tht Flashcards

1
Q

AB empirik pada sinusitis akut adalah

A

Kotrimoksazol

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
2
Q

Tatalaksana tonsikitas adalah

A

Antibiotik, Kortikosteroid, Analgesik, Antipiretik

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
3
Q

Pengobatan antitusif yang dapat diberikan pada hidung dan tenggorokan adalah

A

DMP

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
4
Q

Terapi antibiotik setelah 48-72 jam kegagalan terapi inisial adalah

A

Seftriakson

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
5
Q

Edema hebat dan membran timpani menonjol, merupakan tanda klinis OMA stadium

A

Supurasi

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
6
Q

Seorang pasien laki - laki (40 tahun) datang ke dokter dengan keluhan nyeri pada mata dan
pandangan kabur. Dokter mendiagnosa pasien mengalami glaukoma sudut tertutup. Apakah obat yang tepat diberikan untuk pasien tersebut?

A

Latanaprost

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
7
Q

Katarak nama lain dari glaukoma

A

Sekunder

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
8
Q

Faktor resiko TIO pada glaukoma

A

21 mmHg

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
9
Q

Konjungtivitis yang tatalaksana pengobatan dengan menggunakan vasokonstriktor - antihistamin
topikal adalah

A

Alergi

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
10
Q

Amandel nama lain dari tonsil

A

Palatina

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
11
Q

Seorang pasien datang ke klinik dengan keluhan mata merah dan merasakan berdengung pada telinga
Diketahui pasien baru saja terbang selama kurang lebih 12 jam

Apa prediksi diagnosa ?
Apa terapi pengobatan yang dapat diberikan ?

A
  • Telinga berdengung-> trauma, perubahan tekanan saat naik pesawat
    obat : dekongestan
    -mata merah ->kelelahan
    obat tetes mata (tetrahidrozolin)

penyebab lain: pasien mengalami trauma

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
12
Q

cek mata -> kekuningan

A

anemis dilakukan pada dokter

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
13
Q

cek mulut/tenggorokan, cek radang

A

icteris

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
14
Q

Konjungtivitas?

A

peradangan pada konjungtiva akibat infeksi atau noninfeksi

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
15
Q

konjungtivitas berdasarkan penyebab?

A

Infeksi : Bakteri, Virus, Parasit, Jamur
Nonifeksi : Iritasi yg tetap (mata kering), Alergi, Toksin

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
16
Q

gejala konjungtivitas

A

Mata merah
Keluar sekret
Sensasi benda asing, yaitu tergores atau panas
Sensasi penuh di sekitar mata, gatal dan fotofobia

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
17
Q

konjungtivitas berdasarkan klinis

A

Hiperakut
Akut
Subakut
Kronik

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
18
Q

sebutkan konjungtivitas bakteri nya?

A

Hiperakut (biasanya disebabkan oleh N gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N meningitidis)
Akut biasanya (biasanya disebabkan oleh Streptococcus pneumonia dan Haemophilus aegyptyus).
Subakut (biasanya disebabkan oleh H influenza dan Escherichia coli).
Kronik sering terjadi pada konjungtivitis sekunder atau pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis (hiperskeresi air mata)

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
19
Q

tatalaksana konjungtivitis bakteri

A

Terapi spesifik tergantung pada temuan agen bakterinya
Terapi dimulai dengan antibiotik topikal spektrum luas

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
20
Q

konjungtivitas virus apa?

A

penyakit umum yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat menimbulkan cacat hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung lebih lama daripada konjungtivitis bakteri

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
21
Q

sebutkan virus konjungtivitas?

A

adenovirus, herpes simplex virus , virus Varicella zoster, picornavirus , poxvirus, dan human immunodeficiency virus

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
22
Q

sebutkan tatalaksana konjungtivitas virus

A

Pengobatannya suportif karena umumnya sembuh sendiri dan mungkin tidak diperlukan terapi. Diberikan kompres

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
23
Q

konjuntivitas alergi apa?

A

Bentuk alergi pada mata yang disebabkan oleh reaksi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh sistem imun

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
24
Q

tatalaksana konjungtivitas alergi?

A

dengan tetesan vasokonstriktor - antihistamin topikal dan kompres dingin untuk mengatasi gatal-gatal dan steroid topikal jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
25
Q

konjungtivitas toksin?

A

substansi iritan yang masuk seperti asam, alkali, asap dan angin, dan menimbulkan gejala nyeri, pelebaran pembuluh darah, dan fotofobia

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
26
Q

tatalaksana konjungtivitas toksin?

A

dengan penghentian substansi penyebab dan pemakaian tetesan ringan

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
27
Q

kejadian kanjuruhan?

A

Kenapa tiba tiba air mata terus muncul hingga buta sementara atau iritasi setelah gas air mata. Jadi zat toksin merusak iris mata. Jika terkena iris akan batuk dan sesak. Air mata keluar karena lacrima berusaha membetulkan iris mata. Mata merah itu disebabkan karena perlakuan mengucek mata. Buta sementara karena mengucek mata.

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
28
Q

Isi gas air mata

A

Chlorobenzylidenemaloelonitril (CS) same chloraacetophenone(CN)

How well did you know this?
1
Not at all
2
3
4
5
Perfectly
29
Q

glaukoma?

A

penyakit dengan karakteristik neuropati optik yg berhubungan dgn hilangnya lapangan pandang dgn peninggian Tekanan Intra Okuler (TIO) sbg faktor resiko utama (>21 mmHg)

30
Q

klasifikasi glaukoma?

A

-Glaukoma Primer
Sudut terbuka / kronis simplek
Sudut tertutup / akut kongestif
-Glaukoma Sekunder
Katarak
-Glaukoma Kongenital
juling
-Glaukoma Absolut

31
Q

diagnostik tonometri, gonioskopi, oftalmoskopi, dan perimetri pada glaukoma?

A

Tonometri : tes mata untuk menentukan tekanan intraokular, tekanan cairan di dalam mata.
 Goniokopi : pemeriksaan mata yang dilakukan untuk memeriksa struktur dalam mata.
mata, seperti glaucoma.
 Oftalmoskopi : sering juga disebut dengan pemeriksaan retina, untuk memeriksa bagian belakang dan dalam mata (fundus) Anda
 Perimetri : untuk memeriksa luas lapangan pandang manusia dengan mata terfiksasi sentral
dengan cara memberikan stimulus berupa cahaya.

32
Q

tatalaksana konjungtivitas?

A

-Parasimpatomimetik
Pilocarpin TM
-Beta bloker
Timolol maleat TM
-Carbonic anhidrase inhibitor
Asetazolamid (Oral)
Dorzolamid TM
-Derivat prostaglandin
Latanaprost TM
-Hiperosmotik agent
Manitol (parenteral)
Gliserol (oral)

33
Q

Seorang pasien Tn. Q. Datang ke dokter mengeluhkan penurunan tajam penglihatan, dan mengalami
gangguan lapang pandang. Hasil pemeriksaan dokter, pasien mengalami penurunan visus,
pemeriksaan gonioskopi didapatkan sudut terbuka, pemeriksaan funduscopi didapatkan adanya
pencekungan diskus optikus, dan pemeriksaan lapang pandang didapatkan adanya gangguan lapang
pandang. Riwayat keluarga kebutaan. Dokter mendiagnosa pasien mengalami glaukoma primer
sudut terbuka. Apakah terapi farmakologi dan non farmakologi yang tepat diberikan!

A

Ciri khas : lapang pandang (tidak bisa melihat ke samping dan hanya bisa lihat ke depan)
pada glaucoma. Jadi tanyakan pertama kali adalah bisa lihat kanan kiri atau tidak.
Pengobatan sudut terbuka atau tertutup sama.

 Terapi farmakologi
Lini pertama : tetes mata beta blocker seperti timolol maleat 0,5% untuk focus ke TIO
Namun, jika ingin diberikan pengobatan untuk menurunkan tekanan osmotik, bisa
diberikan analog prostaglandin, biasanya latanaprost.
Pemberian timolol max 14 hari, jika masih tinggi maka gunakan prostaglandin

 Terapi Non-farmakologi
- Makan makanan yang sehat
- Kurangi konsumsi kafein karna dapat meningkatkan TIO
- Tidur dengan kepala lebih tinggi
- Jika TIO lebih dari 21 mmHg disarankan untuk melakukan OP

 Monitoring
- Lakukan kunjugan kembali setelah 14 hari untuk cek TIO apakah sudah turun atau tidak.

34
Q

Tn. Q mengalami nyeri pada mata, kepala dan fotofobia, gangguan pengelihatan, dan ada darah di
bagian tengah mata. Diketahui pasien pernah mengalami trauma tumpul. TIO meningkat > 35mmHg,
Pemeriksaan laboratorium darah adanya sickle cell disease pada bagian mata. Diagnosa dokter pasien
mengalami hifema. Dokter berdiskusi dengan Farmasis terkait pengobatan Analgesik, kortikosteroid
topikal, agen antifibrinolitik dan terapi antiglaukoma. Sarankan pemberian terapi non farmakologi!

A

Ciri khas : adanya darah bagian mata akibat trauma seperti benturan

 Terapi farmakologi
- Analgesik : PCT. Hindari penggunaan aspirin karena dapat memperparah pendarahan pada
pasien.
- Kortikosteroid topikal : prednisolon
- Antifibrinolitik (anti pembekuan darah) : asam traneksamat
- Antiglaukoma : TETES MATA gol. beta blocker seperti metil pranolol atau analog
prostaglandin

 Terapi Non-farmakologi
- Makan makanan yang sehat
- Memenuhi asupan cairan
- Kurangi konsumsi kafein karna dapat meningkatkan TIO
- Tidur dengan kepala lebih tinggi
- Melakukan laser atau OP
- Memberikan proteksi pada mata
- Melakukan evaluasi pengobatan sebelumnya

35
Q

Tn Q mengeluhkan mata kemerahan, iritasi ringan, rasa tidak nyaman seperti ada benda asing.
Pemeriksaan fisik mata merah di konjungtiva, nyeri (-), penglihatan normal, tidak ada sekret, terdapat
radang, ditekan terasa sakit. Diagnosa konjungtivitis dengan komplikasi skleritis. Apakah terapi
farmakologi dan non farmakologi yg dapat Anda berikan!

A

Ciri khas : mata merah seperti ada benda asing

 Terapi farmakologi
- Antihistamin oral : CTM 4 mg 3x1 tidak perlu karena bukan bakterial, tapi boleh karna
cuan
- Kortikosteroid : prednisolon 0,2%
- OAINS/NSAID : natrium diklofenak salep 0,1% tidak perlu tapi cuan
- Obat tetes untuk meningkatkan aquos pada mata

 Terapi Non-farmakologi
- Makan makanan yang sehat
- Memenuhi asupan cairan
- Tidak menyentuh dan mengucek mata yang sakit
- Bersihkan sekret mata dengan kasa/kain bersih
- Memberikan proteksi pada mata dengan menggunakan kacamata hitam
- Melakukan kompres dingin

36
Q

Tn Q, datang kedokter mengeluhkan nyeri, pandangan kabur, sensitif terhadap cahaya, terdapat sekret.
Pemeriksaan fisik oleh dokter didapatkan timbul warna saat ditetesi fluoresensi, dan blefarospasme
(kedutan/kontraksi otot mata). Dokter mendiagnosa pasien mengalami keratitis bakterial. Apakah
terapi farmakologi dan non farmakologi yang tepat diberikan!

A

Ciri khas : adanya sekret dan gatal

 Terapi farmakologi
- Antibiotik : gentamisin salep 0,3%
- OAINS/NSAID : ibuprofen 400 mg 3x1

 Terapi Non-farmakologi
- Makan makanan yang sehat
- Memenuhi asupan cairan
- Tidak menyentuh dan mengucek mata yang sakit
- Rajin mencuci tangan untuk mencegah penyebaran bakteri
- Menghindari paparan iritan

37
Q

Apoteker senior sedang menjelaskan mekanisme kerja kepada apoteker junior terkait pemberian
terapi asetazolamida kepada seorang pasien penderita hipertensi glaucoma. Bagaimanakah
mekanisme kerja nya?
a. Menghambat enzim karbonik anhydrase sehingga karbonat, na+ dan ka+ di ekskresikan
bersama air
b. Penghambatan reabsorpsi Na+ dan air melalui daya osmotik
c. Menghambat reabsorpsi NaCl
d. Menghambat reabsorpsi Na+ dan sekresi K+
e. Menghambat transport Cl- dan reabsorpsi Na+

A

A. diuretik
b.

38
Q

bagian telinga?

A

Telinga luar (external ear)
Telinga tengah (middle ear)
Telinga dalam (inner ear)

39
Q

yang menghubungkan telinga dan hidung?

A

eusthacian tube

40
Q

apa otitis media?

A

sekelompok kondisi infeksi dan peradangan kompleks yang
mempengaruhi telinga tengah

41
Q

jenis otitis media?

A

Acute otitis media (OMA)
Otitis media with effusion (OME) / kronis

42
Q

Otitis media stadium oklusi?

A

Tekanan negatif di dalam telingan tengah

43
Q

Otitis media stadium hiperemis?

A

Pembuluh darah melebar

44
Q

Otitis media stadium supurasi?

A

Edema hebat, membran timpani menonjol)

45
Q

Otitis media stadium perforasi?

A

Ruptur atau robekan membran timpani

46
Q

Otitis media stadium resolusi?

A

Sekret berkurang dan kering

47
Q

tatalaksana otitis media?

A

-Analgesik (asetamonifen dan ibuprofen)
-Antibiotik
lini pertama amocixilin atau co-amox
evaluasi ->ganti ceftriaxon

48
Q

kelainan ada pada telinga tampak lubang kecil?

A

Preauricular sinus

49
Q

Tn. A, dtg ke dokter mengeluhkan keluar cairan telinga kental berbau, mengalami gangguan
pendengaran.
 Otoskopi terdapat perforasi membran timpani, hasil kultur cairan dari telinga terdapat
mikoorganisme, audiometri nada (-)
 Dokter mendiagnosa pasien mengalami OMK
 Apa terapi farmakologi dan non farmakologi !

A

OMK kronis perforasi karena adanya ruptur, ada luka dan sobekan pada membrane tympani

 Plan
Terapi Non Farmakologi :
 Tanya dulu penyebabnya (karena pukulan atau karena cotton bud dll) baru sampaikan terapi
farmakologinya
 Bisa dilakukan adenoidektomi
 Lakukan kompres dingin

Terapi Farmakologi :
 Karena ada secret dan bau maka dibersihkan dulu dengan obat irigasi
 Diberikan antibiotic (amoxicillin clavulanate)
 Analgesik boleh diberikan, seperti kostikosteroid (boleh) yang kombinasi dengan amoxiclav
agar mekanisme kerjanya lebih kuat untuk penggunaan dan efek sampingnya turun

50
Q

bagian mata yang berhubungan ke hidung

A

lacrimal

51
Q

faktor faktor pembuatan sediaan nasal?

A

Viskositas Penambahan metil selulose 0,5%
- Isotonis
a. Iritasi mukosa hidung tidak akan terjadi jika larutan isotonis atau sedikit hipertonis
b. Dengan menambahkan NaCl atau Desktrosa
- Isohidris
a. pH sekresi hidung orang dewasa-anak
b. Rhinitis akut akan menyebabkan pergeseran pH kearah basa
c. Peradangan akut menyebabkan pergeseran pH kearah asam

52
Q

Sediaan nasal terdiri dari beberapa macam yaitu

A

larutan dekongestan nasal, larutan inhalasi, dan
inhalan.

53
Q

Tn. M (30 th) sudah 2 hari ini mengeluh demam, sakit kepala, hidung meler dan tersumbat. Oleh
dokter G diberikan resep dengan obat Amoxycillin 500 mg 3 dd 1 tab dan PCT 500 mg signa prn 3 dd
1 tab.

A

Ini ada antibiotic, analisisnya yang biasa terjadi kalau pasien 2 hari pasti diberi antibiotic tapi standar penggunaan antibiotic hanya boleh diberikan jika sudah 3 hari. Harus telpon dulu dokternya bilang ini baru 2 hari belum 3 hari. Wajib antihistamin bukan diberi antibiotic walaupun itu udah resep dokter. Edukasi untuk paracetamol itu wajib kalau udah sembuh nda usah minum agik dan wajib memang diberikan paracetamol. Faktor utama meler itu pasti alergen adi betul dikasi antihistamin. APakah perlu obat untuk hidung meler? Seperti pseudoefedrin (kalau pasien Cuma hidung meler tidak perlu diberi obat hidung meler tapi karena ada demam perlu diberi pseudoefedrin itu). Pseudoefedrin nda pernah dijual tunggal tapi sekaligus dengan antihistamin. Penggunaan pseudoefedrin maksimal 7 hari, jika lebih dialihkan ke obat semprot

54
Q

Seorang ibu datang ke Apotek mengeluhkan anaknya S (3 th) panas, hidung meler. Oleh Apoteker
diberi bodrexin tab 3x1

A

Bodrexin tablet isinya adalah aspirin. Dimana, aspirin ini tidak boleh diberikan pada anak
yang memiliki riwayat DBD yang baru saja terjadi selama 3 bulan yang lalu. Apabila aspirin
diberikan pada anak tersebut yang memiliki riwayat DBD, 24 jam kemudian akan meninggal. Jadi
harus ditanyakan terlebih dahulu kepada ibu pasien apakah anak ini memiliki riwayat DBD
sebelumnya.

Lalu ini ada hidung meler jadi kalau dikasi bodrexin sirup fine aja soalny komposisiny banyak. Isi bodrexin sirup ada guafinesin (gg) tapi ini untuk anak dibawah 5 tahun nda boleh karena golongan ekspektoran (membuat batuk terus terusan).
Jadi tidak bisa diganti bodrexin sirup, jadi tetap tablet terus tanya ad Riwayat pendarah/nda terus kasi pct atau kasi Paratusin

55
Q

apa beda selesma, influenza, rhintis alergi?

A

Selesma adalah iritasi atau peradangan dari selaput lendir hidung yang disebabkan oleh
infeksi virus.

Pada influenza kondisi meler ini hilang datang, namun suatu saat akan mengalami demam tinggi
dan sakit tenggorokan sehingga influenza ini memiliki gejala lebih kompleks.

Rhinitis alergi adalah selesma yang disebabkan karena alergi, seperti suhu, serbuk sari. Alergi ini
biasanya jadi rutinitas.

56
Q

farmakologi selesma dan influenza

A

a. Nyeri dan demam : NSAID (PCT, asetosal, ibupofen,dll)
b. Dekongestan topikal atau oral : oksimetazolin, xylomethazoline, ppa, pseudoefedrin,
fenilefrin.
c. Antihistamin : CTM, tripolidine, difenhidramine.
d. Antitusif/ekspektoran : DMP, GG, Ammonium chlorid, dl

57
Q

gejala sinusitis? jenis

A
  • Hidung tersumbat/obstruksi/sumbatan atau sekret hidung (tetesan hidung anterior/posterior)
  • Nyeri/tekanan pada wajah
  • Pengurangan atau hilangnya bau / batuk (anak-anak)

jenis
a. Akut : virus, < 12 minggu, resolusi komplit.
b. Rinosinusitis akut berulang (RARS) ≥ 4
episode/tahun dengan interval bebas gejala
b. Kronik dengan gejala ≥ 12 minggu

58
Q

tatalaksana sinusitis akut?

A

AB Empiris -> amox 3x500 / clotrimazol 2x480mg
Terapi tambahan -> dekongestan oral+topikal, mulolitik dan analgesik. apabila ada alergi maka antihistamin

59
Q

 Keluhan : hidung tersumbat, banyak sekret, nyeri kepala, meler, demam, gatal-gatal, bersin
 Faktor risiko : pekerjaan, merokok, pemakaian obat terlalu berlebihan
 Pemeriksaan fisik : ada inflamasi, konka inferior hipertrofi, sekret kuning
 Diagnosis dokter : rhinitis alergi komplikasi polip dan otitis media

A
  • tapering dose kortikosteroid hingga kondisi tubuh menjadi semula
    -antihistamin tanpa mengantuk cetrizin
    -demam= paracetamol
    -First line yang harus diberikan pada pasien rhinitis alergi dengan polip biasanya menggunakan Co-amoksiclav. Namun, apabila ada yang memiliki alergi dengan penisilin, dipilih golongan lain sepeti sefalosporin
    -konka harus dibedah
60
Q

 Keluhan : pilek tidak kunjung sembuh, sekret berwarna kuning, nyeri wajah, rasa lendir di
tenggorokan, batuk, penciuman berkurang, demam, suara sengau
 Pemeriksaan fisik : nyeri ketok daerah pipi dan dahi, mukosa hidung udem dan hiperemi, tampak
post nasal drip sekret mengalir ke orofaring
 Diagnosis dokter : sinusitis/rhinosinusitis

A

-Penggunaan irigasi yaitu NaCl dll hanya untuk melancarkan sumbatan dan tidak ada isi obatnya
sehingga bisa digunakan 8 kali sehari. Namun, dekongestan yang memiliki obat tidak boleh dipakai
sembarangan.

  • Pengobatan hidung hanya itu-itu saja, yaitu antihistamin, dekongestan, antibiotic (lebih dari
    5 hari, parah, ada infeksi, secret kuning).
  • Batuk perlu diberikan pengobatan yaitu mukolitik untuk mengencerkan sekret karena ada pada
    pemeriksaan fisik tampak post nasal drip sekret mengalir ke orofaring. Contohnya brohexin

-Kondisi ini bisa diberikan amoxicillin (diberikan jika lebih dari 1 minggu, jika tidak berefek
maka diberikan amoxiclav), dekongestan (fluticasone dewasa 2 x 1 hari, anal-anak 1 x 1 hari),
paracetamol (dewasa 500 mg 3 x 1 hari, anak-anak 0,5-1gram 4-6 jam dengan max 4 gram
perhari) dan lainnya. Namun apabila dalam kondisi yang parah, sinusitis bisa dilakukan
pembedahan yaitu FESS. Pembedahan ini dilakukan dalam kondisi sadar.

61
Q

Tonsil masuk kedalam sistem

A

retikulo endotelial (Perlindungan terhadap infeksi) → berfungsi sebagai imunitas

62
Q

tonsil terbagi menjadi 3?

A
  • Tonsil faring (Di nasofaring)
  • Tonsil palatina (di kanan dan dikiri orofaring) (cukup terkenal) → amandel
  • Tonsil lingua (di pangkal lidah)
63
Q

kenapa tonsil sering dianak?

A

Karena orang dewasa sudah dapat merespon dan tau ketika merasakan
makanan yang tidak cocok yang mengakibatkan sakit tenggorokan. Sehingga pilih-pilih dulu tidak
makan apa saja seperti anak-anak.

64
Q

tata cara antibiotik tonsil?

A

Streptococcus butuh pengobatan Antibiotik → cocok dengan AB gol. penicillin kemudian naik ke
gol. makrolid (Eritromisin)

65
Q

dysphagy?

A

sulit menelan

66
Q

odynofagia?

A

nyeri nelan

67
Q

halitosis?

A

bau mulut

68
Q

terapi tonsil akut?

A

suportif

69
Q

tatalaksana tonsil?

A
  • Antibiotik
  • Agen anti inflamasi (kortikosteroid)
  • Antipiretik dan analgesik (asetaminofen, ibuprofen)
  • Agen imunologik (gammaglobulin)
    » Pengobatan utamanya lebih ketiga diatas karena imunologik lebih untuk cuan. Imunologik tidak
    bisa tiba-tiba distop, harus diturunkan perlahan karena nnti akan terganggu imunitas tubuh
70
Q

Pasien perempuan 29 tahun datang ke poli mata RSUD Ibnu dengan keluhan mata kiri
merah,bengkak, dan keluar secret sedikit serta cair sejak + 6 hari yang lalu, mata terasa seperti
kelilipan. Kelopak mata terasa bengkak dan silau apabila melihat sinar. Mata terasa panas pedas
dan gatal
 Pemeriksaan fisik mata kanan didapatkan :
- Visus :6/60
- Palpebra superior : oedema (+), hiperemi (-)
- Palpebra Inferior : oedema (+), hiperemi (-)
- Konjungtiva palpebra : hiperemi (+), hipertrofi folikel (+)
- Konjungtiva bulbi : hiperemi (+)
- Konjungtiva fornik : hiperemi (+),Conjungtival Vaskular Injection (+)
DIAGNOSIS
 OS konjungtivitis Virus Akut

A

Terapi :
- Antibiotik topikal seperti levofloxacin
» Levoflaxacin merupakan gol.kuinolon yang dapat diberikan dlm bentuk sediaan salep (lebih
baik), tetapi jika sediaan tetes juga boleh (terserah)
» Kenapa sediaan salep lebih baik? Karena ada pembengkakan, jika tetes kurang masuk dan
terdistribusi untuk bengkaknya. Efektivitasnya untuk radang lebih baik dengan salep
» Kandungan levofloxacin 5 mg
Obat tetes 1-2 tetes 2 x sehari
Obat salep 1 x sehari

  • Anti inflamasi topikal seperti diklofenak sodium
    » Kandungan 1 mg/ml dalam bentuk tetes mata kemasan 5 mL
    1 tetes 3 x sehari
71
Q

 Keluhan : demam (tidak begitu tinggi), nyeri kepala, tidak nafsu makan, nyeri dan sulit menelan.
 Pemeriksaan fisik : tempak lemah, nadi lambat, tonsil membesar, terdapat psudomembran
(membran putih keabuan)
 Diagnosis : Tonsilitas difteri
Di dalam ujian yang diperlukan hanya analisis/planning ditinjau dari Terapi (Farmakologi),
Monitoring dan Edukasi (Nonfarmakologi)

A

Terapi (Farmakologi)
- Antibiotik
» Eritromisin (first line) : 30-50 mg/kg (dosis tersebut dibagi menjadi 4,3, atau 2 dosis atau
diberikan 6, 8, atau 12 jam). Dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah
makan)
- Agen anti inflamasi (kortikosteroid)
» Prednison 2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu dilakukan bertahap
- Antipiretik dan analgesik
» Parasetamol 120mg/5ml 3x sehari, dapat dibuat dalam bentuk sirup
- Dapat diberikan antitoksin yaitu Anti Diphteria Serum (ADS)
» Diberikan oleh tenaga kesehatan. Diberikan setelah didiagnosa difteri
- Dapat diberikan vitamin dan penambah nafsu makan

Monitoring
 Tindakan monitoring yang dilakukan, misalnya pengukuran tensi, nadi, suhu, pengukuran
keseimbangan cairan, pengukuran skala nyeri.
 Dapat juga dilakukan pemeriksaan penunjang berupa tes laboratorium yaitu bakteriologis, kultur
lesi tenggorokan, darah lengkap, urin lengkap, dan tes schick (utk mengetahui seseorang telah
mengandung antitoksin)

Edukasi (Nonfarmakologi)
- Isolasi mandiri (krn difteri, infeksinya sangat menular)
Edukasi berupa “Bapak ibu anaknya diminta istirahat total dirumah dulu ya, karena penyakitnya
dapat menular”
- Menjaga kebersihan
- Menggunakan masker
- Diminta untuk wajib mengurangi makan snack dan es krim (karena mnjadi angka kejadian terbesar
tonsilitas pada anak-anak)
- Perlu untuk melakukan vaksinasi difteri
- Perlu disampaikan untuk alat-alat yang digunakan (makan mandi) sebaiknya dipisah
- Dapat diberikan kompres dingin pada leher untuk mengurangi nyeri pada leher selama 5-10 menit