TO CBT Part 2 Flashcards
Mid Test
- Seorang lelaki berusia 56 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan lemas, mual dan muntah yang sudah dialami sejak 2 minggu sebelumnya. Buang air kecil berkurang. Riwayat diabetes mellitus 10 tahun, tetapi berobat tidak teratur, pucat. Hasil laboratorium menunjukkan ureum 157 mg/dL; kreatinin 5,2 mg/dL. LFG CKD-EPI 16,8 ml/menit. Hasil urinalisis proteinuria +++
Berdasarkan data diatas, klasifikasi penyakit ginjal kronik pada pasien tersebut adalah:
A. Diabetic kidney disease G5 A2
B. Diabetic kidney disease G4 A2
C. Diabetic kidney disease G4 A3
D. Diabetic kidney disease G3b A2
E. Diabetic kidney disease G3a A3
c
- Seorang lelaki berusia 45 tahun dirujuk ke poliklinik IPD dengan keluhan rasa tidak nyaman di dada saat aktivitas sejak 4 bulan yang lalu. Rasa tidak nyaman timbul saat pasien naik tangga 2 lantai dan keluhan ini membaik dengan beristirahat sebentar. Keluhan ini dirasakan pasien tidak memberat atau bertambah sering. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi, selama ini kontrol di klinik 24 jam terdekat dan mendapat terapi rutin captopril 2 x 12,5 mg. Pasien tidak memiliki riwayat asma dan alergi obat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg; frekuensi nadi 84x/menit; frekuensi napas 18x/menit; JVP 5-2 cmH2O; batas jantung kiri di garis midklavikula kiri; tidak terdapat hepatomegali dan edema di tungkai.Pasien direncanakan untuk threadmill.
Tatalaksana yang paling tepat untukpasien:
A. Memberikan ASA 1x80 mg, captopril 2x12,5 mg, verapamil 1x80 mg, ISDN kalau perlu
B. Memberikan ASA 1x80 mg, captopril 2x12,5 mg, ranolazine 2x500 mg, ISDN kalau perlu
C. Memberikan clopidogrel 1x75 mg, captopril 2x12,5 mg, trimetazidine 2x35 mg, ISDN kalau perlu
D. Memberikan ASA 1x80 mg, captopril 2x12,5 mg, bisoprolol 1x2,5 mg, ISDN kalau perlu
E. Memberikan ASA 1x80 mg, captopril 2x12,5 mg, isosorbit mononitrat 1x20 mg, diltiazem2x30 mg
d
- Seorang perempuan berusia 36 tahun, datang kontrol berobat ke poloklinik penyakit dalamdengan membawa hasil laboratorium terbaru: FT4 0,8 ng/dL (normal 0.7-1.9 ng/dL). TSHs 10 nIU/mL (nomal 0.5-6 nIU/ml). Pasienpertama kali datang berobat 2 bulan yang lalu dengan keluhan berdebar-debar, banyakberkeringat, dan rasa tertekan di leher. Hasil laboratorium pada saat 2 bulan yang lalu: FT47,7 ng/dL, TSHs 0,01 uIU/mL. Saat itu pasien mendapat terapi Tiamizol 1x30 mg danpropranolol 3x10 mg yang masih diminum teratur sampai pasien kontrol berobat.
Diagnosis yang mungkin pada pasien saat ini adalah:
A. Tiroiditis B. Tirotoksikosis C. Graves disease D. Hipertiroid subklinis E. Struma nodosa toksik
a
- Seorang mahasiswa pecinta alam, berusia 23 tahun mendaki gunung Rinjani. Menjelang mencapai puncak dia mengeluh sesak napas berat, ia lalu tidak meneruskan pendakian dandibawa turun oleh teman-temannya. Satu jam kemudian, ia tetap sesak napas. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak overweight, tekanan darah 80/50 mmHg dan S2 split padaauskultrasi jantung. Pemberian terapi oksigen mengurangi gejala pada pasien dan auskultrasi S2 split tidak lagi terdengar.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
A. Emboli paru
B. Syok karena hipoksia
C. Hipotensi pulmonal dan hipoksia sistemik
D. Edema paru akibat vasokonstruksi paru karena hipoksia
E. Hipertensi pulmonal akibat vasokonstruksi paru karena hipoksia
e
- Seorang laki-laki berusia 35 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah sejak 1 bulan yang lalu. Pasien diketahui memiliki riwayat batuk lama dan penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital normal, konjungtiva pucat, ronkhi pada daerah apex paru. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9,5 gr/dL, leukosit 7800/uL, trombosit 350.000/uL. MCV 80 fl, MCHC 32 gr/dL. LED 80 mm/jam.
Protein yang berperan paling penting pada patogenesis anemia pasien ini adalah:
a. Feritin
b. Hepcidin
c. Transferin
d. Feroprotein
e. Hemosiderin
Hepcidin
- Seorang lelaki berusia 28 tahun, baru diketahui mengidap HIV seminggu yang lalu, pasien tidak mempunyai keluhan saat ini. Tidak ada riwayat imunisasi BCG dan tidak ada kontak terhadap pasien tuberkulosis. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada foto thorax didapatkan fibrokalsifikasi pada paru kanan tengah, tes tuberkulin terdapat indurasi dengan diameter 10 mm. Hasil laboratorium menunjukkan CD4 350/uL.
Pilihan terapi yang paling tepat untuk pasien adalah
A. Terapi INH selama 3 bulan
B. Terapi INH selama 9 bulan
C. Terapi RHZE 6 bulan
D. Terapi RHZE 9 bulan
E. Tidak perlu OAT saat ini
c
- Seorang perempuan berusia 72 tahun datang berobat ke poliklinik karena celana dalam sering basah tanpa disadari sejak 4 bulan yang lalu. Bila BAK pasien harus mengedan terlebih dahulu dan tidak lampias. Pasien menderita diabetes mellitus namun tidak berobat rutin. Keluhan ini sebelumnya tidak mengganggu pasien, namun karena pasien akan menunaikan ibadah haji hal tersebut mulai meresahkan pasien.
Perubahan fisiologis terkait usia yang berkontribusi/memperberat terjadinya inkontinensia urin pada pasien ini adalah
A. Peningkatan tekanan penutupan urethra dan atrofi mukosa vagina
B. Penurunan tekanan penutupan urethra dan kapasitas kandung kemih
C. Peningkatan komponen seluler vagina dan hipertrofi mukosa vagina
D. Penurunan volume residu paska berkemih dan atrofi mukosa vagina
E. Otot dasar panggul melemah dan penurunan volume residu paska berkemih
a
- Seorang perempuan 27 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas yang semakin memberat sejak 3 hari yang lalu. Pasien saat ini sedang hamil 28 minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit berat, sesak, kesadaran CM, tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 120 x/mnt, frek napas 24 x/mnt, JVP R + 3 cm H2O. Pemeriksaan jantung pada palpasi terdapat heaving dan thrill, pinggang jantung menghilang batas jantung kiri di garis midclavicula kiri. Batas jantung kanan di sternalis kanan. Auskultasi terdapat S2 mengeras di katup pulmonal. Opening snap dan murmur diastolik di apex yang menjalar ke axilla. Auskultasi paru terdapat RBH dikedua basal paru.
Diagnosis pasien yang paling tepat adalah:
A. Gagal jantung akut, stenosis katup aorta
B. Gagal jantung akut, stenosis katup mitral
C. Gagal jantung akut, regurgitasi aorta
D. Gagal jantung akut, Stenosis Pulmonal
E. Gagal jantung akut, regurgitasi katup pulmonal
B
- Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0A0 hamil 22 mingggu datang berobat ke poliklinik penyakit dalam karena sesak nafas dan batuk kering sejak seminggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat asma sejak usia 11 tahun, sehingga rutin menggunakan inhaler kortikosteroid dan LABA sejak awal kehamilan. Pasien menghentikan pengobatan inhaler sendiri karena mengkhawatirkan efek samping obat tersebut pada janin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi nafas 22 x/mnt, ronki tidak ada, terdapat wheezing dikedua paru, pada pemeriksaan spirometri didapatkan FVC prediction 90%, FEV1 prediction 50%, FEV1/FVC 55%, sesudah diterapi dengan inhalasi salbutamol, FEV1 prediction 90% sedangkan FVC prediction tetap 90%.
Setelah asma akut teratasi, terapi rumatan yang tepat diberikan semasa kehamilan adalah:
A. Terapi kortikosteroid inhaler
B. B2 agonis kerja pendek inhaler
C. Hentikan semua pengobatan asma
D. Kombinasi B2 agonis kerja panjang dengan steroid inhaler
E. Kombinasi ipratropium bromide dan B2 agonis kerja panjang inhaler
D
- Seorang pasien lelaki berusia 58 tahun yang sedang dirawat pasca operasi fraktur femur kanan, mengeluh sesak napas mendadak. Pasien mempunyai riwayat pengobatan flek paru. Pada pemeriksaan fisik terlihat orthopnoe dan penggunaan otot bantu napas. Pada auskultasi paru terdapat wheezing dan ronkhi basah nyaring pada paru kanan. Didapatkan pula distensi vena jugularis. Pulsasi parasternal P2 mengeras. Hasil foto thorax memperlihatkan gambaran atelektasis paru kanan bawah. Pemeriksaan EKG memperlihatkan pergeseran aksis ke kanan, R>S di lead V1 dan P Pulmonal.
Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis pasti pasien ini adalah
A. CT scan thorax B. Kateterisasi jantung kanan C. CT angiografi A pulmonalis D. Transesofageal echocardiografi E. Analisis gas darah dan tes fungsi paru
c
- Seorang mahasiswa 19 tahun, dibawa ke unit gawat darurat oleh teman-temannya dari asrama mereka karena penurunan kesadaran. Mereka berkata bahwa banyak di antara teman-teman di asrama yang sakit saluran nafas atas. Pasien tidak minum alkohol ataupun obat-obatan. Pada pemeriksaan fisik tampak kesadaran menurun, demam dan kaku kuduk. Hasil pemeriksaan cairan serebrospinal didapatkan leukosit 1800 sel/uL, dengan 98% neutrofil, kadar glukosa 35 mg/dl, dan protein 100 mg/dl.
Manakah di bawah ini regimen antibiotik yang tepat sebagai terapi inisial?
A. Ampisilin + Vancomisin
B. Ampisilin + Gentamisin
C. Cefazolin + Doksisiklin
D. Cefotaxim + Doksisiklin
E. Cefotaksim + Vankomisin
E
- Seorang wanita16tahun datang mengunjungiAnda 1bulan lalu di tempat praktek dengan keluhan badan jadi kuning, muntah, lemas, dan tidak ada nafsu makan. Duaanggota keluarga yang tinggal serumah juga sakitdengangejala yang sama. Berdasarkan pemeriksaan serologivirus, didapatkan positif anti-virus hepatitisA(HAV) IgM, maka diagnosishepatitis A dapat anda tegakkan. Pasien diobatisecara konservatif, dan 1 minggu setelahkunjunganpertama, iatampaknya telahada pemulihan kondisi pada pasien. Dia kembalike klinikAnda hari ini dan mengeluh gejala yang samadirasakan1 bulanyang lalu yaitubadan jadi kuning, tes laboratoriumdidapatkan transaminasetinggi. Manakah dari pernyataan berikut yang memberikan penjelasan terbaik dari apa yang telah terjadi pada pasien ini?
A. Koinfeksi dengan hepatitis C
B. Pengobatan yang tidak tepat dari infeksi awal
C. Diagnosis awal salah; pasien ini kemungkinan memiliki hepatitis B
D. Reinfeksi dengan hepatitis A
E. Relapse hepatitis A
e`
- Seorang pria 47 tahun datang ke unit gawat darurat dengan keluhan nyeri dada yang dirasakan setelah menelan sepotong daging-steak di restoran. Dia melaporkan keluhan ini sudah sering dirasakan sejak 3 tahun terakhir ini, tetapi kali ini lebih parah.Pasien tidak merasakan mulas,tidak merasakan panas di belakang dada.Pasien masih mampu menelan cairan tanpa kesulitan dan tidak punya berat badan yang berlebih.
Manakah dari pernyataan berikut yang menunjukkan diagnosis pasien tersebut ?
A. Achalasia
B. Adenocarcinoma esophagus
C. Esophageal diverticula
D. Plummer-Vinson syndrome
E. Schatzki’s ring
e
- Seorang laki- laki berusia 30 tahun, datang ke poliklinik spesialis penyakit dalam dengan keluhan sering pilek-pilek, dan gatal-gatal bila makan di tempat kerja, dari pemeriksaan awal, pasien direncanakan akan menjalani prick test.
Persiapan yang harus dilakukan pasien ini adalah :
A. Antihistamin generasi pertama harus dihindari minimal 24 jam sebelum tes
B. Obat antidepresan trisiklik harus dihindari minimal 72 jam sebelum tes
C. Pemakaian kortikosteroid sistemikjangka singkat dosis rendah (< 20 mg prednison) distop 3 hari
D. Antihistamin generasi kedua harus dihentikan minimal dua minggu sebelumnya
E. Kortikosteroid topikal cukup dihentikan 3 hari menjelang tes
c
Seorang wanita berusia 26 tahun, sehat, datang untuk melakukan pap’s mear. Dia merasa sehat dan tidak ada keluhan serta tidak ada riwayat penyakit yang signifikan sebelumnya. Dokter penyakit dalam melakukan pemeriksaan fisik lengkap dan didapatkan midsistolik clickpada pemeriksaan jantung. Tidak didapatkan murmur atau gallop. Dia khawatir akan temuan ini.
Manakah pernyataan berikut yang benar berdasarkan temuan pada pemeriksaan fisik pasien tersebut:
A. Sebagian besar pasien dengan kelainan ini memiliki penyebab dasar kelainan jaringan ikat kongenital
B. Profilaksis endokarditis infeksi diindikasikan untuk prosedur dental karena memiliki kaitan erat dengan bakteriemia pada pasien ini
C. Sebagian besar pasien asimptomatik terhadap kelainan ini selama hidupnya
D. Harus segera diberikan terapi Aspirin 320 mg setiap hari
E. Kelainan ini tidak dapat dilihat dengan ekokardiografi
c