BAtch 34 Part 2 Flashcards
Mid Test
. Perempuan 30 thn ke poliklinik dengan rencana cek up rutin. Keluhan saat ini tidak ada, riwayat menderita demam tifoid 1 tahun yang lalu. Hasil analisa feses 1 minggu yang lalu ditemukan Salmonella feses. Pasien sudah pernah dilakukan tindakan Kolesistektomi 1 bulan yang lalu. Pengobatan pada pasien ini adalah :
a. Ampicillin
b. Prazikuantel
c. Amoxicillin
d. Ciprofloxacin
e. Trimetropin sulfametoksazole
Ciprofloxacin
Wanita, umur 45 tahun MRS dengan keluhan demam, menggigil dan berkeringat. Riwayat sebelumnya pernah tinggal di daerah endemik malaria 3 tahun sebelumnya dan pernah menderita malaria jenis vivax. Selama di Makassar pasien tidak pernah lagi mengalami gejala yang sama, maka perjalanan klinis malaria pada pasien ini disebut :
a. Serangan primer
b. Periode laten
c. Rekrudesensi (8 minggu, spesies sama)
d. Rekurens (24 minggu)
e. Relaps (berulang gejala klinik/parasitemia dalam 5 tahun)
e. Relaps
Seorang pria 25 tahun asal Papua masuk rumah sakit karena demam yang dialami sejak 3 hari, dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 110/70, N 100x/mnt, S 39,9oC, P 20 x/mnt, ikterus, hepatpasienplenomegali. Laboratorium Hb 10 gr/dl, leukpasienit 4.500 /mm3, trombpasienit 60.000/mm3, didapatkan parasit malaria pada tetes tebal dan tipis.Dari hasil anamnesis di dapatkan pasien sudah sering menderita malaria selama tinggal di Papua dan terakhir menderita malaria sejak 6 bulan yang lalu dan pasien baru tiba dari Papua sejak 5 hari yang lalu dan belum pernah minum obat malaria selama demam saat ini. Dalam perawatan hari ke 4 di RS pasien mengalami penurunan kesadaran dan didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium GDS 60 mg/dl, ureum 146 mg%, kreatinin 2,7 mg%, bilirubin total 7 mg%, bilirubin direk 3 mg%, , BAK berwarna kehitaman, dan parasit count 3978 parasit/200 leukpasienit. Patofisiologi yang mendasari BAK kehitaman pada kondisi ini:
a. Trombpasienitopenia
b. Defisiensi G6PD
c. Hemolisis intravaskular
Hemolisis Intravaskular
Seorang perempuan usia 32 tahun datang ke UGD dengan keluhan Demam yang didahului menggigil. Pasien mengaku baru kembali setelah perjalanan ke daerah endemis malaria. Pasien sedang hamil 3 bulan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ikterik (bilirubin 2,5 mg/dl) hepatpasienplenomegali, Hb 6 mg/dl leukpasienit 15000/ul, dan trombpasienit 100.000/ul. Pilihan yang tepat untuk pasien ini dengan kondisi yang dialaminya :
a. Kina selama 7 hari
b. Kina dan primakuin. selama 7 hari
c. Kina dan clindamycin selama 7 hari (Trim Pertama)
d. ACT dan doksisiklin
e. ACT selama 3 hari dan clindamycin (Trim 2 dan 3)
c Kina dan Clindamicin
Seoranglaki-laki 27 tahundibawake IGD karenademam, sakitkepalaberat, kakukudukdanfotofobia. Tidakadariwayatjatuh, trauma dankejangsebelumnya. Padapemeriksaanfisikditemukanpapil edema, kakukuduk, dankelemahananggotagerakkanan. Pasiendidugamenderita meningitis. Hasilpungsilumbalmenunjukkanjumlahsel 3000 sel/ml, dominan PMN 85%, glukpasiena 20 mg/dl. Antibiotik empiris yang dapatdiberikanpadapasieniniadalah:
a. Obat anti tuberculpasienis
b. Ceftriaxone + gentamycine
c. Ceftazidim + levofloxacin
d. Ceftriaxone 2x2g + vancomycin15-20mg/kgBB
e. Amfoterisin B + flukonazole
Ceftri dan Vanco
Seorang pengacara usia 50 tahun datang ke praktek saudarauntuk melakukan pemeriksaan HIV. 1 bulan sebelumnya, pasien baru pulang dari Thailand dan telah melakukan hubungan seksual dengan PSK. Pasien pernah memeriksakan darah 2 minggu sebelumnya dan dikatakan hasil negatif. Pasien masih ragu dengan hasil tersebut dan ingin melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan lanjutan apa yang anda sarankan:
a. HIV Rapid test
b. HIV RNA
c. CD4 kuantitatif
d. Eliza dan westernblot
e. Kultur HIV
HIV RNA
Seorang perempuan 32 tahun dengan riwayat pernah menggunakan narkoba, mengalami kejang kemudian tidak sadar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kaku kuduk negatif dan refleks patologis ppasienitif. Pada pemeriksaan HIV didapatkan reaktif; hitung CD 4 sel/mm3; toksoplasma IgG (+); IgM (-); Interferon Gamma Released Assay (IGRA) negatif; pemeriksaan CT scan otak didapatkan multiple nodul dengan penyengatan pada pemberian kontras. Patofisiologi penurunan jumlah CD4 pada infeksi HIV adalah:
a. Reaksi apoptpasienis dari sel CD4 karena sitokin inflamasi b. Reaksi inflamasi kronis CD4 dalam melawan virus HIV c. Penekanan produksi CD4 di sumsum tulang oleh karena virus HIV d. Penurunan relatif jumlah CD4 karena peningkatan jumlah CD8 e. Efek sitopatik HIV pada sel CD4
Efek Sitopatik HIV
Seorang perempuan berusia 45 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu, batuk berlendir dan sesak. Pasien sedang menjalani kemoterapi yang agresif untuk kanker kelenjar getah bening. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 112x/menit, pernapasan 32x/menit dan suhu badan 38,30C. Konjunctiva anemis, pembesaran kelenjar getah bening di leher dengan diameter 5 cm. Pada pemeriksaan darah didapatkan Hemoglobin 8 gr/dL; leukpasienit 3x103/uL; hitung netrofil absolut pada hari pertama < 1000 sel/mm3 dan pada hari ke delapan <500 sel/mm3.Setelah pemberian antibiotik empiris selama 5 hari, demam tidak kunjung turun. Antibiotik empiris tambahan apa yang sebaiknya diberikan: (risiko tinggi)
a. Acyclovir
b. Gancyclovir
c. Amfoterisin B
d. Flukonazole
e. Pirimetamin
Amfoterisin B
Seorang pria berusia 70 tahun datang dengan keluhan berat badan berkurang disertai dengan lemah badan yang sudah dirasakan hilang timbul selama 2 tahun. Penderita juga merasa cepat kenyang bila makan. Penderita sering merasa demam dan berkeringat malam.Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan pada pemeriksaan abdomen teraba pembesaran hepar 3 cm di bawah arcus cpasientae dan limpa schuffner 6. Pada pemeriksaan darah didapatkan hemoglobin 8 gr/dL; trombpasienit 60.000/μL; leukpasienit 2000/ μL. Hapusan darah tepi tidak didapatkan sel blast dan dari pemeriksaan aspirasi sumsum tulang tidak bisa diaspirasi (drytap). Patofisiologi terjadinya splenomegali pada kasus ini adalah:
a. Infiltrasi sel-sel ganas
b. Hipertensi vena lienalis
c. Hemopoeisis extramedullar
d. Peningkatan aktifitas hemolisis di lien
e. Infeksi kronis sekunder
Hemopoesis ekstra medular
Seorang perempuan berusia 45 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu, batuk berlendir dan sesak. Pasien sedang menjalani kemoterapi yang agresif untuk kanker kelenjar getah bening. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 112x/menit, pernapasan 32x/menit dan suhu badan 38,30C. Konjunctiva anemis, pembesaran kelenjar getah bening di leher dengan diameter 5 cm. Pada pemeriksaan darah didapatkan Hemoglobin 8 gr/dL; leukpasienit 3x103/uL; hitung netrofil absolut pada hari pertama < 1000 sel/mm3 dan pada hari ke delapan < 500 sel/mm3 (skor MASCC 14). Antibiotik empiris apa yang sebaiknya diberikan:
a. Vancomycin sebagai terapi antibiotik inisial
b. Penggunaan duoterapi antibiotik apabila monoterapi gagal
c. Diberikan ciprofloksasin dan amoksisilin/klavulanat sebagai terapi oral empirik
d. Tidak perlu modifikasi terapi empirik inisial pada pasien dengan kondisi tidak stabil atau memiliki kultur darah curiga MRSA
e. Antibiotik monoterapi anti pseudomonal β lactam agent (cefepim, carbapenem)
Cefepim carbapenem
. Seorang perempuan berusia 29 tahun datang ke IGD dengan keluhan perdarahan per vaginam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam disangkal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan perdarahan subkonjungtiva, perdarahan di bawah kulit, ekimosis, ptekie dan purpura. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb 9 g/L; lekosit 5800/uL; trombosit 7000/uL, retikulosit 2.5%. Bilirubin direk dan indirek dalam batas normal, tes ANA negatif. Pemeriksaan penunjang apa yang dianjurkan:
a. Hapusan darah tepi
b. Aspirasi sumsum tulang (megakariosit dan agranuler)
c. Biopsi sumsum tulang
d. Haptoglobin
e. Antibodi anti trombosit
b. Aspirasi sum-sum tulang
Seorang laki-laki berusia 62 tahun dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD) dengan keluhan utama sakit kepala sejak 3 hari, disertai dengan perdarahan dari hidung, os sebelumnya telah berobat ke poli Telinga Hidung dan Tengorokan (THT) dan tidak mengalami perbaikan, saat ini os mengalami keluhan telinga berdenging yang disertai gangguan penglihatan. Setelah 2 hari menjalani perawatan, laki-laki tersebut mengeluhkan sulit bernapas dengan rasa sakit di persendian tulang. Tekanan darahnya 120/90 mmHg, frekuensi jantung 92 kali/menit dan frekuensi pernapasan 20 kali/menit dengan pemeriksaan fisik dijumpai splenomegali schuffner 4. Pemeriksaan laboratorium kadar Hb; 19,8 g/dl, leukosit 14.300/mm3, Trombosit 928.000/mm3 dan Hct 58%. Tatalaksana yang tepat pada os ini adalah:
a. Flebotomi
b. Flebotomi dan aspirin
c. Obat sitoreduksi (>2x fleb dalam sebulan)
d. Flebotomi dan obat sitoreduksi
e. Flebotomi, obat sitoreduksi, aspirin
Flebotomi dan aspirin
Seorang perempuan, 35 tahun, hamil aterm dikonsulkan dari bagian Obs-Gyn dengan kematian janin intra uterin sejak 12 jam yang lalu dengan badan lemah, timbul warna merah kebiruan pada jari tangan, kaki dan genital, sesak dan dada berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 100x/menit tidak teratur, pernapasan 28x/menit dan suhu badan 37,50C. Terdapat conjunctiva anemis, pada ujung jari tangan dan kaki terlihat sianotik, dan purpura pada daerah lengan kanan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 7 g/dL; trombosit < 50.000/µL, PT dan aPTT > 6 detik, D-dimer meningkat berat dan kadar fibrinogen < 1,0 g/L. Patogenesis penyakit ini adalah:
a. Terdapat sejumlah besar aktivator plasminogen dalam darah
b. Gangguan pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan prokoagulan
c. Aktivitas prokoagulan dengan diproduksinya tissue factor
d. Pengaktifan sistem koagulasi secara berlebihan (,hambatan sistem koaglasi, hambatan fibrinolisis)
e. Pembentukan fibrinogen yang tidak normal atau disfibrinogenemia
d.
. Seorang lelaki berusia 67 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan bengkak di kaki kanan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Os baru saja pulang dari bepergian jauh dengan pesawat . Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan edema tungkai kanan, tidak kemerahan, lebih hangat dibandingkan tungkai kiri , dan terdapat nyeri tekan. Pada pemeriksaan penunjang Hb 10,8 g/dl, hematocrit 35,6%, Leukosit 10.500/uL, trombosit 461.000/uL. Ureum 80 mg/dl, kreatinin 2,3 mg/dl. USG Doppler menunjukan adanya trombus di vena femoralis. Tatalaksana antikoagulan yang paling tepat pada os ini adalah :
a. Warfarin
b. Enoxaparin
c. Rivaroxaban
d. Fondaparinux
e. Unfractionated heparin
UFH
Seorang perempuan 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan badan semakin lemas, sejak 2 minggu terakhir. Didapatkan keluhan demam, rambut rontok, nyeri sendi, dan sariawan. PF didapatkan tanda vital dalam batas normal, konjungtiva pucat, tidak ikterik, tidak ada kelainan lain pada pemeriksaan fisik. Hasil lab Hb 8,2 Ht 24,7; leukosit 5000, trombosit 212.000 retikulosit 3,5% eritrosit 3,4 juta. Bilirubin indirek 1,8 bilirubin direk 0,9, test ANA + kuat. Pemeriksaan SI dan TIBC turun, feritin tinggi. Penyebab anemia pada os ini:
a. Anemia karena perdarahan
b. Anemia hemolitik
c. Anemia penyakit kronis
d. Anemia defisiensi besi
e. Anemia sideroblastik
Anemia penyakit kronis
. Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak dan nyeri pada lutut kanan sejak 3 hari terakhir. Os memiliki riwayat mudah lebam dan perdarahan yang sukar berhenti sejak usia 3 bulan. Kakek os menderita penyakit yang sama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan regio genu dekstra asimetris, hangat, nyeri VAS 4, dan ROM aktif pasif terbatas. Hasil laboratorium menunjukkan aPTT memanjang, PT normal, Faktor VIII rendah, faktor IX normal, tes ristosetin normal. Tatalaksana yang paling tepat adalah:
a. Fresh frozen plasma
b. Cryoprecipitate
c. Rekombinan faktor VIII
d. Rekombinan faktor IX
e. Rekombinan faktor VII
Rekombinan faktor VIII
Seorangpria, 25 tahun, datangdengankeluhanbuang air kecilberwarnamerahsejak 3 hari, hilangtimbul. Tidakdidapatkanadanyariwayat trauma. Padapemeriksaanfisikdidapatkanpitting edema bilateral. Dari pemeriksaandidapatkantekanandarah 170/110 mmHg. Hasilpemeriksaanurinyang diharapkanuntukmencaripenyebabkondisiiniadalah: (nefritik)
a. Silinder hialin
b. Sedimen kristal kalsium
c. Lekosit esterase
d. Eritrosit dismorfik
e. Kristal asam urat
eritrosi dismorfik
Pemeriksaanapa yang dianjurkanuntukpenapisanmikroalbuminuriapadaosberisikotinggimengalamigagalginjalkronik?
a. Dipstikurin
b. Albumin-kreatininsewaktu
c. BUN dan SK
d. Protein esbach
e. USG ginjal
Album: Creatinin sewaktu