total
D.Kadar tiroglobulin
E. Kadar TSH
A

B

20
Q
  1. Seorang perempuan berusia 34 tahun dikonsulkan oleh sejawat obstetric ginekologi dengan keterangan diagnosis infertilitas primer. Pasien menikah 5 tahun yang lalu, tetapi sampai saat ini belum pernah hamil. Sejak 1 tahun yang lalu, pola menstruasi pasien tidak teratur, kadang-kadang sampai 3 bulan sekali. Sejak 6 bulan terakhir pasien sering mengeluh sakit kepala yang hilang timbul dan sejak 3 bulan terakhir keluhan dirasakan makin memberat.
    Dua prioritas utama pemeriksaan penunjang yang Saudara rencanakan untuk memastikandiagnosis pada kasus di atas adalah:
    A. USG tiroid dan kadar prolactin darah
    B. MRI sela tursica dan kadar prolactin darah
    C. Scan atau sidik tiroid serta kadar FT4 dan TSH
    D. MRI kepala serta rasio estrogen dan progestron
    E. CT Scan kepala dan pemeriksaan estrogen dan progesteron
A

B

21
Q
  1. Seorang perempuan usia 32 tahun, sedang hamil trimester II, dikonsulkan ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan benjolan dileher dan jantung berdebar-debar selama 2 minggu terakhir. Pada pemeriksaan fisik dijumpai tekanan darah 120/80 mmHg; frekuensi nadi 120 x/menit irama teratur; frekuensi nafas 20 x/menit; suhu 36,6 0C; exophtalmus pada kedua mata; struma difus disertai bruit dan tremor halus pada kedua tangan. Pemeriksaan penunjang Hb 10,2 g/dL; leukosit 8.300/uL; trombosit 245.000//uL; FT4 9 ng/dL; TSHs <0,005 ug/mL.
    Komplikasi yang paling sering terjadi pada kasus ini adalah:
    A. Emboli
    B. Kretinisme
    C. Pre-eklamsia
    D. Aplasia kutis pada bayi
    E. Intra uterine fetal death
A

C

22
Q
  1. Seorang perempuan berusia 28 tahun, datang berobat ke poliklinik karena rasa nyeri di leher. Sepuluh hari yang lalu, pasien demam dan pada daerah leher terdapat pembengkakan disertai rasa nyeri. Lima hari terakhir muncul gejala gemetar, banyak keringat, berdebar-debar, dan nyeri kepala dan badan lemah. Daripemeriksaan fisik didapatkan struma difus, terdapat nyeri tekan dengan visual analog scale (VAS 7/10); tidak ada eksoftalmus; frekuensi nadi 108x/menit; irama reguler; hasil laboratorium menunjukkan Hb 12 g/dL; leukosit 5000/uL; trombosit 200.000/uL; LED 150 mm/jam (0-20), ft4 2,5 ng/dL (0,7-1,9); TSHs 0,01μU/mL (0,5-6).
    Terapi yang paling tepat untuk kondisi pasien tersebut ini adalah:
    A. PTU
    B. Propranolol
    C. Antibiotik + PTU
    D. Antibiotik + PTU + Asetosal
    E. PTU + Kostikosteroid + OAINS
A

E

23
Q
  1. Seorang lelaki berusia 44 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan gelisah, seringhaus, dan BAK jumlah air seni yang banyak, lebih dari 2000 ml/24 jam sejak 1 bulanterakhir ini. Dari pemeriksaan laboraturium didapatkan osmolaritas urin 620 mosmol/kg (normal: 280) beratbadan, setelah diberikan desmopressin 20 mikrogram intranasal.
    Keadaan tersebut di atas kemungkinan besar disebabkan oleh
    A. Polidipsi primer
    B. Penurunan sensitivitas hormon ADH
    C. Hipersensitivitas renal terhadap ADH
    D. Penurunan sekresi ADH oleh hipofisis
    E. Respon ginjal yang terganggu terhadap ADH
A

D

24
Q
  1. Seorang lelaki berusia 59 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sering merasa capek yang hilang timbul kurang lebih 7 bulan. Rasa capek timbul terutama saat pasien selesai bekerja. Pasien adalah seorang yang berhasil dalam pekerjaaanya sebagai dokter. Kadang kadang merasa demam tidak tinggi, tenggorok terasa kering, dan nafsu makan berkurang. Sejak 2 bulan terakhir, keluhan tersebut membaik dengan pengobatan antibiotik, parasetamol dan vitamin yang dikonsumsi sendiri, bahkan aktivitas pekerjaan pasien mulai terganggu. Hasil pemeriksaan kesehatan lengkap baik di dalam maupun di luar negeri tidak didapatkan kelainan yang nyata.
    Masalah pada pasien tersebut yang paling tepat adalah:
    A. Depresi
    B. Ansietas menyeluruh
    C. Sindrom hiperventilasi
    D. Chronic fatigue syndrome
    E. Gangguan campuran cemas dan depresi
A

D

25
Q
  1. Seorang perempuan berusia 30 tahun, G1P0A0 hamil 16 minggu, datang kee IGD dengankeluhan sesak napas yang memberat sejak 48 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasienmempunyai riwayat asma sejak usia 10 tahun. Pada pemeriksaan fisikdidapatkan indeks massatubuh 28,5 kg/m2, tekanan darah 110/75 mmHg; frekuensi nadi 130x/menit; frekuensi napas32x/menit, suhu 36,8oC. Auskultasi paru vesikuler, tidak ada ronkhi dan wheezing. Ekstremitas terdapat edema pada tungkai kiri. Hasil laboratorium menunjukkan D-dimer 3000 μg/L. Analisagas darah pH 7,46; pCO2 22 mmHg, pO2 88 mmHg, HCO3 24 mEq/L; saturasi O2 94%.
    Pemeriksaan penunjang yang dapat segera dilakukan pada pasien untuk menegakkan diagnosisadalah:
    A. Spirometri dan CT scan toraks
    B. CT scan toraks dan elektrokardiografi
    C. Echokardiografi dan USG dopler tungkai
    D. Foto toraks dan lung perfusion scintigraphy
    E. Elektrokardiografi dan lung perfusion scintigraphy
A

c

26
Q
  1. Seorang perempuan berusia 29 tahun datang berobat ke poliklini dengan keluhan nyeri sendisejak satu bulan terakhir. Pasien juga mengeluh terdapat bercak kemerahan di wajah dan beratbadan menurun 2 kg dalam 1 bulan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan suhu 37,6oC, konjungtivatidak pucat; sklera tidak ikterik. Terdapat ulkus di mulut yang tidak nyeri dan bercak merahkehitaman di wajah pada daerah pipi dan hidung. Pemeriksaan jantung, paru, dan abdomendalam batas normal.Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 12 g/dL, Ht 36%, MCV 90 fl; MCH 30 pg;leukosit 4.500/μL; trombosit 150.000/μL; retikulosit 1,2%; ureum 42 mg/dL, kreatinin 1,2 mg/dl,SGOT 35 U/L; SGPT 28 U/L; ANA 1/1000 pola peckled kasar; anti dsDNA 250 IU/mL; C3 85mg/dL; C4 8 mg/dL.Urin lengkap: kuning, jernih, berat jenis 1,020, pH 6, leukosit 3-4/LPB, eritrosit 2-3/LPB, silinder (-), epitel (+), kristal (-), protein (-), nitrit (-), esterase leukosit (-). Tatalaksana farmakologi yang sesuai diberikan pada kasus tersebut adalah:
    A. Prednison dengan dosis 1 mg per kgBB per hari dilanjutkan 7,5 mg/hari
    B. Obat anti-inflamasi nonsteroid dan klorokuin dengan dosis 1x250 mg per hari
    C. Obat anti inflamasi nonsteroid dan prednison dengan dosis 1 mg per kgBB per hari
    D. Prednison dengan dosis 1 mg per kgBB per hari dan azathioprine dengan dosis 2 mg per kgBB per hari
    E. Prednison dengan dosis 1 mg per kgBB per hari dan micophenolate mofetil dengan dosis1000 mg per hari
A

B

27
Q
  1. Seorang perempuan berusia 61 tahun, bekerja sebagai buruh cuci pakaian, menderita diabetesmellitus sejak 5 tahun yang lalu, namun berobat tidak teratur ke Puskesmas. Saat ini pasiendirawat karena luka yang menyebabkan kaki kanan harus diamputasi.Pasca operasi amputasi pasien enggan mengikuti program rehabilitasi, tidak nafsu makan danmerasa merepotkan banyak orang. Sebelum menderita luka, pasien tinggal sendiri, sedangkananak-anak pasien tinggal berjauhan dan mengalami kesulitan ekonomi sehingga jarangmenjenguk. Suami pasien sudah meninggal 10 tahun yang lalu.
    Pencetus psikopatologi pada pasien ini adalah:
A. Usia lanjut
B. Jenis kelamin perempuan
C. Kemunduran kondisi fisik
D. Kurangnya dukungan sosial
E. Status sosioekonomi rendah
A

d

28
Q
  1. Seorang lelaki manager logistik di suatu bank pemerintah, berusia 42 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan gangguan tidur berulang. Pada pemeriksaan tidak didapatkankelainan fisik yang bermakna. Skor BDI (Beck Depression Inventory) 3/21 , skor HARS (HamiltonAnxiety Rating Scale) 5/56.
    Terapi farmakologik yang tepat untuk memperbaiki gangguan tidur pada pasien ini adalah:
    A. Zolpidem 5 mg
    B. Ramelton 8 mg
    C. Estazolam 1 mg
    D. Amitriptilin 25 mg
    E. Alprazolam 0,5 mg
A

D

29
Q
  1. Seorang laki-laki berusia 46 tahun telah diketahui menyandang DM sejak 11 tahun yang lalu.Pada awalnya glukosa darah dapat terkendali dengan rerata HbA1C antara 5,5-7,1% denganmenggunakan metformin 2x500 mg dan glimeperid 1x1 mg. Sejak enam tahun yang lalu, terapiyang diberikan kepada pasien sudah berubah menjadi metformin 3x850 mg dan glimeperid 1x4mg. Enam bulan yang lalu, pasien mengalami gagal jantung sehingga harus dirawat di ICCU selama 2minggu. Pasien mendapat tambahan pengobatan ASA 1x80 mg, clopidogrel 1x75 mg, atorvastatin 1x20 mg, dan ISDN 2x5 mg. Sejak 3 bulan terakhir, pasien sering mengeluhkembung, mual dan kadang-kadang diare yang tidak hilang walaupun sudah minum obat maag.Hasil pemeriksaan glukosa darah terakhir menunjukkan glukosa darah puasa berkisar antara180-230 mg/dl dan 2 jam setelah makan 218-293 mg/dL.
    Berdasarkan data diatas, rencana terapi yang paling tepat pada pasien ini adalah:
    A. Menghentikan glimeperid dan menggantinya dengan sulfonilurea golongan lain, serta melanjutkan obat-obat lain
    B. Menghentikan metformin dan mengganti dengan pioglitazon serta melanjutkan obat-obat yang lain
    C. Tetap melanjutkan obat-obat diatas, namun menambah dengan insulin kerja panjang dan obat prokinetik
    D. Menghentikan glimeperid dan menggantinya dengan insulin kerja panjang serta melanjutkan obat-obat yang lain
    E. Menghentikan metformin dan menggantinya dengan insulin kerja panjang serta melanjutkan obat-obat yang lain
A

c

30
Q
  1. Seorang lelaki berusia 36 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan muntah darah kehitaman sekalisebanyak 1 gelas air kemasan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/70, frekuensi nadi 84x/menit, sklera ikterik, limfa Schufner 2, shifting dullness (+), pada ekstremitas didapatkan palmar eritem (+), pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 10,5 g/dL, leukosit 5.500/μL; PT 18,2 detik (kontrol 12,1”); APTT 42 detik (kontrol 38”); fibrinogen 175 mg/dL; D-dimer 600 ng/mL.
    Transfusi komponen darah terbaik yang diperlukan pada saat ini untuk pasien adalah:
A. Trombosit
B. Whole blood
C. Cryoprecipitate
D. Fresh frozen plasma
E. Packed red cell (PRC)
A

D

31
Q
  1. Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu. Pasien sering merasa nyeri di punggung kanan atas yang hilang timbul. Sejak 10 hari yang lalu, mata pasien mulai berwarna kuning dan buang air kecil berwarna seperti teh tua. Warna tinja pucat seperti dempul. Penurunan berat badan disangkal pasien. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 36,5oC; seluruh kulit tampak ikterik, sklera ikterik, paru-paru dan jantung dalam batas normal, hepar dan lien tidak teraba; terdapat nyeri tekan epigastrium.
    Berdasarkan data klinis diatas, diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
A. Kolelitiasis
B. Pankreatitis
C. Hepatitis akut
D. Koledokolitiasis
E. Karsinoma caput pancreas
A

D

32
Q
  1. Pasien lelaki berusia 45 tahun datang kontrol berobat ke poliklinik. Pasien telah menderita diabetes mellitus sejak 5 tahun terakhir, mendapat terapi glimeperid 1x1 mg, metformin 2x500 mg, dan acarbose 2x50 mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan indeks massa tubuh 23 kg/m2; pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan glukosadarah puasa 203 mg/dL; HbA1C 10%; hasil laboratorium yang lain dalam batas normal.
    Tatalaksana optimal untuk regulasi glukosa darah yang lebih baik untuk pasien adalah:
    A. Menaikkan dosis ascarbose 3x50 mg
    B. Menaikkan dosis ascarbose 3x100 mg
    C. Menaikkan dosis glimeperide menjadi 1x2 mg
    D. Menaikkan dosis metformin menjadi 3x500 mg
    E. Optimalisasi diet dan olahraga serta meneruskan OHO dengan dosis yang sama
A

c

33
Q
  1. Seorang perempuan berusia 63 tahun dibawa ke IGD karena terjatuh 1 jam yang lalu di toilet umum, saat hendak bangkit setelah selesai berkemih di closet jongkok. Pasien memang seringmengeluh nyeri di lututnya bila bangkit dari duduk atau berjalan jauh. Pasien juga sering merasa sedikit pusing saat perubahan posisi mendadak dari berbaring ke duduk atau dari duduk ke berdiri. Obat yang dikonsumsi meliputi suplemen kalsium, vitamin C, dan vitamin B. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah saat berbaring 140/90 mmHg dan saat duduk 130/70 mmHg; shadow test (+)oculi dextra et sinistra (ODS); terdapat krepitasi genu bilateral.
    Faktor resiko intrinsik jatuh pada pasien adalah:
    A. Vertigo, osteoartritis genu, dan retinopati ODS
    B. Katarak imatur ODS, hipotensi ortostatik, dan osteoartritis genu
    C. Osteoporosis polifarmasi, hipertensi ortostatik, dan katarak imatur ODS
    D. Retinopati ODS, osteoarrtritis genu, hipotensi ortostatik, dan polifarmasi
    E. Vertigo, polifarmasi, katarak matur ODS, hipertensi ortostatik, osteoartritis genu
A

B

34
Q
  1. Seorang lelaki, berusia 48 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sering berdebar-debardan kadang disertai dada terasa sakit. Sudah dua kali pasien datang ke IGD dan tidakdidapatkan kelainan jantung. Namun, pasien tetap merasa khawatir dan sering tegang. Pasienadalah seorang perokok dan sering begadang berkaitan dengan pekerjaannya sebagaipedagang.
    Tatalaksana holistik pada kasus di atas adalah: GAD
    A. Buspiron, penyekat β, dan psikoterapi CBT
    B. Estazolam, diltiazem, dan psikoterapi suportif edukatif
    C. Sertralin, diltiazem, dan psikoterapi suportif bimbingan
    D. Alprazolam, diltiazem, dan psikoterapi suportif ventilasi
    E. Haloperidol, penyekat β, dan psikoterapi suportif ventilasi
A

a

35
Q
  1. Seorang perempuan berusia 50 tahun, datang ke IGD dengan keluhan demam sejak sehari. Lima hari sebelum demam pasien menjalani kemoterapi siklus kedua dengan obat dosetaksel,siklofosfamid, dan tratuzumab. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi napas 20x/menit, suhu 38,5oC, pemeriksaan jantung, paru, abdomen, dan ekstremitas dalam batas normal. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit 1.000/μL, hitung jenis sulit dilakukan.
    Tata laksana awal pada pasien ini adalah:
    A. Pemeriksaan kultur darah, diberikan antibiotika seftazidim 3x1 gram dan antipiretik
    B. Pemeriksaan kultur darah, diberikan antibiotika seftriakson 1x2 gram dan antipiretik
    C. Pemeriksaan foto toraks, urin lengkap, diberikan antibiotik seftriakson 1x2 gram, dan antipiretik
    D. Pemeriksaan foto toraks, kultur darah, diberikan antijamur flukonazol 1x200 mg intravenadan anti piretik
    E. Pemeriksaan foto toraks, urin lengkap, diberikan antibiotik levofloksasin 1x500 mg intravena, dan antipiretik
A

a

36
Q
  1. Seorang perempuan berusia 59 tahun, diantar oleh anaknya ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sering mengalami keringat dingin, lemas dan gemetar yang membaik setelah minum segelas teh manis. Keluhan tersebut menjadi lebih sering dialami dalam 2 minggu terakhir. Pasien telah menderita diabetes mellitus sejak 20 tahun disertai retinopati diabetik dan nefropati diabetik. Pasien mengkonsumsi sulfonilurea, ACE inhibitor, ASA, statin dan nitrat yang dibeli sendiri tanpa kontrol ke dokter. Glukosa darah sewaktu saat ini 66 mg/dL; kreatinin 2,8 mg/dL. Setelah sulfonilurea dihentikan kadar glukosa darah menjadi 250 mg/dL.
    Pilihan terapi diabetes melitus pada pasien ini adalah:
A. Insulin
B. Acarbose
C. Biguanide
D. Pioglitazon
E. DPP-4 inhibitor
A

e

37
Q
  1. Seorang lelaki berusia 50 tahun dengan diagnosis sirosis hati akan menjalani tindakan parasentesis abdomen (pungsi asites) karena didapatkan keluhan sesak akibat asites sangat besar yang tidak respons dengan diuretika (kombinasi furosemid dan spironolakton). Hasil laboratorium terakhir pasien menunjukkan Hb 10 g/dL; leukosit 4.500/μL; trombosit 90.000/μL; albumin 3 g/dL; PT 14 detik (kontrol 12 detik), aPTT 36 detik (kontrol 30 detik).
    Tindakan yang perlu Saudara lakukan untuk mencegah komplikasi tindakan parasentesis volume besar pada kasus tersebut adalah:
    A. Pemberian transfusi FFP untuk mencegah perdarahan
    B. Pemberian injeksi vitamin K untuk mencegah perdarahan
    C. Pemberian transfusi trombosit untuk mencegah perdarahan
    D. Pemberian infus albumin setelah tindakan parasentesis untuk mencegah disfungsi sirkulasi
    E. Pemberian sefotaksim untuk mencegah infeksi dan laktulosa untuk mencegah ensefalopati hepatikum
A

d

38
Q
  1. Seorang lelaki berusia 28 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri hebat padalutut kanan yang telah dialami sejak 1 minggu terakhir. Nyeri dirasakan makin bertambah bila pasien menggerakkan lutut tersebut. Keluhan ini disertai dengan demam beberapa hari danlemas. Dua minggu yang lalu, pasien mengalami keluhan buang air kecil dan didiagnosis infeksisaluran kemih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan perabaan lutut kanan terasa hangat,kemerahan, teraba ballotement. Pada lengan dan tungkai kiri dan kanan didapatkan lesi makular kemerahan dan furunkulosis. Pada pungsi lutut kanan didapatkan cairan keruh dengan jumlah leukosit cairan sendi 80.000/mL dan diplokokus intraseluler Gram negatif. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11,1 g/dL; leukosit 15.900/μL; trombosit225.000/μL; LED 90 mm/jam.
    Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah:
A. Sindrom Reiter 
B. Artritis gout akut
C. Osteoartritis genu
D. Artritis pseudogout
E. Infeksi gonokokal diseminata
A

e

39
Q
  1. Seorang lelaki berusia 20 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan rasa tidak nyaman di daerah dada bagian tengah sejak sebulan yang kadang-kadang disertai sesak napas. Tidak ada riwayat perawatan rumah sakit sebelumnya. Pemeriksaan fisik: tekanan darah 130/80 mmHg; frekuensi nadi 80x/menit; frekuensi napas 16x/menit; pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 12 g/dL; leukosit 10.500/μL; trombosit 410.000/μL. Pada CT scan dada didapatkan gambaran massa pada mediastinum superior.
    Pem laboratorium yang tepat dilakukan pada pasien untuk menegakkan kemungkinandiagnosis adalah…
    A. β HCG, CEA, AFP, LDH
    B. Cyfra 21-2, AFP, CEA, CA 15-3
    C. CEA, tiroglobulin, LDH, CA 15-3
    D. β HCG, CA 15-3, tiroglobulin, LDH
A

a

40
Q
  1. Seorang perempuan berusia 68 tahun dibawa ke IGD oleh anaknya karena nyeri perut danmendadak tidak BAK sejak bangun pagi 3 jam yang lalu. Sebelumnya pasien mengeluh nyeri bila berkemih, mual, dan asupan makan menurun. Hampir seminggu terakhit pasien belum BAB. Terdapat riwayat diabetes mellitus sejak 20 tahun, namun pasien baru rutin berobat sejak 3 tahun terakhir. Sejak 1 tahun pasien sering mengompol. Bila BAK harus mengedan dan tidak lampias. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90mmHg; frekuensi nadi 104 x/menit; suhu 37,8oC; terdapat distensi buli disertai nyeri tekan. Dilakukan pemasangan folleychateter, keluar urin 900 ml. Dokter merencanakan pemeriksaan urinalisa lengkap dan kultur resistensi mikroorganisme dari bahan urin. Saat mengambil sampel urin, siswa justru menyedot keluar cairan pengisi balon folley cateher. Beberapa saat pasca pengambilan sampel urin tersebut, pasien gelisah dan mengeluh nyeri perut kembali. Tidak ada tambahan urin yang mengalir ke dalam urine bag. Folley catheter dalam kondisi hampir lepas.
    Sindrom 14 I yang terjadi pada pasien ini adalah:
    A. Incontinence, instability, impecunity, dan infection
    B. Incontinence, instability, impaction, isolation dan infection
    C. Incontinence, inanition, impaction, iatrogenic dan infection
    D. Incontinence, impecunity, immobility, iatrogenic, dan infection
    E. Incontinence, instability, inanition, impaction, infection, impecunity, dan isolation
A

c

41
Q
  1. Seorang perempuan berusia 28 tahun dengan riwayat asma bronkiale datang ke IGD dengan keluhan sesak napas, disertai rasa mau pingsan dan kesemutan sejak 1 jam yang lalu. Dalam satu tahun terakhir pasien mengalami gejala serupa ini sekitar 5 kali. Pasien memiliki riwayatasma sejak kecil. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien nampak sesak dengan frekuensinapas 32x/menit, dangkal. Auskultasi paru tidak terdapat ronkhi maupun mengi.
    Patofisiologi terjadinya keluhan berulang pada pasien adalah:
    A. Kecemasan yang memicu inflamasi pada saluran napas dan pembuluh darah
    B. Kecemasan yang memicu ketegangan otot dan spasmofilia yang kemudian menimbulkan hiperventilasi
    C. Kecemasan yang memicu hiperventilasi yang kemudian menimbulkan hiperkapnia dan hipokalemia
    D. Kecemasan yang memicu hiperventilasi dan ketegangan otot yang kemudian menimbulkanhipokapnia, hipokalsemia, dan hipokalemia
    E. Kecemasan yang memicu hipoventilasi dan hiperventilasi yang silih berganti sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
A

d

42
Q
  1. Seorang perempuan berusia 76 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri dan bengkak pada lutut kiri yang dialami pagi hari saat bangun tidur. Nyeri terus menerus dan semakin bertambah hebat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan genu sinistra tampak kemerahan, perabaan hangat, dan nyeri tekan. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 12 g/dL; leukosit 10.800/uL; trombosit 320.000/uL; LED 85 mm/jam ureum 45 mg/dL; kreatinin 1 mg/dL; asam urat darah 5,2 mg/dL. Pada foto genu kiri didapatkan garis putih sepanjang 0,5 cm pada celah sendi lutut. Pada pungsi sendi lutut didapatkan cairan kemerahan sebanyak 15 cc. Penyebab artritis pada pasien yang paling mungkin adalah:
    A. Terbentuknya pannus
    B. Kerusakan rawan sendi
    C. Kelainan membran sinovium
    D. Deposisi kristal monosodium urat
    E. Deposisi kristal kalsium pirofosfat dihidrat
A

e

43
Q
  1. Seorang perempuan berusia 70 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan perut membesar sejak 6 tahun yang lalu. Pasien telah didiagnosis PPOK sejak beberapa tahun yang lalu dan sering dilakukan inhilasi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 135/95 mmHg; frekuensi nadi 90x/menit; frekuensi napas 20x/menit; suhu 37,2oC, JVP 5+2 cmH2O, didapatkan ekspirasi memanjang pada pemeriksaan paru, terdapat shifting dullnees pada pemeriksaan abdomen, dan edema pitting pada ekstremitas bawah.
    Terapi yang paling tepat untuk pasien ini adalah:
    A. Diuretik, beraprost (vasodilator u/PHT), drip aminofilin
    B. Diuretik, sildenafil, inhalasi short acting B2 agonis
    C. Diuretik, inhlasi short acting B2 agonis, kortikosteroid intravena
    D. Diuretik, sildenafil, terapi oksigen jangka panjang, kortikosteroid intravena
    E. Diuretik, terapi oksigen jangka panjang, inhalasi long acting B2 agonis dan kortikosteroid
A

a

44
Q
  1. Seorang perempuan berusia 20 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sering bersin dan pilek di pagi hari sejak 1 tahun terakhir yang semakin memberat sejak pasien bekerja sebagai asisten rumah tangga sebelum yang lalu. Tidak ada keluhan demam atau nyeri di wajah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan lingkaran hitam di sekitar mata dan lekukan horisontal pada bagian bawah hidung.
    Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk mengetahui pencetus keluhan pasien adalah:
A. Pemeriksaan IgE total
B. Pemeriksaan tes tusuk kulit
C. Pemeriksaan tes tempel kulit
D. Pemeriksaan eosinofil total darah
E. Pemeriksaan uji provokasi bronkus dengan metakolin
A

b

45
Q
  1. Seorang perempuan berusia 42 tahun datang berobat ke poliklinik penyakit dalam dengankeluhan demam dan tiba-tiba buang air kecil hanya <100 cc dalam 24 jam terakhir. Riwayatpenyakit alergi dan ginjal disangkal. Pasien baru mengonsumsi obat antibiotika untuk penyakitradang tenggorok. Pada pemeriksaan fisik kandung kemih kosong, ballotement (-), nyeri ketokcostovertebra (-). Pada pemeriksaan darah didapatkan Hb 12 g/dL; leukosit 9000/uL; itung jenis(2/10/10/50/20/8), ureum 40 mg/dL, kreatinin 1,2 mg/dL. Pada urin lengkap ditemukan protein+2, leukosit 20/LPB; eritrosit 1/LPB; nitrit (-)
    Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah:
A. Sindrom nefritik
B. Pielonefritis akut
C. Obsktruksi nefropati
D. Glomerulonefritis akut
E. Kelainan tubulointerstisial (NIA)
A

e

46
Q
  1. Seorang lelaki berusia 25 tahun dengan thalasemia direncanakan menjalani splenektomi 2 minggu lagi. Vaksin yang harus diberikan pada pada pasien adalah:
    A. Pneumokokus, meningokokus, MMR
    B. Tifoid, peneumokokus, meningokokus
    C. Pneumokokus, hemofilus influenza B, MMR
    D. Tifoid, pneumokokus, hemofilus influenza B
    E. Pneumokokus, hemofilus influenza B, meningokokus
A

a

47
Q
  1. Seorang lelaki berusia 36 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan mimisan yanghilang timbul sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh telinga kiri terasapekak dan hidung terasa tersumbat. Pasien juga merasakan nyeri di leher. Pada pemeriksaanfisik ditemukan benjolan di leher kiri di bawah telinga kiri sebesar 2x1 cm. Pada pemeriksaan CTscan nasofaring ditemukan massa di nasofaring sebelah kiri.
    Pemeriksaan penunjang selanjutnya yang perlu dilakukan pada pasien ini adalah:
    A. Biopsi massa nasofaring dan bone scan
    B. Biopsi massa nasofaring dan bone survey
    C. Biopsi benjolan di leher kiri dan bone scan
    D. Biopsi di benjolan leher kiri dan bone survey
    E. Biopsi massa nasofaring dan biopsi benjolan di leher kiri
A

e`